Pesan Bunda Cinta Terhadap Banyaknya Perokok Anak, Jauhkan Tontonan Orang Tua Merokok

Shinta Bunda Cinta (Foto: IG @shinta_bundacinta)
Krjogja.com - YOGYA - Anak-anak perlu dijauhkan dari tontonan para orang tua, saudara yang merokok. Agar nasehat dari guru di sekolah bisa lebih efektif mencegah anak-anak untuk tertarik merokok. Langkah ini perlu dilakukan sebagai upaya menekan laju peningkatan prevalensi anak merekok.
Pesan tersebut disampaikan Praktisi Psikologi Shinta Bunda Cinta, MSi, MA terkait perkembangan peningkatan terus menerus prevalensi anak merokok. "Rasanya tak ada artinya anak-anak mendengar dari gurunya bahwa zat di dalam rokok sangat berbahaya, tetapi di rumah dia melihat bapak, kakek, paman dan juga tetangganya merokok setiap hari," ujarnya.
Bunda Cinta yang telah malang melintang membagi tips tentang penanganan keluarga dan anak mengaku miris dengan kenyataan bahwa angka prevalensi perokok anak di Indonesia beberapa tahun terakhir ini mengalami kenaikan. Namun keprihatinan tidak cukup, tanpa upaya menjadikan para anak-anak menjadi generasi yang unggul di kemudian hari. Termasuk menjauhan anak-anak melihat orang dewasa merokok.
Baca Juga
Lokasi 4 Persimpangan ETLE di Yogya, Langgar Marka Jalan Terbanyak
10 Gudeg Legendaris di Jogja untuk Nostalgia
Keprihatianan terhadap naik terus prevalensi perokok anak berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), dan Sentra Informasi Keracunan Nasional (Sikernas) dari BPOM menyebutkan ada 3 dari 4 orang mulai merokok di usia kurang dari 20 tahun.
Kementerian Kesehatan telah merelease ungkapan keprihatinan atas meningkatnya jumlah perokok anak. Data menunjukkan, prevalensi perokok anak terus naik setiap tahunnya, pada 2013 prevalensi perokok anak mencapai 7,20%, kemudian naik menjadi 8,80% tahun 2016, 9,10% tahun 2018, 10,70% tahun 2019. Jika tidak dikendalikan, prevalensi perokok anak akan meningkat hingga 16% di tahun 2030. Tingginya prevalensi perokok pemula akan menghasilkan generasi muda yang tidak unggul
Menurut Bunda Cinta, penguatan dari dalam keluarga juga bisa dimulai dengan melancarkan kembali komunikasi dan simpul-simpul kasih sayang antara semua anggota keluarga, karena bisa jadi merokok merupakan pelarian bagi anak atau remaja untuk mencari perhatian ataupun eksistensi diri di tengah teman-temannya.
Dikemukakan, peningkatan prevalensi perokok anak dan remaja tak akan bisa dibendung jika rayuan tentang rokok lebih sering dilihat dan didengar anak. Jadi yg penting adalah bagaimana semua pihak bisa bersatupadu mencegah masalah ini. Bukan hanya bahaya sebagai perokok aktif, anak sebagai perokok pasif juga sangat memprihatinkan, terutama dampaknya di masa-masa mendatang. Pemerintah, pengusaha, pendidik, keluarga dan juga masyarakat semua harus satu kata, tujuannya satu, yaitu demi terwujudnya Generasi Indonesia yang Berkualitas.
Bunda Cinta mengharapkan langkah-langkah pencegahan dari Tiga Unsur Pendidikan, yaitu pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat. Di sekolah-sekolah, semakin digencarkan pemberian edukasi bahaya dan resiko merokok, zat berbahaya, efek samping, dll. Dari pihak keluarga dan masyarakat mari kita saling bergandengtangan satukata dengan sekolah bahwa merokok itu berbahaya.
Terkait peningkatan prevelensi perokok anak, Ketua MPR Bambang Soesatyo sudah mendesak pemerintah dalam hal ini Kementrian Perindustrian dan Perdagangan untuk menyikapi hal tersebut. "Penting sekali untuk terus dipantau sejauh mana regulasi tentang pembatasan usia pembelian rokok, juga pembatasan iklan rokok di berbagai media," ujar Bunda Cinta
Ia mengajak semua pihak melakukan sesuatu untuk mengembalikan mereka menjadi generasi unggul dan berkualitas, khususnya generasi yang bebas dari rokok dan obat-obatan terlarang.(Jon)
BERITA TERKAIT
Tetapkan 1 Tersangka, Kejari Sukoharjo Tangani Kasus Dugaan Korupsi PD BKK Bulu
Berkedok 'Valet Parking' Hotel Bawa Kabur Mobil HRV
Sambut Ramadan, Komunitas Guru Gugus 8 Depok Gelar Bazar
Perdebatan Hisab dan Rukyat Sudah terjadi di Zaman Belanda
Padusan di Telaga Kusuma, Pengunjung Disambut Live Music
AMI Bertekad Implementasikan Sapta Karsa
Sadisnya Pelaku Mutilasi Pakem, Usai Membunuh Mampir Makan di Warmindo
Suasana Puasa Zaman Kolonial Belanda, Satu Bulan Sekolah Libur
Organisasi Berbasis Digital, Jadilah Kupu-kupu
Lulusan STPMD 'APMD' Dituntut Proaktif dan Aplikasikan Ilmu di Masyarakat
Pelaku Mutilasi Sempat Tulis Surat, Kita Bisa Bertemu di Penjara atau Akhirat
Berangkat Mijit Pelanggan, Malah Curi Motor
BRI Terkoneksi SIPD, Mudahkan Pengelolaan Transaksi Keuangan
Imam Sudjarwo Terpilih Ketum Ketiga kalinya
Oknum Kepsek dan Korwil Disdik di Wonogiri Bikin Foto Asusila
497 ASN Pemkab Sukoharjo Terima SK Kenaikan Pangkat
Sosialisasi Dan FGD Menyikapi Erupsi Merapi Terkini
Wonogiri Sudah Siap Sambut Arus Mudik
Disparpora Gelar Pelatihan Kuliner Khas Merapi - Merbabu
PLN Siap Amankan Pasokan Listrik di DIY
Polisi Jerat Pelaku Mutilasi Pakem dengan Hukuman Mati