BPBD Sukoharjo Perkirakan 12 Desa Kekurangan Air Bersih

user
danar 24 September 2020, 11:50 WIB
untitled

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo memperkirakan hingga Oktober mendatang ada 12 desa ditiga kecamatan kekurangan air bersih terdampak kemarau. Saat ini baru tercatat ada tujuh desa ditiga kecamatan sudah kekurangan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Pemkab Sukoharjo sudah menyediakan sebanyak 200 tangki. Jumlah tersebut masih bisa bertambah menyesuaikan dengan kebutuhan warga.

Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto, Kamis (24/9/2020), mengatakan, perkiraan 12 desa ditiga kecamatan kekurangan air bersih terdampak cuaca panas merupakan catatan BPBD Sukoharjo setiap tahun saat musim kemarau. Atas kondisi tersebut BPBD Sukoharjo sekarang sudah menyediakan sebanyak 200 tangki air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga. Jumlah tersebut masih bisa bertambah menyesuaikan kebutuhan warga.

Data BPBD Sukoharjo sekarang diketahui baru ada tujuh desa ditiga kecamatan kekurangan air bersih. Sedangkan air bersih yang dikirim baru 106 tangki dari total 200 tangki yang disediakan sudah tersalurkan pada warga.

“September dan Oktober ini kami perkirakan ada peningkatan signifikan jumlah desa kekurangan air bersih terdampak kemarau. Diperkirakan ada sekitar 12 desa ditiga kecamatan seperti tahun lalu, sekarang baru ada tujuh desa ditiga kecamatan,” ujarnya.

BPBD Sukoharjo memperkirakan peningkatan jumlah desa kekeringan pada September dan Oktober mengingat bulan tersebut merupakan puncak musim kemarau. Kondisi desa di wilayah selatan Sukoharjo terus mengalami kekeringan akibat tidak turun hujan. Dampaknya sumur warga kering dan mengalami kekurangan air bersih.

Pemantauan terus dilakukan petugas untuk melihat kondisi sumur warga khususnya di desa rawan kekeringan. Kegiatan tersebut juga melibatkan pemerintah desa dan kecamatan setelah untuk aktif memberikan informasi ke BPBD Sukoharjo.

“Artinya masih ada lima desa rawan kekeringan yang belum mengajukan permintaan air bersih. Sebab sekarang baru ada tujuh dari total 12 desa rawan kekeringan,” lanjutnya.

Data dari BPBD Sukoharjo per 11 September 2020 apabila pada akhir Agustus lalu hanya ada lima desa ditiga kecamatan mengalami kekeringan terdampak kemarau panjang, maka awal September naik menjadi tujuh desa ditiga kecamatan. Penambahan juga terjadi pada warga terdampak cuaca panas yang mengakibatkan mereka kekurangan air bersih dari sebelumnya hanya 623 KK atau 2.088 jiwa bertambah menjadi 1.138 KK atau 3.537 jiwa.

Sri Maryanto menjelaskan secara rinci, di Kecamatan Weru di Desa Tawang ada 125 KK atau 498 jiwa, Desa Jatingarang 162 KK atau 501 jiwa, Desa Ngreco 188 KK atau 476 jiwa dan Desa Alasombo 262 KK atau 804 jiwa. Selanjutnya Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari 222 KK atau 631 jiwa. Di Kecamatan Bulu kekeringan di Desa Puron 64 KK atau 258 jiwa dan Desa Kunden 115 KK atau 369 jiwa.

"Data terdampak kekeringan di Kecamatan Tawangsari 222 KK atau 631 jiwa, Kecamatan Weru 737 KK atau 2279 jiwa dan Kecamatan Bulu 179 KK atau 627 jiwa," lanjutnya.

Total ada 106 tangki air atau sebanyak 424.000 liter air sudah didistribusikan ke wilayah tersebut. Distribusi dilakukan BPBD Sukoharjo untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga terdampak kekeringan akibat kemarau panjang. (Mam)

Kredit

Bagikan