YOGYA, KRJOGJA.com – Para siswa SMP dan SMA mampu merajai olimpiade riset tingkat nasional dengan karya-karya penelitian yang inovatif. Kemampuan para siswa tersebut mereka tunjukkan dengan meraih juara umum Olimpade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) SMA dan SMP tahun 2019.
Atas raihan ini, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kutu Pendidikan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardana SE MPd MM kepada KR, Minggu (1/12) mengungkapkan bahwa DIY sebetulnya kaya akan talenta-talenta inovati fberbakat. Karena salah satu dari hasil penelitian berujung pada karya inovatif.
”Prestasi tinggi di bidang riset ini menunjukkan bahwa DIY sudah menjalankan pendidikan dengan memberikan ruang inovasi yang besar pada siswanya. Mereka melakukan riset, setelah mengembangkan proses pembelajaran yang diperoleh di sekolah. Jadi sebelum Pak Menteri, Nadiem Makarim mendengungkan tentang inovasi dalam pembelajaran di sekolah, DIY sudah melakukannya,”ujar Didik.
Mengenai karya inovasi yang dihasilkan, bisa dilihat dari berbagai judul yang memenangkan lomba. Dari energi alternatif untuk listrik, hingga alat-alat yang bermanfaat bagi penyandang disabilitas. Tidak hanya itu, upaya untuk membawa pemanfaatan budaya digital ke arah yang lebih baik, juga nampak dalam karya penelitian yang dimenangkan.
"Tak bisa dilepaskan, peran guru dan sekolah pengembangan potensi siswa di bidang riset," ujarnya.
Juara umum OPSI SMA diraih di Solo, pada pertengahan Oktober lalu. Sedangkan juara umum OPSI SMP diraih baru saja, yakni Jumat (29/12) di Jakarta. Jumlah medali OPSI SMA sebanyak 4 emas, 3 perak dan 1 perunggu. Medali disumbang oleh siswa SMAN 1 Yogya-karta (2 emas), SMAN 3 Yogyakarta (1 emas, 1 perak,1 perunggu), SMAN 1 Pundong Gunungkidul (1 emas), SMAN 2 Bantul (1 perak) dan SMAN 2 Sleman (1 perak).
Sedangkan medali OPSI SMP tingkat SMP berhasil mengumpulkan 2 medali emas, 2 perak dan 4 perunggu. Penyumbang terbanyak berasal dari siswa SMPN 5 Yogyakarta yang sudah ditetapkan sebagai sekolah berbasis riset (2 emas, 2 perak dan 1 perunggu), SMPN 1 Pakem (1 perunggu), SMPN 1 Wates Kulonprogo (1 perunggu) dan SMPN 1 Bantul (1 perunggu).
Hasil baik para siswa DIY mendapat apresiasi dari Ketua Forum Masyarakat Yogyakarta (Formayo) Peduli Kualitas Pendidikan DIY, M Najib Saleh. Menurut Najib, bakat para talenta ini harus dapat dikembangkan, difasilitasi oleh sekolah dan pemerintah. Sehingga ke depan-nya, mereka bisa berkembang dan berprestasi lagi.
Selain itu, perlu tindak lanjut dari pemerintah agar karya-karya dapat dilanjutkan, seperti diproduksi sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. "Jangan jadikan mereka hanya juara lomba, tetapi karya cemerlang tersebut ditindaklanjuti sebagai produk inovatif," ujar Najib.
Menanggapi raihan prestasi siswa asal Kota Yogyakarta, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Dedi Budiono menjelaskan, Prestasi OPSI membuktikan bahwa proses mendidik anak-anak agar memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, bisa komunikasi, dan berkolaborasi nyata-nya bisa diwujudkan. "Semoga kedepannya prestasi OPSI ini mendorong lahirnya generasi yang inovatif, dan tangguh menghadapi tantangan zaman," ujarnya.