Perlu Upaya Bersama untuk Mengatasi Persoalan Gizi di Indonesia

Webinar yang diselenggarakan GAIN. (Istimewa)
Krjogja.com - JAKARTA - Perlu upaya bersama untuk mengatasi persoalan gizi di Indonesia. Demikian diungkapkan pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Ni Made Diah Pertama Laksmi mengatakan perlu upaya bersama untuk mengatasi persoalan gizi di Indonesia.
“Persoalan gizi tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, tetapi perlu kolaborasi dengan banyak pihak dan mitra,” ujar Diah dalam webinar yang diselenggarakan GAIN yang dipantau di Jakarta, Kamis (24/11/2022)
Ia menjelaskan Kementerian Kesehatan memiliki target menurunkan prevalensi balita stunting dari 24 persen menjadi 14 persen pada 2024. Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai program prioritas sebelum masa kehamilan dan setelah kelahiran.
Sejumlah program prioritas yang merupakan intervensi spesifik di antaranya skrining anemia pada remaja putri, konsumsi tablet tambah darah pada remaja, ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan sedikitnya enam kali, konsumsi tablet penambah darah bagi ibu hamil, makanan tambahan bagi ibu hamil, bayi mendapat ASI eksklusif, balita mendapat makanan tambahan yang kaya protein hewani.
Selanjutnya balita yang mengalami masalah gizi mendapatkan tambahan makanan, balita yang mengalami gizi buruk mendapatkan tata laksana yang baik, dan balita dipantau pertumbuhannya.
“Intervensi spesifik ini merupakan program prioritas yang jangkauannya rendah. Sementara kalau kita mau menurunkan prevalensi balita stunting dan masalah gizi lainnya, kita harapkan intervensi itu dapat memenuhi target. Untuk itu perlu kolaborasi bersama,” ujarnya.
Sebelumnya, Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia bersama pemerintah terus mendorong sistem pangan menjadi lebih baik, sehingga dapat memberikan lebih banyak makanan bergizi untuk kelompok yang paling rentan.
Peneliti Senior SEAMEO REFCON Helda Khusun mengatakan intervensi permasalahan gizi tersebut dapat dilakukan mulai dari sekolah. "Mulai dari siswa mendapatkan makanan yang bergizi hingga skrining remaja putri yang mengalami anemia. Dengan demikian dapat dilakukan intervensi sejak awal," katanya. (Ati)
BERITA TERKAIT
Datangkan 8 Pemain Baru, Chelsea Habiskan Rp 4,8 Triliun
Candi Borobudur Kini Tak Masuk Daftar 7 Keajaiban Dunia
Beri Kontribusi Nyata dalam Kelola Sampah untuk Capai Target Zero Emisi
Wajah Teddy Bear Tergambar di Planet Mars
Ferry Irawan Mengaku Pasrah
Ratusan Pohon Ganja Tertanam di Obyek Wisata
Mantan Pelatih Timnas, Benny Dollo Meninggal Dunia
DED Pasar Kartasura, Segera Terealisasi Pembangunan
Harimau Lapar Mangsa Dua Petani
Bai Nian, Tradisi Silaturahmi Warga Tionghoa yang Terus Dilestarikan
Tetap Waspada! Sukoharjo Tingkatkan Capaian Vaksinasi Booster Kedua
Ganjar Luncurkan Program Beras untuk Ibu Hamil
Pengembangan Motor Listrik Masuk RKPD 2024
UPTD BLK Disperinaker Sukoharjo Buka Pelatihan Kerja Gelombang I
Gagal Bercinta Gara-gara Menolak Pakai Kondom, Pemuda Tikam PSK Remaja
Polres Boyolali Siap Tindak Tegas Pengguna Knalpot Blombongan
Kapolres Pastikan Isu Penculikan Anak di Purbalingga Hoaks
Rambut Kering Masalah Utama Perempuan Indonesia
Bersifat Multidimensi, Pengentasan Kemiskinan DIY Perlu Strategi ‘Cespleng’
Indonesia Siap Gelar Rangkaian ATF 2023 di DIY
Kontribusi Koperasi Terhadap PDB di Indonesia Masih Rendah