Tingkatkan Pelayanan ABK, Pemkab Sukoharjo Komitmen Bangun Banyak Sanggar Inklusi

Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat meresmikan sanggar inklusi. (Wahyu imam ibadi)
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo Suparmin, Rabu (18/5) mengatakan, sebanyak tujuh kecamatan sudah memiliki sanggar inklusi sendiri. Artinya kepemilikan penuh dimiliki kecamatan. Tujuh kecamatan yang sudah memiliki sanggar inklusi sendiri tersebut yakni Kecamatan Nguter, Kecamatan Bendosari, Kecamatan Polokarto, Kecamatan Gatak, Kecamatan Grogol, Kecamatan Weru dan Kecamatan Bulu.
Bangunan sanggar inklusi telah berdiri dan diresmikan penggunaanya. Sanggar inklusi sekarang telah digunakan untuk ABK di kecamatan tersebut. Dinsos Sukoharjo terus memberikan pendampingan terhadap keberadaan sanggar inklusi.
Dinsos Sukoharjo mencatat masih ada lima kecamatan yang belum memiliki sanggar inklusi sendiri. Kondisi di lima kecamatan tersebut berbeda mengingat mereka sedang melakukan persiapan kepemilikan sanggar inklusi sendiri.
Suparmin menjelaskan, untuk Kecamatan Baki sekarang sedang dalam proses pembangunan sanggar inklusi. Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Tawangsari sudah mendapat alokasi anggaran. Sedangkan Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Sukoharjo masih dalam tahap proposal karena sempat terkendala lokasi pembangunan.
"Tercatat ada tujuh kecamatan sudah memiliki sanggar inklusi sendiri. Sedangkan lima kecamatan belum memiliki sanggar inklusi. Lima kecamatan tersebut sedang dalam proses persiapan," ujarnya.
Pemerintah Kecamatan dalam proses pembangunan sanggar inklusi mendapat bantuan dana dari Pemkab Sukoharjo. Bantuan bersifat stimulan untuk meringankan beban pembangunan. Nilai bantuan yang diberikan Pemkab Sukoharjo kepada masing-masing kecamatan untuk pembangunan sanggar inklusi bervariasi. Nilai rata-rata bantuan yang diberikan sebesar Rp 250 juta.
"Total bantuan untuk pembangunan 10 sanggar inklusi sebesar Rp 2,45 miliar," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo sengaja menyediakan sanggar inklusi disemua kecamatan untuk meningkatkan pelayanan pada ABK. Dengan demikian maka pada orang tua yang memiliki ABK lebih mudah dalam penanganan terhadap anaknya.
Pemkab Sukoharjo juga memberikan perhatian lain berupa bantuan pemberian makanan tambahan (PMT), insentif bagi relawan sanggar inklusi, pemenuhan kebutuhan terapis, pemberian alat bantu bagi ABK, pelayanan administrasi kependudukan, KIS bagi ABK. Bantuan juga datang dari CSR dan Baznas.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan, penyandang disabilitas maupun ABK memiliki hak yang sama di masyarakat. Disabilitas bukan berati menjadi hambatan untuk menjalani kehidupan. Penyandang disabilitas tidak berarti mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka sama seperti lainnya hanya saja memiliki cara yang berbeda dalam melakukan suatu aktivitas yang tidak dapat mereka lakukan karena keterbatasannya. Sehingga kita harus memahami para penyandang disabilitas sebagai dukungan bagi mereka untuk berkembang dan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat serta memberikan hak yang sama sebagai warga negara.
Etik Suryani melanjutkan, tidak jauh berbeda memiliki ABK bukan hal yang mudah bagi orang tua manapun. Perhatian orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang mereka. Sehingga orang tua perlu belajar memahami dan mendampingi agar mereka selalu percaya diri dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari. Hal ini karena ABK mempunyai keterbatasan atau keluarbiasaan baik fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya apabila dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada sebagian ABK yang merasa rendah diri karena merasa berbeda dengan anak-anak lain. Oleh karena itu tugas orang tua dan para pendamping untuk selalu memotivasi dan membantu ABK mencapai potensinya sehingga mereka mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan mampu menunjukan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.
"Untuk itu saya berharap mudah-mudahan dengan adanya sanggar inklusi akan mampu membawa para penyandang disabilitas dan ABK di Kabupaten Sukoharjo dapat memiliki kemampuan, keterampilan, dan kesetaraan dengan anak-anak normal lainnya," ujarnya. (Mam)
BERITA TERKAIT
Marak Isu Penculikan Anak, DIY 'Gas' Lagi Program 1 Sekolah 2 Polisi
Diputus Kontrak Tanpa Pemberitahuan, Eks Karyawan Shelter Transjogja Mengadu ke Dewan
Horoskop untuk Bintang Capricorn, Aquarius dan Pisces. Ungkapkan Saja Semua Rahasiamu
Komet Hijau Akan Melintas Bumi Sekali Seumur Hidup, Ini Cara Melihatnya
Pameran Foto Presiden Jokowi Meriahkan Peringatan Hari Pers Nasional
Anak Dibully Teman Dikelas, Ortu Somasi Sekolah
Penetration Testing, Solusi Mencegah Serangan Siber di Sektor Bisnis
Sering Lihat Bus Wisata Warna-Warni di Jogja, Ini Ternyata Nama dan Rutenya
Dukung Kemajuan Indonesia, Anak di Gunungkidul Dibantu Paket Nutrisi dan Sembako
Ragam Pre dan Post Tour Dihadirkan Bagi Delegasi ATF 2023
MU Resmi Pinjam Gelandang Bayern Munchen Gantikan Eriksen
Horoskop untuk Bintang Libra, Scorpio dan Sagitarius. Sesekali Perlu Buat Kejutan
Ganjar Resmikan Pembangunan MAJT Magelang, Dapat Masukan Soal Nama
Tanggap Bencana Banjir Manado, BRI Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak
Panewu dan Lurah Diminta Memantau SPPT PBB P2
Gara-gara Joget, Pasangan di Iran Dihukum 10 Tahun, Alasannya Aneh..
City Rolling Meriahkan HUT Ke 9 HPCI Yogyakarta
Anggota Dewan Fokus Sosialisasi Zero Sampah Anorganik
Unimus Tambah Guru Besar Baru, Prof Dr Sri Dharmawati Pakar Bioteknologi
2-4 Juni 2023, Java Jazz Festival 2023 Siap Kembali Digelar
Politisi Gerindra Tinggalkan Kursi DPR, Fokus Menangkan PKB