Pemkab Sleman Bentuk Tim Penanggulangan Anemia Remaja

Humas Pemkab Sleman
SLEMAN, KRJOGJA.com - Guna meningkatkan pengetahuan dan peran aktif pihak sekolah dalam penanggulangan anemia remaja, Pemkab Sleman melalui Dinas Kesehatan kukuhkan Tim Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan Thalasemia (GeTAR Thala). Pengukuhan dilakukan langsung oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo pada perwakilan siswa dan guru dari 30 Sekolah Menengah Atas/sederajat di Grand Serela Hotel, Mlati, Sleman pada Selasa (18/8/2020).
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Wisnu Murti Yani yang sekaligus menjadi ketua acara mengatakan bahwa pengukuhan ini dilatarbelakangi karena Indonesia saat ini mempunyai masalah triple burden. “Triple burden yaitu stunting, wasting, obesitas dan kekurangan zat gizi mikro seperti anemia,” jelas Wisnu.
Wisnu mengatakan berdasarkan data pemeriksaan anemia dengan sampling 500 remaja (Sekolah Menengah Atas) di Kabupaten Sleman pada tahun 2016 sebesar 15,74%, 2017 sebesar 12,60% dan tahun 2018 sebanyak 22,86%. Pada tahun 2019, Pemkab Sleman dengan inovasi GeTAR Thala telah melakukan penelusuran penyebab anemia dengan memeriksa 100 remaja putri yang anemia. "Dari penelusuran tersebut didapatkan 12,8% penyebabnya adalah defisiensi besi,” ujarnya.
Dari hasil tersebut menurutnya sangat penting memperbaiki anemia pada remaja dengan memberikan suplemen zat besi dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara teratur seminggu sekali sesuai program pemerintah pusat. Agar kegiatan berjalan dengan baik, Pemkab Sleman telah mengeluarkan Surat Edaran Bupati Sleman nomor 440/00376 tentang Hari Minum Tablet Tambah Darah bersama di Sekolah.
“Tim GeTAR Thala ini dibentuk untuk menjamin kelancaran dan kontinuitas kegiatan minum TTD di setiap sekolah SMA/SMK/MAN sederajat di Kabupaten Sleman,” kata Wisnu.
Sementara itu Bupati Sleman, Sri Purnomo menyampaikan bahwa keberadaan Tim GeTAR Thala Sleman pada saat ini sangatlah diperlukan untuk lebih mengintensifkan penurunan angka anemia, terutama pada remaja putri.
Menurutnya, dampak yang ditimbulkan oleh anemia sangat membahayakan dan menimbulkan efek jangka panjang. Tidak saja bagi penderitanya, tetapi juga bagi anak yang dilahirkannya. Salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan saat melahirkan yang dikarenakan ibu mengalami anemia saat remaja yang berkepanjangan serta tidak ditangani dengan baik dan berlanjut hingga saat kehamilan.
“Berkenaan dengan hal tersebut Tim GeTAR Thala ini saya harapkan dapat mengedukasi masyarakat akan bahaya yang ditumbulkan oleh anemia. Mengingat selama ini anemia oleh sebagian masyarakat masih dianggap tidak membawa dampak yang serius,” jelas Sri Purnomo. (*)
BERITA TERKAIT
Balas Dendam Anak Anusapati, Lanjutkan Perebutan Tahta Singasari
Sering Dilewati Truk Proyek Tol, Jalan di Sumberejo Klaten Rusak Parah
Kekerasan Seksual Terhadap Anak Kembali Terjadi di Wonogiri
Imigrasi Jalin Kerja Sama dengan Australia Bidang Keimigrasian
Pebalap Motor Legendaris Yogya, Irwan Ardiansyah Meninggal Dunia
Patroli Malam Polres Bantul Sikat Miras, Petasan dan Knalpot Blombongan
Satu Buku yang Sudah Ridigitalkan, Hasilkan Inovasi Pemikiran Baru
Cara Bermain Saham dengan Modal Rp 100 Ribu
Sarasehan 'SiBakul', Wujud Dukungan UMKM
Empat Penjual Petasan di Demak Ditangkap, 40 Kilogram Obat Mercon Disita
Tinggalkan Messi, Cristiano Ronaldo Pertajam Rekor Gol
Jadi Khatib Tarawih, Danramil 04 Ingatkan Umat Jaga Toleransi
Surga Tersembunyi di Gunung Kendil, Moyo Bening Wisata Alam Ala Ubud Bali
Shin Tae-yong Galau usai Drawing Piala Dunia U-20 2023 Batal
JJLS dan Ringroad Jadi Sasaran Operasi Cipkon Malam Hari
Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Cek Pengumuman SNBP 2023 Beserta Linknya
Janda Tanpa Suami Melahirkan, Bayi Dibuang
Langgar Netralitas Pemilu, Okum ASN di Banyumas Terancam Sanksi Berat,
Usai Bebas dari Penjara, Putra dari Koki Marco Pierre White Masuk Islam
Utah Mulai Batasi Remaja Akses Media Sosial
Indonesia Darurat Kesehatan Mental