Ingin Kembangkan Mobil Listrik, RI Harus Bujuk China Bangun Pabrik Baterai

user
danar 30 Mei 2018, 20:34 WIB
untitled

PEMERINTAH diharapkan bisa menarik produsen baterai asal China untuk membangun pabrik di Indonesia. Hal ini guna memuluskan pengembangan mobil listrik di dalam negeri.

Pendiri Asosiasi Perusahaan Pengelohan dan Pemurnian Indonesia (APPI) Jonatan Handojo dalam keterangannya mengatakan, saat ini bahan baku dan teknologi baterai, termasuk baterai untuk mobil listrik dikuasai oleh China. Salah satunya nikel yang merupakan bahan baku baterai untuk kendaraan tersebut.

"Ini dikuasai oleh China. Ini yang menjadi persoalan. Ketika kita ingin membuat baterai mobil listrik sendiri, cari bahan bakunya nikel harus 100 persen murni, harus beli dari China," ujarnya, Rabu (30/5/2018).

Jonatan mengungkapkan, sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya nikel yang cukup melimpah. Namun sayangnya, Indonesia belum menguasai teknologi pengembangan baterai berbahan baku nikel.

"Meski kita punyanya Vale. Itu barang dari Sulawesi Tengah dikirim ke Jepang, kadar nikelnya 78 persen. Di Jepang diolah, nikelnya tidak diambil, tapi komponen lain yang lebih mahal, namanya mineral tanah jarang. Nikelnya dikirim ke China, dimurnikan untuk menjadi 100 persen. Karena dia punya limbah bukan B3, tapi B12, lebih pekat racunnya. Jadi nikel 100 persennya bisa beli dari China," jelas dia. (*)

Kredit

Bagikan