Komunikasi Risiko Covid-19 Penting Bagi Disabilitas

user
danar 24 Maret 2022, 14:35 WIB
untitled

YOGYA, KRJOGJA.com - Vaksinasi di DIY pada 20 Maret 2022, Dosis 1 sudah mencapai lebih dari 105.98%, dosis 2 mencapai 98,25%, dan saat ini sedang mengejar untuk vaksinasi booster. Warga disabilitas yang dirasa kurang mendapatkan akses terhadap informasi yang inklusi, juga akan mendapatkan layanan yang sama.

"Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) kerjasama Dinkes DIY dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY memberikan pemahaman pentingnya komunikasi risiko dapat memberikan pemahaman bagi kelompok disabilitas agar mendapat informasi yang lebih jelas dan terhindar dari hoax," tutur Kepada Dinas Kesehatan DIY drg Pembajun, Setyaningastutie, MKes, Selasa (22/3/2022).

Dalam Sesi Berbagi Pengetahuan Komunikasi Risiko bagi Komunitas Penyandang Disabilitas yang digelar secara daring ini Pembajun menegaskan penyandang disabilitas juga berhak mendapat akses komunikasi dengan pendekatan khusus, "Agar memahami risiko dan dapat mengantisipasi," tegasnya.

Senada dari Bappeda DIY Benny Suharsono mengatakan Pemda DIY bersama para mitra berupaya terus mengusung kemuliaan martabat semua orang. No one left behind. "Kami telah menyusun regulasi sistem penjaminan penyandang disabilitas. Isu disabilitas tidak sekedar kesehatan tetapi juga terkait pola komunikasi informasi juga sangat penting," tegasnya.

Sedang Koordinator Provinsi Program AIHSP Yogyakarta, Ferry Anggoro menjelaskan Program AIHSP adalah proyek yang didanai The Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), Kementerian Luar Negeri Australia yang mengusung program one health untuk ketahanan kesehatan dari sisi manusia, hewan dan lingkungan.

"Pandemi Covid-19 perlu disikapi bersama, termasuk juga kelompok disabilitas. Program AIHSP sampai 2025., Yogyakarta dapat menjadi dapur content creative digital dimana AIHSP dapat bekerjasama dengan komunitas-komunitas disabilitas yang dapat membuat informasi yang bermanfaat untuk ketahanan kesehatan masa depan," jelasnya.

Webinar juga menghadirkan narasumber lainnya, Spesialis Komunikasi Risiko Program AIHSP Citra Indah Lestari dan Konsultan Komunikasi Risiko AIHSP/ID COMM Sari Soegondo. "Komunikasi risiko harus terus menerus dilakukan. Seringkali dilakukan saat krisis terjadi, padahal sebelum krisis dapat diantisipasi dengan kegiatan promosi kesehatan yang juga menjadi bagian dari komunikasi risiko itu sendiri," tegas Citra. (Vin)

Kredit

Bagikan