Prof Dr Arif Hidayat SH MS: Kohesi Sosial Saat Ini Longgar, Bisa Ancam Keutuhan NKRI

Prof Arif Hidayat SH MS (foto Ist)
SEMARANG,KRJOGJA.com- Guru Besar Fakultas Hukum Undip yang juga pejabat Mahkamah Konstitusi (MK) RI Prof Dr Arif Hidayat SH MS merasakan kekawatiran kondisi keutuhan NKRI belakangan ini. Indikasinya kohesi sosial sangat rentan dan longgar. Sangat berbeda saat merdeka dimana founding father berkehidupan sangat rukun, kohesi sosial erat (tidak membedakan SARA) serta sangat solid yang akhirnya mereka bisa membentuk NKRI.
"Belakangan kohesi sosial Indonesia makin rentan dan longgar yang bisa membahayakan keutuhan NKRI. Dunia virtual kita saat ini dipenuhi isu hoak, ujaran kebencian, upaya pecah belah bangsa, dan apa yang dilakukan pemerintah hanya dianggap retorika belaka. Ada perubahan luar biasa sekarang ini di nation state kita atau negara bangsa ini sudah tidak ada powerfull" ujar mantan ketua MK yang sekarang masih menjadi hakim konstitusi di MK saat mengisi pidato ilmiah Dies Natalis ke 38 Unika Soegijapranata Semarang, Kamis (6/8/2020). Upacara Dies yang dibuka Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr F Ridwan Sanjaya MS IEC dan Ketua Panitia Dies Dr Marcella E Simanjuntak SH CN (Dekan Fakultas Hukum dan Komunikasi) tersebuit dilakukan secara daring.
Menurut Prof Arif Hdayat, media sosial saat ini sangat mempengaruhi semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau dulu di abad pertengahan, berita media massa banyak diambil sebagai kebijakan negara sehingga banyak kebijakan negara di dunia termasuk dikontrol pers. Di akhir tahun 80-an muncul kekuatan ke 5 yaitu NGO atau LSM yang punya kekuatan tersendiri sehingga era ini NGO dan LSM ikut mengontrol kehidupan berbangsa bernegara, selain pers yang masih berperan pula.
"Sekarang kondisinya berbeda lagi. Media sosial yang punya "kewarganegaraan" sendiri yaitu netizen banyak berpengaruh pada berbagai kebijakan negara. Banyak kebijakan negara saat ini dipengaruhi medsos. Apalagi di masa pandemi covid 19, orang banyak tinggal di rumah, bekerja dari rumah berbulan bulan seraya mengikuti medsos seperti instagram, you tube dan lain lain yang menjadikan medsos makin mempengaruhi berbagai kebijakan negara" ujar Prof Arif.
Lebih lanjut menurut Prof Arif Hidayat, perguruan tinggi (PT) lewat dosen dan mahasiswa berperan sangat penting mengedukasi masyarakat terutama para influencer agar memiliki wawasan kebangsaan. Sehingga nantinya mereka bisa menangkal influencer begatif yang berpotensi menjadikan negara hancur.
“PT tidak hanya bergerak di ruang ruang kuliah saja, tetapi lebih luas mengedukasi masyarakat dan influencer akan wawasan kebangsaan, Pancasila dan materi berkaitan keutuhan NKRI. Kita butuh banyak influencer yang negarawan untuk mengisi konten konten medsos dengan UUD, Pancasila dan lain lain. Jangan sampai kalah dengan para influencer negatif dengan adu domba dan membodohi masyarakat” ujar Prof Arif Hidayat. (Sgi)
BERITA TERKAIT
Alhamdulillah.. Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Bus Umrah di Arab Saudi
Afnan Hadikusumo Ingatkan Kemiskinan Jadi Sumber Munculnya Klitih
One Way dan Contra Flow Jadi Andalan Polisi Hadapi Mudik Lebaran 2023
Lepas Erick Thohir, Hokky Caraka Pimpin Doa Agar Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia
Usai Lukai Sopir, Begal Taksi Online Urungkan Aksinya
BKN Gelar CAT Seleksi Penerimaan 4.213 Penyuluh Keluarga Berencana untuk BKKBN
Mendikbudristek: Jangan Gunakan Test Calistung dalam Penerimaan Calon Siswa SD
Transformasi Diklat, Kemenag Luncurkan Digital Learning Center dan Smart Classroom
Alokasi Anggaran Pemerintah Terbatas untuk Membiayai KIP Kuliah
Partai Berkarya Tetap Konsisten Memberikan Pengabdian untuk Bangsa
UAD Bermitra dengan 11 PT Luar Negeri
Tambah Daya Listik Hingga 5.500 VA Kok Cuma Rp 200 Ribu?
Safari Tarawih Di Gedung DPRD Kulonprogo, Pj Bupati Imbau Pejabat Hidup Sederhana
Fatalitas Tinggi Akibat Virus Marburg, RI Waspada
Bertema Budaya, Open Call Layar Anak Indonesiana 2023 Sudah Mulai
Laga PSIS Lawan Persebaya Digelar, Aparat Keamanan Semarang Disibukkan Suporter Bonek
7 Angkringan Enak Harga Terjangkau di Sukoharjo, Cocok untuk Berburu Takjil
Erick Thohir Bertemu FIFA, Cari Solusi Soal Penolakan Timnas Israel
Pemudik Bakal Naik, Ditjen Hubla Turut Berperan Aktif Mempersiapkan Angleb 2023
Ini Bahaya yang Mengintai Jika Menyimpan Bahan Mercon, Simak Sejarahnya
Klaim Bebas BPA Kemasan Non Polikarbonat, Berpotensi Bahayakan Konsumen