Menurut Imam Al-Ghazali, Adab Berpuasa ini Patut Dipahami

user
Tomi Sujatmiko 01 April 2023, 08:38 WIB
untitled

Krjogja.com - Jakarta - Adab berpuasa menurut Imam Al-Ghazali sangat penting untuk diketahui oleh umat Muslim. Adab adalah suatu perilaku saat melaksanakan atau melakukan urusan-urusan. Adab yang baik mencerminkan diri kita.

Adab berpuasa menurut Imam Al-Ghazali perlu diperhatikan dan diamalkan, sebab dengan adab tersebut kita bisa menentukan kualitas ibadah ini di hadapan Allah SWT. Hal ini juga akan mempengaruhi pahala yang diterima oleh seseorang.

Dengan mengetahui adab berpuasa menurut Imam Al-Ghazali, kita bisa belajar memperbaiki diri selama bulan Ramadhan ini. Ada berbagai adab berpuasa menurut Imam Al-Ghazali, mulai dari konsumsi makanan yang baik hingga menghindari perselisihan.

Agar lebih paham, berikut Liputan6.com ulas mengenai adab berpuasa menurut Imam Al-Ghazali yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/3/2023).

1. Konsumsi Makanan yang Baik

Adab berpuasa menurut Imam Al-Ghazali yang pertama adalah mengonsumsi makanan yang baik. Selama berpuasa, khususnya di bulan Ramadhan, makanan yang sebaiknya kita konsumsi adalah makanan yang baik atau halalan thayyiba. Makanan yang baik tidak identik dengan makanan yang lezat atau mahal, tetapi adalah makanan yang baik bagi kesehatan dan tentu saja juga halal secara syarí.

Beberapa makanan yang baik kita konsumsi selama Ramadhan, disamping makanan pokok seperti nasi atau lainnya, adalah kurma, madu, sayuran, daging, ikan, dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan selama menyantap menu buka puas, yakni harus makanan yang secara kesehatan baik untuk dikonsumsi dan juga halal secara syarí.

2. Hindari Perselisihan

Selanjutnya, adab berpuasa menurut Imam Al-Ghazali adalah menghindari perselisihan. Pertengkaran atau perselisihan bisa terjadi kapan saja. Tetapi orang-orang berpuasa sangat dianjurkan menjaga kesucian bulan Ramadhan dengan tidak melakukan pertengkaran. Untuk itu, diperlukan kesadaran penuh untuk menahan diri dari emosi yang dapat menjurus pada pertengkaran. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah yang dirawayatkan oleh Bukhari, yang berbunyi:

وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

Artinya: “Dan jika seseorang mengajak bertengkar atau mencela maka katakanlah, “Sesungguhnya aku sedang berpuasa. (Ucapkan hal ini dua kali).”

Jadi ungkapan “Aku sedang berpuasa” sebagaimana dimaksudkan dalam hadits di atas adalah untuk menyatakan ketidaksanggupan kita untuk berselisih atau bertengkar dengan pihak lain di bulan Ramadhan. Dengan begitu, sebagai umat Muslim kita sangat dianjurkan untuk bisa menjaga perdamaian dan kerukunan bersama di saat sedang berpuasa

Kredit

Bagikan