GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com – Akibat terjadi penurunan produksi dan kiriman dari daerah produsen menurun berdampak terhadap meroketnya harga cabai merah di Kabupaten Gunungkidul. Harga cabai yang beberapa hari lalu dipatok Rp 30 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 80 ribu/kilogram.
"Kenaikan tidak terjadi pada jenis cabai keriting yang kini Rp 20.000 – Rp 25.000 perkilogram, sedangkan untuk harga komuditas lain tidak ada kenaikan kecuali cabai merah, untuk harga daging ayam kini masih bertahan dalam kisaran Rp 34 ribu per kilogram,” kata Ny Maryati (64) pedagang sembako dipasar Argosari, Gunungkidul, Kamis (30/1/2020).
Informasi dan data lapangan yang diperoleh Dinas Perdagangan Disperindag Kabupaten Gunungkidul. kenaikan harga cabai yang saat ini terjadi disebabkan karena produksi dan suplai dari luar daerah turun. Disamping itu saat ini petani di wilayah Gunungkidul lebih berkonsentrasi untuk tanaman pangan sehingga dengan meningkatnya banyak permintaan menyebabkan tingkat kebutuhan dan stok yang ada tidak sebanding. Dengan permintaan yang tinggi namun pasokan dari luar daerah menurun menyebabkan harga cabai akhirnya melambung.
Salah satu petani cabai, Ny Sugiyarti (45) warga Desa Karangrejek mengatakan bahwa hasil panen cabai saat ini memang mengalami penurunan karena faktor lahannya memang berkurang. Pertama disebabkan karena animo petani menanam cabai berkurang lantaran risiko terserang hama cukup tinggi, juga mengutamakan untuk tanaman padi. Sehingga untuk tahun ini, banyak petani cabai yang melakukan diversifikasi tanaman lain. Biasanya setelah panen padi petani Desa Karangrejek, Wonosari mengganti tanaman dengan jenis sayuran.
“Kita sudah mulai menyiapkan untuk tanaman sayuran setelah panen padi mendatang,” ucapnya.
Sementara pantauan di sejumlah pasar di Gunungkidul, harga daging ayam khususnya ayam kampung meningkat pascaterjadi issu antraks dalam dua bulan terakhir. Untuk harga daging sapi saat ini dalam dalam kisaran antara Rp 125 ribu hingga Rp 130 ribu, dengan kondisi pasar seperti pantauan di Pasar Argosari tingkat konsumsi menurun drastis.(Bmp)