Aritmia Jantung Bisa Menyebabkan Kematian Mendadak

Ilustrasi
Krjogja.com - JAKARTA - Aritmia merupakan detak jantung yang tidak normal yang mengakibatkan gangguan fungsi jantung. Aritmia bisa terjadi yakni detak jantung tidak teratur, terlalu cepat atau terlalu lambat dari yang seharusnya. Pada kondisi istirahat, detak jantung normal berkisar antara 60 – 100 kali per menit. Bila terlalu cepat detak jantung bisa mencapai 200 - 250 kali per menit, sedangkan terlalu lambat bisa 30 - 40 kali per menit.
“Aritmia ada 3 hal yakni, terlalu cepat, terlalu lambat dan tidak beraturan. Dari ke tiga hal ini yang paling berakibat fatal adalah detak jantung yang terlalu cepat dan yang terlalu rendah, karena sama sama bisa menimbulkan kematian secara mendadak, “ kata Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Subspesialis Intervensi Elektrofisiologis (konsultan aritmia) di Heartology Cardiovascular Center dr Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP dalam acara media gathering di Jakarta, Senin (30/01/2023).
Dikatakan, aritmia dapat disebabkan karena hipertensi, diabetes, kelainan katup jantung dan penyakit jantung koroner. Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti tidak dapat mengelola stres dengan baik, kurang tidur, merokok, konsumsi minuman beralkohol.
Menurutnya, keluhan yang sering dirasakan pasien dengan gangguan aritmia sangat beragam, misalnya rasa berdebar-debar, dada tidak nyaman, sesak nafas, cepat capai, ataupun kliyengan/ sempoyongan. Pada kondisi yang lebih berat, gejala bisa berupa stroke, pingsan, bahkan kematian mendadak.
“Ketika terjadi aritmia, beberapa orang tidak menyadari kondisi mereka karena gejalanya tidak spesifik. Namun, pada kasus-kasus yang berat, gangguan aritmia dapat menyebabkan terjadinya stroke, bahkan kematian mendadak,” katanya.
Dijelaskan, banyak kasus aritmia yang telah tangani, baik pasien usia muda maupun lanjut usia, baik laki-laki maupun perempuan. Pasien usia muda sering datang dengan keluhan rasa berdebar-debar atau rasa tidak nyaman di dada, yang muncul secara tiba-tiba. Oleh karena kemunculannya yang tiba-tiba, deteksinya sering tidak mudah. Selain perekaman jantung menggunakan elektrokardiografi (EKG), kadang diperlukan perekaman kontinyu selama beberapa hari supaya mampu mendeteksi gangguan aritmia yang diderita oleh seorang pasien dengan alat Holter Monitor.
“Belum lama ini kami berhasil mendeteksi gangguan aritmia pada seorang laki-laki muda usia 30 tahun. Keluhan berdebar dirasakan sudah sejak setahun yang lalu, namun rekaman EKG sering ditemukan normal. Perekaman irama jantung secara kontinyu selama 24 jam berhasil mendeteksi adanya aritmia yang berupa denyut ekstra sebanyak hampir 25 persen dari keseluruhan denyut jantungnya. Obat-obat sudah dikonsumsi, bahkan tindakan kateter ablasi sudah diupayakan di kota lain. Namun keluhan belum membaik. Kegiatan dan pekerjaan sehari-hari sangat terganggu dengan penyakitnya ini. Setelah melalui pemeriksaan yang menyeluruh, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan tindakan kateter ablasi 3 dimensi untuk hasil yang lebih presisi dan maksimal,” paparnya.
Dijelaskan, kateter ablasi adalah tindakan intervensi non-bedah dengan menggunakan kateter yang digunakan untuk memandu dokter memetakan, melokalisir dan menghancurkan jaringan penyebab impuls listrik tidak normal pada jantung. Pada pasien tersebut, setelah dilakukan ablasi konvensional, gangguan irama jantungnya belum membaik. Namun, dengan teknologi 3D, alhamdulillah gangguan aritmianya berhasil disembuhkan, sehingga kualitas hidup pasien tersebut jauh lebih nyaman dan beliau tidak perlu minum obat lagi,” ungkap Sunu.
