KRETEK, KRJOGJA.com -Program napak tilas rute gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman jadi momentum untuk menanamkan nilai-nilai kejuangan pahlawan dalam melawan penjajah.
Nilai tersebut tidak pernah hilang meski zaman telah berubah sehingga perjuangan Jenderal Sudirman perlu dihayati oleh anak –anak muda sebagai calon pemimpin bangsa.
“Pak Dirman (Jenderal Sudirman-red) dengan tanpa pemerintah saya tetap lawan penjajah, yang sakit Sudirman, penglima besar tetap memimpin TNI melawan penjajah bersama rakyat,” ujar Wadanjen Akademi TNI, Mayor Jenderal, Dodik Haryo Husodo disela melepas peserta napak tilas rute gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman, Balai Dusun Grogol IX Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Bantul, Rabu (21/3).
Dalam acara itu juga dihadiri Bupati Bantul Drs H Suharsono, Dirdik Akademi TNI Brigjen TNI Joko Andoko, Camat Kretek Cahya Widada, Lurah Parangtritis Topo. Dalam acara itu juga secara simbolis diserahkan tandu duplikat oleh Bupati Bantul Suharsono.
Dijelaskan, program napak tilas tersebut bagian dari dari pendidikan Akademi TNI. Dengan kegiatan itu dinilai sarana paling efektif menanamkan nilai-nilai dasar perjuangan dari para pahlawan, terutama Panglima Besar Jenderal Sudirman dan pasukananya.
Penglima besar Jenderal mulai gerilya dari Grogol IX atau rumah Mulyo Diharjo pada 20 Desember 1948. Pasukan bergerilaya sampai Jawa Timur kembali ke Jogja. Peserta napak tilas berjumlah 435 taruna/taruni. Mereka akan menempuh jarak sekitar 72 km selama tiga hari. Hari pertama dari Grogol IX Parangtritis menuju Temanggung Paliyan Gunungkidul. Hari kedua dari Paliyan menuju Jasem Semanu dan hari terkahir Jasem-Bedoyo. (Roy)