Polres Cilacap Musnahkan 32 Ribu Petasan

Petasan-petasan yang telah diurai obatnya dimusnahkan dengan cara dibakar. Photo: R Maksum Noor
CILACAP, KRJOGJA.com - Meledaknya obat petasan seberat 5 kilogram yang menghancurkan 7 rumah di Desa Sidaurip Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap ternyata tak menyurutkan nyali warga Cilacap menyulut mercon pada menjelang lebaran maupun pada saat Idul Fitri tahun 2021. Buktinya pasca pemerintah mengumumkan Hari Idul Fitri jatuh pada 13 Mei 2021, suara ledakan mercon terjadi dimana. Kondisi itu berlangsung hingga beberapa saat menjelang pelaksanaan Shalat Ied dan pascanya.
Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi telah mengintruksikan anggota untuk terus melakukan razia petasan di Cilacap, pasca pemusnahan obat mercon, petasan dan pembungkus petasan hasil operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) tahap pertama. Atau tepatnya H-6 hingga akhir Operasi Ketupat. "Tahap pertama kami musnahkan 23.000 petasan, yang kedua ada 32 ribu butir petasan dan 2 kilogram obat petasan,"ujarnya, disela pemusnahan petasan dan obat petasan di lapangan Tembak, Maos, Cilacap, Selasa (18/05/2021).
Petasan sebanyak itu terbanyak hasil razia di Kecamatan Nusawungu, Kroya, Gandrungmangu dan wilayah Kota Cilacap."Petasan-petasan itu ditemukan di seluruh kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Cilacap
Menurutnya, untuk pemusnahan petasan kali ini diserahkan ke tim Gegana Brimob Polda Jawa Tengah, dengan cara mengurai dulu. Seluruh petasan hasil razia itu dibuka dan dipisahkan obat petasannya, kemudian dibakar dengan lebih dulu obat petasannya dan tidak dibuatkan dalam keadaan menumpuk.
Kapolres Leganek mengaku prihatin dengan banyaknya penyalahgunaan bahan-bahan kimia yang dibuat obat mercon di masyarakat. "Petasan ini memang menjadi tradisi turun temurun, namun belakangan ini standar keselamatan atau safety dari para pengguna maupun peracik kurang memperhatikan standar pengamannya, sehingga banyak memakan korban,"tambahnya. Baik korban jiwa, harta benda maupn lingkungan yang tidak nyaman di tengah masyarakat Cilacap.
"Kejadian yang lalu di Gandrungmangu, seharusnya menjadi pembelajaran, sehingga kedepan masyarakat lebih mematuhi tentang keamanan dan ketertiban, khususnya menjelang Idul Fitri dan pada saat kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, tidak harus menggunakan bahan mercon tersebut,"jelasnya.(Otu)
BERITA TERKAIT
IOH dan Ericsson Rampungkan Integrasi Jaringan di Jabodetabek
PKBTS Adakan Lokakarya Sekolah Kader Ki Hadjar Dewantara
Pengurus ORARI Kota Yogyakarta Dikukuhkan
Upaya Keras XL Axiata Hadirkan Internet Tercepat Demi Pelanggan
Dijamu Barito, PSS Ingin Lanjutkan Tren Kemenangan
Peringatan HGN di Alkid, Ada Senam Hingga Konseling Gizi
Polres Purbalingga Ringkus Komplotan Pencuri Lintas Provinsi
'Halu' Jadi Kasatpres RI, Joko Ditangkap Petugas, Ini Tampangnya
UM Purworejo Fasilitasi Sertifikasi Halal untuk Ratusan UMKM
Rahmania Astrini Rilis ‘Ground Zero’ Lagu yang Kental Nuansa R&B Soul
Bungkam Bali United di IBL Seri II, Bima Perkasa Lanjutkan Tren Positif
Erick Thohir Mulai Jaring Masukan Suporter hingga Pemilik Klub
Dear Pisces, Jangan Menekan Pasangan Adan Terlalu Keras
2024, 11 Ribu ASN Pindah ke IKN
Sinetron Tajwid Cinta 30 Januari 2023, Semakin Tegang!
Hakim Kabulkan Gugatan Praperadilan, Pemilik Palm Karaoke Bebas Jerat Tersangka
Cerita Faqih Husein Mahasiswa Difabel UGM yang Buat Accessive.id
Ratusan Anak Yatim di Sleman Terima Santunan
Dead Man Down Aksi Balas Dendam Colin Farrel di Bioskop Trans TV, Ini Sinopsisnya
Rayakan HUT ke 42, Profesi Satpam Makin Diminati
Pemkab Banyumas Dorong Pembuatan Etalase Penjualan Bibit Tanaman