Mei Puncak Penyebaran Covid-19, Daya Tahan Tubuh Perlu Ditingkatkan

JAKARTA, KRJOGJA.com - Bulan Mei 2020 ini diprediksi menjadi masa puncak penyebaran Covid-19 sehingga perlu meningkatkan daya tahan tubuh.
Menurut dokter Spesialis Paru RS Persahabatan Jakarta Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K),dalam siaran persnya yang diterima KR Senin (11/5 2020) penambahan pasien positif paling tinggi terlihat di tanggal 24 April. Tapi, 25 April tetap ada, 26 April tetap ada juga. Namun, naiknya tidak sebanyak pada tanggal 24 April. Prediksinya bulan Mei ini, masa peak Covid-19.
"Kita lihat dulu saja, apakah ada penurunan atau tidak. Kalau lihat grafik, sekarang masih naik terus. Walaupun di Jakarta sudah mulai flat, tapi daerah lain masih ada terus. Jadi, kalau diakumulasikan, total tetap naik," ungkapnya.
Karena itu, kata Elrina perlu tetap waspada, terlebih pandemi ini berbarengan juga dengan masuknya bulan Ramadan, dimana umat muslim menjalankan ibadah puasa sehingga harus lebih meningkatkan lagi daya tahan tubuh.
Ditekankan Erlina puasa tidak terlalu berefek pada ketahanan tubuh atau sistem imun karena orang tetap makan dan minum. Perbedaannya adalah pada waktu makan dan minumnya. Dalam bulan puasa orang tidak bisa makan sepanjang waktu, namun hanya bisa makan di malam hari, sejak saat buka puasa sampai dengan saat sahur. Karena itu, upaya pencegahan pada masa covid-19 termasuk di bulan Ramadan ini sampai post pandemi tidak berbeda, yaitu antara lain, dengan social distancing, phisical distancing, pakai masker, cuci tangan, kemudian hidup bersih dan sehat.
"Hidup sehat artinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, jangan begadang, tidak merokok, dan lainnya. virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik itu akan meningkatkan sistem imun. Nutrisi sangat penting untuk meningkatkan sistem imun, sehingga jangan sampai kekurangan."
Dia menambahkanvitamin biasanya didapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur sehingga Nah, mungkin ada baiknya diberikan jugamultivitamin atau suplemen.
Dalam kesempatan yang sama
Dr. Inggrid Tania, M.Si sebagai Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan untuk meningkatkan dan memelihara daya tahan tubuh upayanya harus holistik. Misal, tidur yang cukup, istirahat yang cukup, makan yang bergizi seimbang, sebisa mungkin hindari stress, air putih yang cukup. Itu sudah menjadi keharusan.
"Ketika memang kebutuhannya mengharuskan kita perlu suplemen, maka konsumsilah suplemen itu sesuai dengan kebutuhan. Ketika kita harus konsumsi setiap hari, kita bisa mengonsumsinya setiap hari, tetapi tetap dibarengi dengan upaya lain yang mampu menjaga dan meningkatkan sistem imun, seperti minum air putih cukup, istirahat cukup, dan sebagainya. Artinya, mengonsumsi suplemen itu bukan satu-satunya, tetapi sebagai salah satu upaya," kata Dr. Inggrid.
Da memberikan contoh curcumin yang terkandung dalam temulawak. Khasiatnya, yakni sebagai zat bioaktif memiliki sifat-sifat misalnya, antioksidan, anti inflamasi, imunomodulator. Sifat-sifat itu bermanfaat pada berbagai kondisi kesehatan maupun kondisi yang patologis. Termasuk saat pandemi ini. Penelitian-penelitian yang sudah ada juga menunjukkan bahwa Curcumin memiliki sifat anti virus.
Selain orang dewasa, pemberian cucurmin juga bisa diberikan pada anak-anak. Campuran curcumin atau esktrak temulawak di dalam multivitamin, bersifat sinergis. Artinya, selain ada sifat immunomodulator, Curcumin memberikan manfaat lain bagi anak-anak, misalnya, memperbaiki nafsu makan, dan bisa membantu pertumbuhan juga. Hal penting lainnya adalah hampir tidak ada kontra indikasi konsumsi cucurmin, pada anak-anak. Perbedaan pada anak-anak dan dewasa hanyalah di dosisnya saja.
