BANTUL, KRJOGJA.com - Pemerintah Kabupaten Bantul terus menggenjot agar nilai ekspor terus meningkat dibanding tahun sebelumnya. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas barang komoditas ekspor produksi masyarakat Bantul. Merujuk data Dinas Perdagangan Bantul, tahun 2017, nilai ekspor mencapai USD 79,2 juta. Sementara untuk tahun ini pemerintah mematok target ada kenaikan kisaran 7,05 % dibanding tahun 2017.
"Melihat pencapaian tahun 2017 kami sangat optimis tahun ini nilai ekspor bisa meningkat," ujar Kepala Disdag Bantul, Ir Subiyanta Hadi MM didampingi Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Disdag Bantul Agus Rayadmadi, Kamis (27/06/2018).
Subiyanta mengatakan, sampai sekarang ini komoditas ekspor dari Bantul didominasi produk jenis barang berbahan kulit serta kayu. Bentuknya terbagi dalam beberapa jenis diantaranya, tas, batik kayu dan kain batik, wayang kulit hingga ukir. "Komoditas paling dominan untuk ekspor dari Kabupaten Bantul meliputi produk berbahan, kayu dan kulit, meski begitu ada sejumlah jenis lainnya," ujar Agus.
Sejauh ini ekspor dari Bantul paling banyak masuk ke negara di Benua Eropa serta Amerika Serikat. Meski begitu, sejumlah negara di benua lainnya tentu ada yang mengimpor barang dari Bantul.
Oleh karena itu Dinas Perdagangan sebagai leader, bakal menempuh berbagai jalan untuk mendongkrak nilai ekspor pada tahun-tahun mendatang. Sehingga berbagai terobosan terus ditempuh , termasuk rutin mengikuti pameran berskala lokal dan internasional.
Subiyanta menilai, setiap pameran yang diikuti memang efektif untuk memasarkan produk kerajinan Bantul ke kancah pasar internasional. Artinya mengikuti pameran menjadi bagian terpenting dalam mendongkrak nilai ekspor dari Kabupaten Bantul.
Selain itu, Disdag Bantul juga mendorong pelaku usaha kerajinan di Bantul terus melakukan inovasi produk agar mampu memenuhi selera pasar. "Selain terus mengikuti pameran, Disdag juga mendorong agar ada inovasi produk yang tujuannya mampu memenuhi permintaan pasar," ujarnya.
Meski tren ekspor terus menanjakz pihaknya tidak menampik, jika ada persoalan yang terus dicarikan jalan keluarnya. Salah satunya belum semua pelaku usaha itu mampu mengekspor sendiri. Oleh karena itu, Disdag Bantul terus memberikan pelatihan kepada pelaku usaha dengan target jangka panjangnya mampu ekspor langsung. "Dari dinas juga sudah membawa pelaku usaha itu ke bea cukai,†katanya. (Roy)