Mantan Bos Google Eric Schmidt Ungkap AI Membahayakan Kehidupan Manusia

Eric Schmidt menjadi salah satu tokoh teknologi yang juga menunjukkan kepeduliannya tentang bahaya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). (Google)
Krjogja.com - Jakarta - Eric Schmidt menjadi salah satu tokoh teknologi yang juga menunjukkan kepeduliannya tentang bahaya kecerdasan buatan.
Mantan CEO Google ini menyoroti potensi penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
Dilansir Engadget, Jumat (26/5/2023), Schmidt menyatakan bahwa AI memiliki “risiko eksistensial” yang mampu membuat banyak orang “terluka atau terbunuh”. Keterangan ini disampaikannya kepada para tamu yang hadir di CEO Council Summit The Wall Street Journal.
Meskipun ancaman tersebut belum terlalu terlihat sekarang, ia memperkirakan AI dapat membantu menemukan kelemahan keamanan perangkat lunak atau jenis biologi baru dalam waktu dekat.
"Maka dari itu, penting untuk memastikan sistem ini tidak 'disalahgunakan oleh orang jahat',” ungkapnya.
Sayangnya, saat ini Eric Schmidt belum menemukan solusi yang tegas untuk mengatur AI dan tidak memiliki pengaruh langsung terhadapnya. Namun, ia bergabung dengan para tokoh terkenal yang menyarankan kehati-hatian dalam mengembangkan teknologi ini.
Schmidt juga berpartisipasi dalam Komisi Keamanan Nasional AI yang meninjau teknologi tersebut. Komisi ini menerbitkan laporan tahun 2021 yang menyatakan bahwa Amerika Serikat belum siap menghadapi dampak teknologi AI.
Karenanya, ia tidak yakin bahwa akan ada regulator khusus yang mengatur pendekatan AI di AS.
Sementara itu, sebelumnya pada bulan Maret, sejumlah pemimpin industri teknologi dan peneliti menandatangani surat terbuka yang meminta perusahaan untuk menghentikan eksperimen AI selama enam bulan.
AI Berpotensi Timbulkan Banyak Masalah
Gagasan yang juga disetujui Elon Musk dan Steve Wozniak ini bertujuan memberi waktu jeda pengembangan AI untuk memikirkan kembali implikasi keselamatan dan etika dari pekerjaan mereka.
Seiring dengan perkembangannya, saat ini AI sudah banyak menimbulkan berbagai masalah etika. Kini sekolah melarang penggunaan ChatGPT OpenAI untuk menghindari kecurangan, ketidakakuratan, misinformasi, dan akses ke data sensitif.
Bahkan, dalam waktu dekat teknologi ini dikhawatirkan akan menyebabkan otomatisasi besar-besaran yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. (*)
BERITA TERKAIT
Acer Menawarkan Inovasi di Laptop Gaming Predator Triton 16
Tak Gajian, Lima Karyawan Mencuri Alat Produksi
BPJS Terapkan Transformasi Pelayanan
Calhaj Karanganyar Diminta Fokus Ibadah, Kurangi Belanja dan Jalan-Jalan
Kebutuhan Air Pertanian Dipredisi Bermasalah di Oktober-November
Tasmi' dan Pelepasan Peserta Didik SDIT Insan Utama
Ketum KONI DIY Membuka Bulutangkis GKR Hemas Cup 2023
Tips Aman Naik dan Turun Sepeda Motor ala Honda Istimewa
PSS Segera Naikkan Harga Tiket Laga Kandang, Ini Alasannya
5 Prinsip OJK Perkuat Pelindungan Konsumen
KPU Verifikasi Administrasi 776 Bacaleg
Anggota PSHT Grudug Polres Bantul, Desak Pelaku Ditangkap
Isi BBM di SPBU, Mobil Pikap Hangus Terbakar
Tiga Pejabat Bidang Humas Polda Jateng Resmi Berganti
Menpora Dito Dukung Indonesia Juara Umum Asean Para Games 2023
Dukung Indonesia Capai Target Nol Emisi, AS Hibahkan Rp15 Miliar
Mudah Ditemukan, Ini Sayur dan Buah Penambah Darah
84 Siswa MAN 3 Kulonprogo Diwisuda, Banyak Lulusan Diterima Bekerja
PAS Daya Tarik Wisata Seni Budaya
Mulai 26 Juli, Apple Akan Tutup Layanan Gratis My Photo Stream
Mau Beli Rumah Bekas dengan KPR Bank, Ini Caranya