Tak Hanya Narsis, Paslon Diminta Kampanye Edukatif

user
tomi 28 September 2020, 12:43 WIB
untitled

SLEMAN (KR) - Para pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati diminta melakukan kampanye yang edukatif. Kemudian masyarakat dalam menentukan pilihannya, harus melihat rekam jejak dari masing-masing paslon yang ikut dalam Pilkada 2020 di Kabupaten Sleman.

Dosen Fisipol UGM Dr Hempri Suyatna mengatakan, masa kampanye paslon bupati dan wakil bupati dimulai 26 September hingga 5 Desember 2020. Dalam masa kampanye, para paslon harus melakukan kampanye yang dapat mengedukasi masyarakat. ”Bukan saatnya paslon hanya narsisme politik dengan memamerkan foto dan slogan politiknya. Tapi bagaimana paslon itu melakukan kampanye yang edukatif dan kreatif. Terutama kampanye di tengah pandemi Covid-19,” kata Hempri kepada KR, Jumat (26/9).

Dikatakan, kampanye itu para paslon harus berani menjabarkan visi dan misinya kepada masyarakat. Ketika paslon itu membranding dirinya sebagai sosok milenial, paslon harus konkret tawaran yang riil bagi kaum milenial di Kabupaten Sleman. ”Jangan hanya mengaku sebagai sosok milenial, tapi tidak mempunyai program jelas bagi kaum milenial. Padahal pemilih milenial di Kabupaten Sleman cukup banyak,” ujarnya.

Di samping itu, di tengah pandemi Covid-19, masyarakat juga perlu tahu program-program dari paslon dalam mengatasi dampak pandemi ini. Khususnya untuk mengatasi masalah ekonomi di Kabupaten Sleman pascapandemi. ”Bagaimana kebijakan-kebijakan mereka di era pandemi ini. Apa saja yang ditawarkan

untuk mengatasi masalah ekonomi. Soalnya banyak warga yang terdampak dan kehilangan pekerjaan,” katanya.

Paslon juga diminta berani melakukan kontrak politik kepada rakyat. Tujuannya ketika nanti terpilih menjadi kepala daerah, paslon harus melaksanakan janji-janjinya seperti saat kampanye. Selain itu, rakyat juga bisa mengawal janji dari paslon. ”Saya rasa kontrak politik dengan rakyat itu penting. Supaya paslon tidak mengumbar janji kepada rakyat. Tapi ketika terpilih, masyarakat bisa menagih dan mengawal janji itu,” tutur Hempri.

Sedangkan dalam menentukan pilihan, rakyat perlu melihat rekam jejak para paslon. Mengingat paslon yang dipilih ini akan memimpin Kabupaten Sleman dalam beberapa tahun ke depan. ”Rakyat jangan hanya seperti membeli kucing dalam karung. Tapi harus tahu rekam jejaknya, seperti pengalaman, profil,

kapasitasnya dan lainnya,” pungkasnya. (Sni)

Kredit

Bagikan