Pada kasus aritmia yang lebih kompleks, misalnya atrial fibrilasi (AF) yang berisiko meningkatkan stroke sampai 5x lipat, atau ventrikular takikardia (VT) yang bisa mengancam nyawa pasien, kami menggabungkan teknologi 3D di Heartology Cardiovascular Center dengan teknologi HD Grid 3D Mapping System untuk meningkatkan keberhasilan tindakan dan mengurangi kekambuhan gangguan aritmianya.
“HD Grid menggunakan kateter multipolar dan multidirectional yang memungkinkan penggabungan pemetaan magnetic dan impedans secara bersamaan, sehingga tindakan kateter ablasi 3D memiliki tingkat presisi dan akurasi yang tinggi,” paparnya.
Data klinis menunjukkan bahwa penggunaan teknologi ini mampu menurunkan tingkat kekambuhan AF menjadi hanya sekitar 10 persen setahun pascatindakan (beberapa kali lipat lebih baik dibanding teknologi konvensional).
“Heartology Cardiovascular Center berkomitmen untuk memberikan pelayanan komprehensif yang didukung teknologi medis mutakhir untuk semua pasien jantung dan pembuluh darah, termasuk aritmia sehingga menghasilkan medical outcome terbaik, membantu pasien mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik, dan meningkatkan harapan hidup pasein,” katanya. (Lmg)
BERITA TERKAIT
4 Warung Pecel 'Wajib Mampir' Saat Berkunjung ke Ponpes Gontor 1
Mahasiswa UMY Meninggal di Kost, Polisi Masih Tunggu Hasil Visum
Bulan Ramadan, Hotel Ini Tawarkan Promo Staycation Rp 500 Ribu Tiga Hari
Deretan Kelompok Musik Indonesia dengan Lagu Religi Terpopuler
Kiki Narendra Ternyata Seorang Dokter Problematik, Intip Cerita di Baliknya!
Kemenkominfo Adakan Kelas Video Podcast Literasi Digital
Perumda Air Minum Tirta Satria Bangun Bak Pra Sedimentasi
Seruan Pola Hidup Sehat di Adeging Pura Mangkunegaran 2023
Ngeri! Melihat Dari Dekat Lokasi 'Mercon Maut' Kaliangkrik
Bulutangkis Vietnam Challenge 2023: Jafar/Aisyah Bawa Pulang Gelar Untuk Merah Putih
PBNU Apresiasi Meningkatnya Kepercayaan Publik Kepada Polri
Pingin Buka Puasa dengan Menu Beragam? ke Masjid Syuhada Yuk..
BRI Boyong 7 Penghargaan di Ajang PR Indonesia Awards (PRIA) 2023
Sinergi Telkom dan BPKP Hadirkan Solusi untuk Mudahkan Pemantauan Gangguan Jaringan
Realisasikan Pembangunan JLT, Sukoharjo Butuh Rp 360 M
Seleksi Sekolah Kedinasan 2023 Dibuka, Pemerintah Sediakan Ribuan Kebutuhan
Kekerasan Jalanan Masih Terjadi, Sultan Minta Ortu Tanggung Jawab
Record Store Day Yogyakarta Bakal Digelar di Bengkel Kopi
MenKopUKM dan Mendag Sepakat Berantas Impor Pakaian Bekas Ilegal, Berikut Langkahnya!
Gospeng dan Pak Tan Sambut Ramadan Lewat Lagu 'Selak Imsyak' Ingatkan Sahur
Kapolda Jateng Tinjau Ledakan Kaliangkrik, Bahan Mercon Termasuk Low Explosive