Karawitan Sragenan Didorong Masuk Kurikulum Sekolah
Ary B Prass
26 Juni 2022, 21:37 WIB

Wakil Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng, Sriyanto Saputro (pegang mic) berjoget bersama warga dengan iringan musik karawitan Sragenan (foto: said masykuri)
SRAGEN, KRJOGJA.com - Wakil Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng, Sriyanto Saputro mendukung dan mendorong karawitan khas Sragen bisa masuk kurikulum muatan lokal (Mulok) pembalajaran di sekolah dasar (SD).
Karawitan Sragenan dinilai memiliki keunikan tersendiri dibanding karawitan daerah lain.
Hal itu disampaikan Sriyanto saat hadir sebagai pembicara dalam kegiatan seminar parlementer di Dukuh Tunggulsari RT 31 Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Sabtu (25/6/2022) malam.
Dialog dan seminar dengan tema “Membangkitkan Karawitan Gaya Sragenan” itu dihadiri oleh pengamat budaya, Robert Aris Widodo dan maestro seni karawitan gaya Sragenan asal Ngarum, M Karno KD.
Ratusan tokoh dan warga berbagai desa serta pecinta seni karawitan di Ngrampal dan sekitarnya turut hadir memeriahkan.
Sriyanto yang juga Sekretaris DPD Partai Gerindra Jateng menyampaikan, seminar itu digelar untuk membangkitkan kembali seni karawitan gaya Sragenan yang penemunya ternyata adalah orang Ngarum bernama Mbah Karno KD.
Keunikan serta gaya khas yang rancak untuk dinikmati membuat karawitan gaya Sragenan memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dan dilestarikan.
"Sebagai anggota DPRD Jawa Tengah dan kebetulan Sragen ini merupakan Dapil saya, tentunya saya merasa terpanggil untuk melestarikan tradisi kesenian karawitan gaya Sragenan. Jangan sampai anak cucu kita tidak mengenal, jangan sampai juga orang Sragen tidak tahu punya potensi karawitan kaya Sragenan yang asyik untuk jogetan," papar Sriyanto
Legislator asal Dapil Sragen, Wonogiri, Karanganyar itu berharap melalui even seperti ini, bisa mengenalkan karawitan khas Sragenan kepada masyarakat luas dan generasi muda.
Sehingga ke depan, karawitan asli Sragen bisa semakin dikenal, dicintai masyarakat dan bahkan bisa go internasional.
Ia juga mendukung keinginan pegiat seni dan akan berkolaborasi dengan stake holder terkait agar karawitan menjadi muatan lokal di jenjang pendidikan SD di Sragen.
Dengan begitu karawitan bisa dikenalkan sejak dini melalui bangku sekolah sehingga tidak kehilangan generasi penerus. Ia juga menggagas perlunya digelar kompetisi karawitan gaya Sragenan mengingat banyaknya kelompok seni karawitan yang ada di Bumi Sukowati.
"Biar nanti tidak kepaten obor sehingga masyarakat masih bisa menikmati karawitan Gaya Sragenan yang memang hits ini. Ini jadi tanggungjawab kita bersama. Harapan kami karawitan gaya Sragen ini semakin dikenal, bahkan go internasional," tandasnya.
Pengamat seni, Robert Aris Widodo menyampaikan pentingnya peran pemerintah daerah untuk memfasilitasi agar pelaku seni dan generasi muda bisa terus eksis.
Salah satunya seperti yang dilakukan di Solo, di mana memberikan bantuan gamelan di setiap kelurahan. Sehingga bisa mengenalkan karawitan di tingkat kelurahan.
"Kalau Solo bisa, kenapa di kabupaten lain tidak. Mungkin juga dari SD dan SMP harus lebih dikenalkan lagi seni karawitan supaya lebih dikenal dan kalau diberi bantuan karawitan maka masyarakat akan bisa berlatih,” ujarnya.
Sementara, maestro karawitan Sragenan asal Ngarum, Mbah Karno KD sangat berharap seni karawitan bisa dimasukkan ke muatan lokal di pelajaran SD.
Ia meminta agar DPRD Jateng melalui peran Sriyanto Saputro untuk mendorong dinas terkait agar memperjuangkan karawitan masuk di mulok.
"Terutama di jenjang SD, agar karawitan ini bisa menjadi muatan lokal setidak-tidaknya masuk kurikulum begitu. Sehingga karawitan ini akan lebih maju dan membahana lagi. Apalagi Pak Sriyanto Saputro ini juga senang dengan kesenian Jawa,” ujarnya.
Tak kalah penting, Mbah Karno juga berharap adanya dukungan sarana prasarana yakni perangkat gamelan untuk masyarakat maupun sekolah.
Sehingga ada sarana untuk berlatih bagi warga maupun siswa yang nantinya akan menjadi generasi penerus untuk kelestarian seni karawitan gaya Sragenan. (Sam)
BERITA TERKAIT
Viral Video Seorang Pria Rusia Tewas Dimakan Hiu
Hotman Paris Jual Tanahnya Dekat Pantai Bali Rp 485 M
Lestarikan Budaya, Unnes Pentaskan Wayang Kulit Peringati Dies Natalis ke-58
Gandeng Tim Ahli, Pemkot Yogya Sukses Luncurkan Prangko Seri Malioboro
Jika Jadi Menkominfo Ini yang Bakal Dilakukan Aldi Taher
KBRI di AS Full Support Putri Ariani di Ajang America's Got Talent
Kesal Lantaran Jarang Pulang, Anak Bunuh Ayah Kandung
BNPB Respon Positif Usulan Bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
Najwa Shihab Balas Kritik Amien Rais
Jamaah Haji Kloter 22 dan 11 Mulai Menuju Makah
IKPI Cabang Sleman Akan Menggelar Seminar Perpajakan
Jambore Relawan Kabupaten Boyolali Dipusatkan di Wonosamodro
Bayar PDAM di Yogyakarta Kini Bisa Lewat SpeedCash
Siswanya Dapat Pujian di AGT 2023, Ini Harapan Kepala Sekolah Putri Ariani
Setelah Muktamar Muhammadiyah, PTM Lakukan Gerakan Internasionalisasi
Polda Jateng Periksa Psikologi Tersangka Pencabulan di Wonogiri
Negara Tak Boleh Tunduk dengan Obilgator BLBI
Hadirnya Perpustakaan di Masjid Lahirkan Ide Cemerlang
Muhammadiyah Minta Tambahan Libur Idul Adha
Mulai 10 Juni 2023, Ekspor Bauksit Dilarang
Gugatan Praperadilan Korupsi Tanah Kas Desa Gugur, Jaksa Fokus Buktikan Adanya Mafia