Ternyata Mudah, Hacker Manfaatkan Bot untuk Menyerang Korban

Ilustrasi. (Sumber Pixabay)
HACKER secara berkala mengembangkan metode baru dan kini menggabungkan kemampuan otomasi dengan peretasan agar berhasil menjalankan serangan kepada korbannya (server).
Serangan rumit jenis baru yang mengabungkan penggunaan bot untuk mengidentifikasi calon korban dengan active adversaries sehingga dapat menentukan siapa yang akan diserang dan cara menyerangnya.
"Worms Deliver Cryptomining Malware to Web Servers", dalam artikel SophosLabs Uncut, menjelaskan bagaimana mudahnya para hacker memanfaatkan bot guna menemukan sasaran yang lemah.
Laporan tersebut memaparkan bahwa serangan otomatis mampu mengirimkan bermacam kode berbahaya ke server-server.
Saat bot mengidentifikasi sasaran yang potensial, para hacker menggunakan kecerdasan mereka memilih korban berdasarkan lingkup data sensitif atau kekayaan intelektual yang dimiliki sebuah lembaga, kemampuan untuk membayar tebusan, atau akses ke server-server dan jaringan lain.
Langkah terakhir adalah logis dan manual: masuk ke dalam sistem, menghindari deteksi dan bergerak lateral untuk menyelesaikan misi.
Tujuannya adalah menyelinap masuk diam-diam untuk mencuri data penting lalu keluar tanpa diketahui, melumpuhkan cadangan data, dan mengenkripsi server-server untuk meminta tebusan dalam jumlah besar, atau menggunakan server sebagai landasan untuk menyerang perusahaan-perusahaan lain.
āBlended cyberattacks, yang tadinya hanya bagian kecil dari nation state attackers, kini menjadi praktik yang umum di kalangan hacker karena serangan ini menguntungkan," kata Dan Schiappa, Chief Product Officer di Sophos, dalam keterangannya, Sabtu (29/6/2019).
Schiappa melanjutkan, perbedaannya adalah para nation state attackers cenderung bertahan di dalam jaringan cukup lama sementara hacker biasa mengejar kesempatan mendapatkan uang dengan cepat.
āKebanyakan malware saat ini bekerja secara otomatis sehingga mudah bagi para penyerang untuk menemukan sebuah lembaga yang postur keamanannya lemah, menilai potensi pembayaran mereka, dan teknik-teknik peretasan menggunakan teknik peretasan hand-to-keyboard untuk membuat kerugian sebanyak mungkin,ā ucapnya menambahkan.(*)
BERITA TERKAIT
Takut Ketahuan, Suyono Mutilasi Korban Jadi Enam Bagian
BMM Olah Daging Kurban Jadi Rendang Kaleng
Masyarakat Penghayat Kepercayaan Gelar Ruwatan Popo Sakkalir
Kajari Bantul Setorkan PNPB ke BRI Bantul
Lagi, Kakek Nekat Gantung Diri
Wacana Tiket Home PSS Naik, Ini Suara Hati Suporter
PKP3JH Siaga di Madinah dan Makkah untuk Bantu Jemaah
DPRD Klaten Minta Pendapatan Asli Daerah Ditingkatkan
Popok Bayi Ini Bantu Atasi Ruam Popok Akibat Perubahan Iklim Ekstrem
NasDem : Secara Yuridis MK Sulit Putuskan Proporsional Tertutup
Kelas Khusus Olahraga Kurang Prasarana, Ini Komitmen DPRD BantulĀ
BPPD DanĀ Dinpar Gunungkidul Gelar Table Top Handayani
Bank DKI Raih Penghargaan Bank Terbaik BPD KBMI 2
Terulang Lagi Remaja Jadi Korban Pelecehan di Sleman, Ini 'Warning' dari Psikolog
2.870 Camaba Ikuti Ujian UM-PTKIN di UIN Sunan Kalijaga
Tantangan Sustainability Penurunan Stunting, Akankah Tercapai Zero Stunting di 2030?
Persiapan Puncak Haji, Jemaah Haji Lansia Harus Jaga Tenaga
Masih perlukah Pembukaan Fakultas Kedokteran di Pulau Jawa?
Boyolali Jadi Tuan Rumah Temu Donor Darah Sukarela Se-Jateng
Stiker Lindungi Lansia Terpampang di Setiap Sudut Hotel Jemaah Haji
Siap-Siap War! Tiket FIFA Matchday Indonesia vs Argentina Bisa Dibeli Mulai 5 Juni