Banyak Orang Terobsesi dengan Jumlah 'Like' di Medsos, Ini Alasannya

user
tomi 17 Januari 2019, 04:14 WIB
untitled

APA hal pertama yang Anda lakukan di pagi hari? Apakah memeriksa notifikasi media sosial menjadi hal pertama yang dilakukan? Ya, memang perkembangan teknologi semakin hari semakin mempengaruhi kehidupan manusia.

Munculnya media sosial seakan-akan sudah menjadi bagian dari kehidupan, tak hanya itu media sosial juga telah menciptakan ruang dimana kita dapat berkomunikasi dan berbagi kegiatan menjadi lebih mudah.

Melansir Cosmopolitan, Rabu (16/1/2019), adanya media sosial membuat kebanyakan orang terobsesi dengan jumlah likes pada unggahan yang mereka bagikan. Bahkan itu bisa menjadi penghalang untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di dunia nyata.

Hampir semua dari kita akan mengunggah momen menyenangkan saat liburan, dan mengambil banyak foto dengan pencahayaan sempurna serta sudut pandang yang bagus dan berharap mendapatkan likes yang banyak.

Sebenarnya hal ini memiliki alasan, mengapa media sosial terasa begitu menyenangkan. “Mendapatkan jumlah likes sama seperti mendapat seri penghargaan, Anda mendapatkan dopamin setiap kali mendapat tanggapan suka atau komentar positif di media sosial,” jelas psikolog Emma Kenny.

Mungkin sudah menjadi sifat manusia ingin disukai dan dipuji. Menurut sebuah penelitian efek atau dampak dari jumlah likes media sosial terhadap otak sama seperti memakan coklat dan mendapatkan uang.

Namun, ketika mendapatkan jumlah like yang tidak sesuai harapan, mereka cenderung langsung menghapusnya. Secara objektif, ini memang irasional. Emma Kenny mencatat bahwa perilaku seperti ini muncul ketika seseorang mulai percaya bahwa pendapat orang lain adalah fakta.

"Ini mengkhawatirkan, karena inti dari bahagia adalah tentang menjadi diri Anda sendiri. Jika Anda percaya bahwa pendapat orang lain adalah fakta, harga diri Anda akan rendah, kepercayaan diri makin berkurang atau kesehatan mental yang negatif,” jelasnya. (*)

Kredit

Bagikan