3.900 Petugas Tim Gabungan Siap Amankan Pilkada 2020

Petugas tim gabungan saat mengikuti Gelar Pasukan Pengamanan Pilkada 2020 di Alun Alun Satya Negara Sukoharjo. (wahyu imam ibadi)
SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Sebanyak 3.900 petugas dari tim gabungan siap mengamankan pelaksanaan Pilkada 2020 pada 9 Desember mendatang. Kesiapan tersebut terlihat dalam apel Gelar Pasukan Pengamanan Pilkada 2020 di Alun Alun Satya Negara Sukoharjo, Kamis (3/9). Petugas selanjutnya langsung disebar disemua wilayah untuk melaksanakan tugas.
Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas mengatakan, apel Gelar Pasukan Pengamanan Pilkada 2020 digelar sebagai bentuk melihat kesiapan petugas tim gabungan dalam pengamanan Pilkada 2020. Petugas yang terlibat seperti Polres, Kodim 0726, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Linmas dan lainnya. Petugas dari masing masing satuan sudah terlihat siap sepenuhnya bertugas.
Dalam apel Gelar Pasukan Pengamanan Pilkada 2020 di Alun Alun Satya Negara Sukoharjo hanya diikuti sebanyak 250 petugas dari tim gabungan. Pembatasan dilakukan Polres Sukoharjo menyesuaikan dengan kondisi sekarang ditengah pandemi virus corona.
Petugas dari tim gabungan usai apel langsung melakukan pengamanan wilayah. Sebelum diterjunkan masing masing petugas sudah dibekali kemampuan dan lokasi penugasannya. Mereka diminta membantu kelancaran Pilkada 2020 agar kondisi di masyarakat kondusif. Sebab pelaksanaan pemilu bersamaan dengan pandemi virus corona.
"Total keseluruhan ada 3.900 petugas dari tim gabungan membantu pengamanan Pilkada 2020. Tapi yang ikut apel gelar pasukan di Alun Alun Satya Negara hanya 250 petugas saja menyesuaikan pandemi virus corona. Kami cek semua siap menjalankan tugas," ujarnya.
Kapolres berharap pada Pilkada 2020 di Sukoharjo dapat berjalan sejuk dan tidak ada masalah. Sebab keamanan dijamin sepenuhnya oleh petugas dari tim gabungan. Petugas di lapangan juga telah diminta melakukan pemetaan wilayah rawan agar bisa diminimalisir munculnya konflik.
"Ada dua hal yang kami waspadai dalam pelaksanaan Pilkada 2020. Pertama, soal hoax dan kedua berkaitan politik identitas. Kedua hal itu bisa menimbulkan keresahan masyarakat," lanjutnya.
Kapolres menjelaskan berkaitan dengan hoax, Polres Sukoharjo meminta kepada masyarakat dan semua pihak untuk tidak mudah terpancing. Apabila ada informasi maka wajib dilakukan konfirmasi untuk memastikan kebenarannya. Apabila tidak maka bisa menjadi sumber terjadinya kerusahan.
"Media sosial menjadi sarana rawan penyebaran hoax. Jadi masyarakat dan semua pihak wajib konfirmasi. Jangan mudah terpancing hoax dan menimbulkan kerusuhan. Harus saling meredam dan pastikan kebenaran informasi yang diterima," lanjutnya. (Mam)
BERITA TERKAIT
IOH dan Ericsson Rampungkan Integrasi Jaringan di Jabodetabek
PKBTS Adakan Lokakarya Sekolah Kader Ki Hadjar Dewantara
Pengurus ORARI Kota Yogyakarta Dikukuhkan
Upaya Keras XL Axiata Hadirkan Internet Tercepat Demi Pelanggan
Dijamu Barito, PSS Ingin Lanjutkan Tren Kemenangan
Peringatan HGN di Alkid, Ada Senam Hingga Konseling Gizi
Polres Purbalingga Ringkus Komplotan Pencuri Lintas Provinsi
'Halu' Jadi Kasatpres RI, Joko Ditangkap Petugas, Ini Tampangnya
UM Purworejo Fasilitasi Sertifikasi Halal untuk Ratusan UMKM
Rahmania Astrini Rilis ‘Ground Zero’ Lagu yang Kental Nuansa R&B Soul
Bungkam Bali United di IBL Seri II, Bima Perkasa Lanjutkan Tren Positif
Erick Thohir Mulai Jaring Masukan Suporter hingga Pemilik Klub
Dear Pisces, Jangan Menekan Pasangan Adan Terlalu Keras
2024, 11 Ribu ASN Pindah ke IKN
Sinetron Tajwid Cinta 30 Januari 2023, Semakin Tegang!
Hakim Kabulkan Gugatan Praperadilan, Pemilik Palm Karaoke Bebas Jerat Tersangka
Cerita Faqih Husein Mahasiswa Difabel UGM yang Buat Accessive.id
Ratusan Anak Yatim di Sleman Terima Santunan
Dead Man Down Aksi Balas Dendam Colin Farrel di Bioskop Trans TV, Ini Sinopsisnya
Rayakan HUT ke 42, Profesi Satpam Makin Diminati
Pemkab Banyumas Dorong Pembuatan Etalase Penjualan Bibit Tanaman