Makan Kurma Harus Ganjil, Ini Penjelasan Sesuai Hadis dan Medis

user
Tomi Sujatmiko 26 Maret 2023, 09:20 WIB
untitled

Krjogja.com - MAKAN kurma dianjurkan sebagai makanan awal berbuka puasa. Jumlah yang dimakan juga dianjurkan dalam jumlah ganjil sesuai kebiasaan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW dan ini bagian dari sunnah.

“Barang siapa yang sarapan dengan tujuh butir kurma ajwa, maka tidak berbahaya baginya pada hari itu racun maupun sihir." (HR Bukhari)

Kenapa makan kurma harus ganjil adalah sebuah anjuran dalam agama Islam dan bukanlah sebuah kewajiban. Selain karena sunnah, makan kurma harus ganjil dan dalam jumlah sederhana (tidak berlebihan) ada alasan medisnya.

Praktisi kesehatan dan anggota Lembaga Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Islam (RSI) dr. Titik Kusumawinakhyu melansir dari Antara, menjelaskan alasan medis kenapa makan kurma harus ganjil dan tidak berlebihan.

Ini karena ketika seseorang mengonsumsi kurma dalam jumlah banyak saat buka puasa khususnya, dipastikan akan memperberat metabolisme dan meningkatkan kadar glukosa pengonsumsinya. Makan kurma dalam jumlah sederhana, sejatinya sudah cukup untuk mengembalikan energi saat berbuka puasa. Berikut ulasan Liputan6.com tentang alasan kenapa makan kurma harus ganjil, Sabtu (25/3/2023).

Sunnah Rasulullah SAW

Kenapa makan kurma harus ganjil? Makan kurma harus ganjil seperti 1, 3, atau 7 merupakan bagian dari sunnah Rasulullah. Ini adalah praktik yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu kebiasaan makan beliau.
Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan alasan kenapa makan kurma harus ganjil. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW berkata:

“Jika salah satu dari kalian ingin berbuka puasa, maka lakukanlah dengan kurma, karena kurma adalah makanan yang penuh berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW juga disebut makan kurma dengan jumlah yang ganjil saat berbuka puasa:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berbuka puasa dengan tamr (kurma) sebelum shalat maghrib, jika tidak ada tamr maka beliau berbuka dengan air.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Makan kurma harus ganjil bukan hanya menjadi sunnah Rasulullah saat berbuka puasa, tetapi juga saat menunaikan sholat Idul Fitri. Saat merayakan hari raya Idul Fitri, Nabi Muhammad SAW juga dianjurkan untuk mengonsumsi kurma ganjil sebagai bagian dari sunnah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi Muhammad SAW disebutkan memakan kurma sebelum pergi ke sholat Idul Fitri.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمْرَاتٍ فَرْدًا أَوْ فِطْرًا

Artinya: Dari Anas bin Malik ra., dia berkata: “Rasulullah saw. tidak berangkat ke shalat Idul Fitri sampai dia memakan kurma dalam jumlah ganjil atau genap.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, dan juga oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya.

Kenapa makan kurma harus ganjil adalah sebuah anjuran dalam agama Islam dan bukanlah sebuah kewajiban. Ini karena tidak ada ketentuan dalam agama yang mengharuskan umat Muslim untuk makan kurma dalam jumlah ganjil.

Namun, makan kurma dalam jumlah ganjil menjadi salah satu kebiasaan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ini mengingat umat muslim dianjurkan untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dalam segala hal, termasuk dalam pola makan.

HALAMAN

Kredit

Bagikan