Krjogja.com - BANTUL - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul menggelar sarasehan Tuberculosis, dengan mengundang Panewu, Kepala Puskesmas, Babinkamtibmas, Babinsa, semua Lurah, PCM dan PCA serta tokoh masyarakat di Banguntapan. Karena Banguntapan tercatat sebagai wilayah yang padat penduduknya dan tertinggi penularan Tuberculosisnya di Kabupaten Bantul. Sarasehan sehari digelar di Hotel Ros In Jalan Lingkar Selatan Minggu (4/6), tersebut merupakan salah satu rangkaian menyambut Milad ke- 59 RS PKU Muhammadiyah Bantul. Sebagai nara sumber dr Restu.
Direktur RS PKU Muhammadiyah Bantul dr H Rizka Irfansyah mengungkapkan, di Indonesia penyakit Tuberculosis sudah lama ada sampai sekarang. Tentu kondisi seperti menjadi beban negara. "Tentunya bagi kami, di dunia medis ,kondisi ini menjadi tantangan serius, untuk menekan dan mencegah penuluran Tuberculosis ini," papar dr Rizkha.
Dengan menggelar sarasehan Tuberculosis ini sebagai bentuk pertanggungjawaban RS PKU Muhamadiyah Bantul dan wujud aspirasi RSU PKU Bantul terhadap pemerintah daerah Kabupaten Bantul dalam pencegahan penularan Tuberculosis.
Sementara hingga saat ini, RS PKU Muhammadiyah Bantul menjadi urutan ke- dua setelah RSUD Gadjah Mada Yogyakarta dalam menangani dan mengobati penyakit Tuberculosis di Yogyakarta.
Sementara Kabid Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bantul Syamsu Ariyanto SKM MPH memaparkan, dalam upaya menekan penularan Tuberculosis di Bantul ada beberapa aturan yang mengaturnya, diantaranya SK Bupati Bantul Nomor 408 Tahun 2022, tentang pembentukan tim pelaksana jejaring layanan Tuberculosis berbasis kabupaten difasilitasi kesehatan pemerintah dan swasta.
"Karena itu setiap pasien Tuberculosis harus ditemukan dan diobati sampai sembuh (TOSS) agar penularannya di Indonesia, utamanya di Bantul dapat dihentikan. Sedangkan peran keluarga pada program ini sangat penting , karena semangat dan kepatuhan pasien untuk minum obat juga ditentukan dukungan keluarga," pungkasnya.(Jdm)