Akses Internet Berlebihan Dapat Memicu Kejahatan Siber

Ilustrasi
PANDEMI Covid-19 membawa dampak turunan berbagai hal negatif pada anak. Bahkan, kondisi yang mengharuskan anak-anak akrab dengan dunia online bukan tidak mungkin mengakibatan kecanduan internet.
Malahan bisa juga memunculkan kejahatan siber, akses situs porno, akses aplikasi pertemanan online yang mengakibatkan mereka menjadi korban kekerasan, baik visual, verbal dan lainnya.
Kepala seksi data, Informasi Gender dan Kerjasama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY Arif Nasiruddin menjelaskan, dari sisi jumlah dibanding daerah lain, angka Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KTPA) di DIY termasuk kecil. Namun hal ini dipengaruhi pula luas wilayah dan jumlah penduduk DIY yang relatif kecil.
"Jika dilihat dari sisi rasio dengan rumus jumlah kasus dibagi jumlah penduduk, DIY menempati posisi tertinggi di Indonesia. Pada kekerasan dengan korban anak, rasio DIY pada 2020 sebesar 5,05. Sedangkan kekerasan dengan korban perempuan rasionya 5,2," kata Arif.
Dijelaskan, Kalimantan Utara rasionya juga tinggi tapi jumlah penduduknya belum fiks karena merupakan daerah pemekaran yang baru. Satu sisi ini menunjukkan kecendungan terjadinya kekerasan di DIY tinggi. Namun di sisi lain hal ini menunjukkan tingkat kesadaran yang tinggi pada masyarakat DIY untuk melaporkan kejadian/kasus yang dialami. Banyaknya penanganan kasus kekerasan juga menjadi indikator bahwa lembaga layanan di DIY memiliki kinerja yang bagus.
"Pada 2020 terdapat 1.266 korban dengan rincian 441 korban kekerasan pada anak dan 825 kekerasan pada orang dewasa. Titik untuk perincian per wilayah, yaitu Kulonprogo 119, Bantul 224 Gunungkidul 32 kasus, Sleman 302 korban dan Kota Jogja 589 korban. Sedangkan pada 2019 di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 1477 korban, dengan rincian 466 kekerasan pada anak dan 1011 kekerasan pada orang dewasa," jelasnya.
Ketua forum perlindungan korban kekerasan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sari Murti Widyastuti menuturkan, dari total jumlah kekerasan tersebut kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) khususnya yang dilakukan suami masih mendominasi dengan persentase 3 1,75 persen.
"Masih ada PR besar untuk membangun kesadaran laki-laki sehingga ke depan tidak ada lagi kekerasan dengan pelaku suami. Daerah Istimewa Yogyakarta juga sudah punya peraturan daerah (Perda) ketahanan keluarga. Bagaimana Perda ini dimanfaatkan untuk mewujudkan satu keluarga yang memiliki ketahanan dan tidak ada lagi KDRT," jelasnya.
Kepala DP3AP2 DIY Erlina Hidayati Sumardi menuturkan program dan kegiatan yang perlu lebih tajam, yakni pada sisi sosialisasi dan edukasi sehingga bisa mendeteksi sedini mungkin kasus kekerasan.
"Sehingga masyarakat tahu kalau ada indikasi kekerasan, mereka bisa akses konsultasi. Bukan saat sudah terjadi kekerasan baru konsultasi. Jangan sampai anak-anak menjadi korban maupun pelaku kekerasan," katanya. (Feb)
BERITA TERKAIT
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Harlah 1 Abad NU
Diungkap Bea Cukai, Pengiriman Rokok Ilegal Pakai Mobil Pribadi
Sama Seperti Indonesia, Malaysia Juga akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Airlangga Resmikan Kawasan Sains dan Teknologi
Gus Miftah Raih Sarjana di Unissula, Sidang Skripsi Bikin Rekor
Warganet Gaungkan Tagar Pray for Turkey di Twitter
Sukseskan Pelaksanaan MBKM, UTY Gandeng 25 Perusahaan
Bapak Tega 'Garap' Putri Kandung Sendiri
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir Sambut Harlah 1 Abad NU
Wafatnya Pendiri Fo Guang Shan Master Hsing Yun di usia 97 tahun
Presiden Jokowi Kumpulkan Mahfud Md hingga Ketua KPK, Bahas Apa?
Tangkap Komplotan Pencuri Mobil, Anggota Babinsa Terima Hadiah Sepeda Motor
Mulai Tahun Depan Jakarta Bukan Lagi Ibu Kota Negara
Kasus Kekerasan 2019, Hisyam Thole dan Budi Cahyono Berdamai
Semua Lapangan Usaha Positif, Ekonomi DIY 2022 Tumbuh 5,15 Persen
Delegasi ATF Diajak Post Tour Explore Bantul
Waspada Cuaca, Potensi Hujan Lebat di Pegunungan
Post Tour ATF 2023, Pj Bupati Ajak Delegasi Menari dan Makan Durian
Peserta ATF Naik Gerobak Sapi, Lihat Penangkaran Burung Hantu di Lereng Merapi
Presiden Jokowi: Pers Jangan Hanya Bicara soal Kebebasan
Bahaya Kanker Payudara, Jumlah Penderitanya Terus Naik