YOGYA, KRJOGJA.com – Dunia ojek online (ojol) memang punya beragam cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat kita saat ini. Salah satunya dialami seorang ojol perempuan bernama Nanik Dwi Suryati (43) warga Serangan Kota Yogyakarta.
Nanik mulai menjadi ojol sejak tahun 2017 silam, menjalankan aplikasi Gojek. Ia termasuk salah satu ojol yang sangat rajin narik, mencari penumpang dan mengantarkan pesanan makanan untuk konsumen.
Betapa tidak, dalam lima tahun terakhir ia hampir selalu menghabiskan hidupnya di atas motor. Dari rumah, ia berangkat pukul 10.00 WIB dan bisa kembali ke rumah pukul 02.00 WIB bahkan hingga setelah subuh.
“Kami ini perempuan tapi mungkin tenaga laki-laki ya. Pagi kami menyiapkan makan dan menyelesaikan pekerjaan rumah dulu, sore baru narik sampai malam. Nanti pulang dulu nemeni anak belajar begitu, anak tidur gas narik lagi sampai pagi. Begitu setiap hari yang kami lakukan. Ya ini yang disebut ‘ngalong’,” ungkapnya ketika berbincang bersama di kawasan Timoho, Sabtu (29/1/2022).
Suka duka berada di jalanan sudah dialami Nanik selama ini, mulai jatuh dari motor karena ditabrak hingga lelah menahan kantuk ketika bekerja. Namun bagi Nanik dan keluarga, hal tersebut terbayarkan karena penghasilan yang didapat bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
“Kalau sudah tengah malam begitu kadang konsumen yang meminta memboncengkan saya karena kasihan karena saya perempuan narik malam-malam. Ya harus tetap semangat ya, karena memang kebutuhan,” ungkap ibu dua putra ini.
Nanik menjadi penopang ekonomi keluarga, di tengah kesulitan kerja yang dialami sang suami. Nanik juga berhasil menyisihkan uang untuk menabung, membelikan motor sport bagi putranya dan bahkan memilih motor matic premium.
“Memang mungkin kerja keras tidak mengkhianati hasil ya, dari ojol saya bisa nabung menyisihkan uang. Bisa belikan handphone dan motor sport CBR untuk anak saya, bisa beli motor PCX untuk saya sendiri, lalu saya juga bisa bangun rumah hanya saja ini belum selesai. Ya alhamdulillah saya masih mampu kerja di jalan ya,” sambungnya tersenyum.
“Cerita-cerita mereka sangat luar biasa, dan saya merasa belum ada apa-apanya. Hari ini saya mendengarkan apa yang mereka harapkan dan mudah-mudahan ke depan bisa ikut memperjuangkan aspirasi teman-teman ojol perempuan ini,” ungkapnya.
Rini menggarisbawahi, ada beberapa hal yang menjadi harapan para ojol di antaranya terkait perlindungan hukum apabila terjadi sesuatu yang tak diinginkan juga advokasi upah lebih tinggi dari penyedia aplikasi. “Ini ke depan yang akan coba kami bantu dengan tetap kolaborasi dengan berbagai pihak tentu saja. Namun saat ini, yang bisa kita mulai mungkin memberi tip kalau order, karena ternyata ojol itu bayar parkir sendiri ya dipotong dari upah ongkir dari kita,” pungkas dia. (Fxh)