"Kalau Covid-19 kan infeksi virus. Karena infeksi virus ini sifatnya self limiting deases, jadi sangat tergantung pada sistem imun kita," kata Dr. Inggrid.
Dokter ahli tumbuh kembang dr. Ahmad Suryawan, SpA (K) mengatakan, pada anak, infeksi virus, baik virus Covid-19 maupun yang lain, berisiko terhadap tumbuh kembang anak. Dampak proses infeksi pada tumbuh kembang anak sifatnya jangka panjang. Pada anak dibawah enam tahun, dapat mengganggu tumbuh kembang dasar, yakni kemampuan motorik, kemampuan bicara bahasa, dan kemampuan personal kemandirian. Sementara pada anak usia di atas enam tahun, proses infeksi pada usia awal, dapat mengganggu tumbuh kembangnya dalam aspek perilaku dan kecerdasannya.
Khusus untuk Covid-19, karena ada sesuatu yang berbeda dengan infeksi virus yang lain terutama dengan masalah kecepatan penyebaran. Dengan adanya pembatasan sosial dan anak-anak harus sekolah di rumah, maka akan berisiko mengganggu tumbuh kembangnya. Termasuk, akan mengganggu pada pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan tumbuh kembang, dan jadwal pemberian imunisasi. Padahal, pemberian imunisasi dan lain-lainnya tetap harus diberikan, meski pada masa pandemi dan PSBB seperti ini.
"Pada anak-anak, meningkatkan daya tahan tubuh bukan hanya agar mencegah virus itu tidak masuk, tetapi daya tahan tubuh juga harus bisa digunakan untuk menimbulkan energi yang dipakai untuk perkembangan otaknya," kata dokter yang biasa disapa dr. Wawan ini.
DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Health menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak. Penggunaan temulawak yang telah diekstrak menurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.
"Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” ungkap DR. Aswin.
Produk Unggulan SOHO yang berbasis temulawak adalah Curcuma FCT, Curcuma tablet dan dan Curcuma Plus. Untuk Anak, Curcuma Plus tersedia dalam bentuk Vitamin sirup dan tablet dan juga Susu Pertumbuhan.
Untuk dewasa ada Curcuma FCT dalam bentuk tablet. SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR) adalah fasilitas perkebunan dan penelitian milik SOHO yang fokus pada penelitian dan budidaya Temulawak. (Ati)
BERITA TERKAIT
All New Honda Civic Type R, Mengaspal di Indonesia
Disposal Bahan Petasan, Polres Purbalingga Datangkan Jibom
Indonesia Masuk dalam 10 Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak di Lautan
Ditangkap! Seorang WNI Mengemis di Kuala Lumpur
Promosi dan Publikasi WBTb Melalui Pengenalan Wayang Animasi
Lunpia Semarang Jadi Legenda Oleh-oleh Mudik Lebaran
Setelah Daging Busuk, Giliran Makanan Berformalin Ditemukan di Pasar Ini
Inilah 3 Kampus Swasta Terbaik di Jateng Versi Unirank, Buruan Daftar!
Pencuri Laptop Jamaah Masjid Ditangkap
Purbalingga Fokus Enam Prioritas Pembangunan Tahun Depan
Biomedis Jadi Ilmu Favorit di Masa Depan
Lurah Sriharjo Kesal, Jalan Ambles di Wunut Belum Diperbaiki
Berbagi Senyum Berkah di Ramadan 2023, JNE Hadirkan Beragam Program
Ramadhan Keliling Dunia Bersama Unissula
Hari Film Nasional: Insan Perfilman Terus Bergerak Wujudkan Merdeka Berbudaya
Disperinaker Sukoharjo Pantau Pembayaran THR Idul Fitri 2023
Innalillahi..Bocah Kembar Terseret Arus Anak Sungai Serang, Begini Kondisinya
1.000 Anak Yatim di Salatiga Terima Santunan Ramadhan
Hujan Angin 'Ngamuk' di Bantul, Belasan Pohon Tumbang Timpa Rumah
Hebatnya Via Vallen, Sediakan Sahur Gratis Selama Bulan Ramadan Full!
Batal Jadi Host Piala Dunia U-20 Presiden Minta Jangan Saling Menyalahkan