Unik, Tradisi Menbangunkan Sahur Ini Cuma Ada di Indonesia

Foto yang diambil pada 19 Mei 2018, para pemuda bernyanyi dan memukul drum berkeliling sekitar lingkungan mereka di Jakarta. Kegiatan tersebut merupakan tradisi selama bulan ramadan membangunkan warga untuk sahur. (AFP PHOTO/BAY ISMOYO)
Krjogja.com - YOGYA - Saat bulan suci Ramadan datang ada banyak tradisi khas nusantara yang memeriahkan suasana bulan puasa. Salah satunya adalah tradisi membangunkan sahur di Indonesia.
Tradisi membangunkan sahur di Indonesia bukan lah tradisi yang asing. Tradisi unik ini berkembang di daerah-daerah di Indonesia dan menjadi identitas daerah tertentu. Dikutip dari berbagai sumber, berikut tradisi membangunkan sahur di Indonesia.
1. Tradisi Ngarak Beduk
Tradisi membangunkan sahur ngarak beduk berasal dari Suku Betawi di Jakarta dan sekitarnya. Tradisi ngarak beduk atau beduk sahur dilakukan secara beramai-ramai, baik anak kecil hingga orang dewasa.
Gerobak yang berisik beduk ditarik beramai-ramai sambil dipukul. Biasanya rombongan tradisi ngarak beduk juga membawa genta, rebana, dan genjring, sehingga semakin meriah.
Tak lupa mereka berjoget sambil menyanyikan lagu-lagu daerah untuk membangunkan orang sahur. Tradisi ngarak beduk merupakan salah satu tradisi Betawi yang dipengaruhi budaya Tiongkok. Sayangnya saat ini, tradisi ngarak beduk mulai berkurang dan jarang dilakukan masyarakat Betawi.
2. Tradisi Koko’o Suhuru
Koko’o Suhuru atau ketuk sahur adalah tradisi membangunkan warga dengan menggunakan barang bekas dan diiringi lagu-lagu daerah. Tradisi ini masih dipertahankan oleh orang tua hingga remaja di Gorontalo.
Tradisi membangunkan sahur ini sudah dilakukan turun-temurun. Kemudian berkembang menjadi tradisi khas Gorontalo kala Ramadan tiba.
Mereka biasanya menyanyikan lagu Hulontalo Lipu’u diiringi ketukan khas dari barang bekas. Warga secara beramai-ramai menyusuri sepanjang jalan membangunkan warga untuk bersahur.
Selain menyanyikan lagu khas daerah, mereka juga menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga menciptakan lagu sendiri yang diberi judul “Menunggu Sahur”. Rombongan ketuk sahur selalu disambut dengan antusias oleh warga setempat.
Baca Juga
3. Tradisi Dengo-Dengo
Masyarakat Kota Bungku, Ibu Kota Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, memiliki tradisi membangunkan sahur yang mereka sebut "Dengo-Dengo". Dengo-Dengo sendiri dalam bahasa Indonesia bermakna tempat beristirahat.
Dengo-Dengo merupakan sebuah bangunan yang menjulang setinggi hampir 15 meter. Terbuat dari batang bambu sebagai tiang penyangga, menggunakan lantai papan dengan ukuran 3×3 meter persegi dan beratap daun sagu.
Dengo-dengo didirikan dengan cara gotong royong oleh warga menjelang datangnya bulan Ramadan. Dengo-Dengo sudah hadir di Bungku sejak awal masuknya Islam sekitar abad ke-17.
Sejak kemunculannya tradisi dengo-dengo bertujuan untuk menyerukan agar bangun saat sahur dini hari. Bangunan ini juga dilengkapi sebuah gong, gendang, dan rebana, serta ditunggui sekitar 8 orang warga.
Hampir setiap rukun tetangga memiliki sebuah Dengo-Dengo. Pada petang hari, Dengo-Dengo berfungsi sebagai tempat beristirahat menanti waktu berbuka puasa.
BERITA TERKAIT
Besok Sidang Perdana Mario Dandy dan Shane Lukas Digelar
DPRD Grobogan Putuskan Raperda Tibum Jadi Perda
Alamnya Tetap Asli, 5 Destinasi DIY Ini Wajib dikunjungi
Bensin Sumbang Inflasi Kota Yogya 4,72 Persen Pada Mei 2023
Memperebutkan Trofi GKR Hemas, Lomba Design Batik Jogokariyan
Pimpinan PSHT dan Brajamusti Sepakat Damai
Banyak Keluhan Masyarakat, Polres Sukoharjo Tertibkan Motor Berknalpot Brong
Hasil Jemput Bola, 15.000 Warga Sukoharjo Sudah Ber-KTP Digital
Bimbo Risih Masalah Korupsi Indonesia, Dituangkan Lewat Lagu 'Jokowi dan Mahfud MD'
Bentrok Massa di Jogja, Begini Kronologisnya Menurut Polda DIY
Berbusana Jawa, ASN Boyolali Khidmat Ikuti Upacara Hari Jadi Boyolali ke-176
Padukan Unsur Budaya Jawa, Peluru Karet Luncurkan EP Berjudul 'Urban'
IRT Tewas Tertabrak di Perlintasan KA Gedung Kesenian Wates
Zlatan Ibrahimovic Gantung Sepatu, Sampaikan Pidato Haru di San Siro
Pejabat Utama Polres Karanganyar Dimutasi
Tahu Pemilik Sedang Mandi, Wely Embat Scoopy
Terkait Bentrok di Jogja, 9 Luka dan 352 Orang Dievakuasi Polda DIY
Update KA Bandara YIA Mulai Juni 2023 Keberangkatan Akhir dari Stasiun Tugu 20.35 WIB
Mandi Usai Main Bola, Pemuda Warga Sedayu Tenggelam di Sungai Progo
Perang Spanduk Jelang Pemilu, Jaga Kondusivitas Pro Kontra Jangan Berkelanjutan
Perkuat Kapasitas Hadapi Bencana, BRI dan BNPB Gelar Pelatihan Kedaruratan Bencana