Unimus Gelar FGD Platform Digital Evaluasi

user
tomi 29 Mei 2021, 13:44 WIB
untitled

SEMARANG,KRJOGJA.com- Tim peneliti Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) dan Universitas Muhammadiyah Lampung yang diketuai Dr Eny Winaryati MPd mengadakan acara Focus Group Discussion (FGD) di kampus FMIPA Unimus, Rabu (26/5/2021).

FGD "Platform Digital Model Evaluasi Pada Supervisi Pembelajaran Berbasis 4 CS (MESp 4 C'S) ini dihadiri sejumlah kepala sekolah, guru, pakar pendidikan dan stake holder pendidikan di Jateng.

Menurut Dr Eny yang juga Dekan FMIPA Unimus ini, siswa, termasuk guru, di era abad 21 ini harus memiliki 4 character skill yaitu critical thinking and problem solving, creativity and innovation, collaboration, dan communication.

“4 skill tersebut harus dimiliki siswa lewat transformasi guru kepada siswa. Sehingga guru pun harus menetapkan atau mengakomodir serta melakukan 4 CS ini di lapangan. Persoalannya, apakah guru sudah menyampaikan atau mentransformasi, apalah keberhasilan nya sudah tercapai terkait karakter 4 CS yang diberikan kepada siswanya?” ujar Dr Enny.

Menurut Dr Enny, untuk melihat ketercapaian dan keterlaksanaan oleh guru kepada siswa perlu dilakukan supervisi oleh kepala sekolah yang juga harus berbasis 4 CS. Kegiatan kepala sekolah ketika mensupervisi 4CS ini perlu dievaluasi yang disebut evaluasi pada Supervisi Pembelajaran berbasis 4CS.

“Karena era-nya era teknologi informasi maka tim peneliti mencoba meng-create nya dengan platform digital. Maksudnya ketika kepala sekolah melakukan supervisi ke gurunya tidak usah melakukan kertas tetapi dengan Android untuk melihat sejauh mana ketercapaian guru pada siswa terkait pemberian 4CS. Kemudian evaluasi yang digunakan dengan form digital berbasis android ini memberikan kemudahan kenyamanan kecepatan sehingga apa yang diharapkan dalam pembelajaran abadi 21 ini dapat terlaksana dengan baik dan bisa melakukan tindak lanjut cepat” tambah Dr Enny.

Lebih lanjut menurut Dr Enny, karena masalah ini termasuk hal baru, maka tim peneliti meminta para ahli, praktisi kepala sekolah, guru, juga stakeholder untuk minta memberi masukan sehingga bisa memberikan hasil model yang maksimal.

“Tambahan, untuk mensupervisi guru, tidak usah kepala sekolah langsung. Karena latarbelakang kepala sekolah belum tentu sama dengan yang disupervisi. Bila berbeda latar belakang, sangat mungkin hal hal terkait konten atau materi belum tentu bisa dipahami kepala sekolah. Maka supervisi bisa menggunakan teman guru atau guru serumpun. Yang melakukan supervisi itu guru serumpun menggunakan Android platform digital nanti datanya data guru asses oleh diri diri sendiri dan dua orang teman guru yang divalidasi kepala sekolah. (sgi)

Kredit

Bagikan