Semangat Berkurban Harus Tinggi Meski Ada Pandemi

Ilustrasi
YOGYA, KRJOGJA.com - Semangat umat muslim untuk berkurban harus tetap tinggi meski di tengah pandemi virus Corona. Pembatasan kerumunan yang diatur oleh pemerintah merupakan upaya untuk melindungi sekaligus mencegah dan mengendalikan potensi penularan virus di masyarakat.
Walikota Yogya Haryadi Suyuti, menjelaskan terdapat empat kegiatan masyarakat yang tidak bisa dilepaskan dalam momentum Idul Adha, yakni penjualan hewan kurban, malam takbiran, salat Id dan penyembelihan hewan. "Empat kegiatan itu memicu terjadinya kerumunan. Sehingga harus ditegakkan protokol kesehatan yang ketat demi kita semua," jelasnya baru-baru ini.
Keempat kesemarakan Idul Adha tersebut sudah diatur melalui surat edaran walikota. Penjualan hewan kurban harus memperhatikan luasan serta mengajukan izin ke wilayah setempat. Malam takbiran yang identik dengan keliling kota juga sepakat untuk ditiadakan dan diganti dengan takbiran di masjid maupun area kampung. Begitu juga salat Id, bisa digelar terbatas atau secara internal yang melibatkan jemaah setempat.
Sedangkan untuk penyembelihan hewan kurban, dianjurkan melalui Rumah Potong Hewan (RPH) Giwangan yang memiliki kapasitas 205 ekor sapi dan 200 ekor kambing selama empat hari penyembelihan. "Merujuk tahun lalu yang terdapat 7.500 ekor sapi dan kambing yang disembelih, tentunya kapasitas di RPH Giwangan tidak akan mencukupi. Penyembelihan di wilayah tetap dipersilakan namun harus diperhatikan betul protokolnya. Aturan yang kami buat semata untuk meningkatkan semangat berkurban," tandas Haryadi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogya Sugeng Darmanto, menyebut tahun lalu terdapat 526 lokasi penyembelihan di luar RPH Giwangan. Panitia yang tahun lalu melakukan penyembelihan, tahun ini diprediksi juga akan tetap menggelar. Hanya, hingga kemarin baru ada 30 panitia yang menyampaikan pemberitahuan. Khusus untuk penyembelihan di RPH Giwangan, sepenuhnya dikoordinasi oleh Baznas Kota Yogya.
Sementara Ketua Baznas Kota Yogya Syamsul Azhari, mengatakan kuota di RPH Giwangan masih tersedia. Sejauh ini baru ada 133 ekor sapi dan 37 ekor kambing yang sudah didaftarkan. Biaya operasional untuk satu ekor sapi mencapai Rp 500.000 dan kambing Rp 100.00. Hal itu sudah termasuk penyembelihan, pengulitan, pemotongan hingga enam karkas serta pembersihan jerohan. "Kami juga siap menerima kurban baik dalam bentuk uang maupun hewan. Daging akan kami olah menjadi abon selanjutnya didistribusikan ke warga yang membutuhkan," urainya.(Dhi)
BERITA TERKAIT
BKKBN dan BPS Bentuk Desa Cantik
5 Imbauan KBRI Ankara untuk WNI di Turki
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Harlah 1 Abad NU
Diungkap Bea Cukai, Pengiriman Rokok Ilegal Pakai Mobil Pribadi
Sama Seperti Indonesia, Malaysia Juga akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Airlangga Resmikan Kawasan Sains dan Teknologi
Gus Miftah Raih Sarjana di Unissula, Sidang Skripsi Bikin Rekor
Warganet Gaungkan Tagar Pray for Turkey di Twitter
Sukseskan Pelaksanaan MBKM, UTY Gandeng 25 Perusahaan
Bapak Tega 'Garap' Putri Kandung Sendiri
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir Sambut Harlah 1 Abad NU
Wafatnya Pendiri Fo Guang Shan Master Hsing Yun di usia 97 tahun
Presiden Jokowi Kumpulkan Mahfud Md hingga Ketua KPK, Bahas Apa?
Tangkap Komplotan Pencuri Mobil, Anggota Babinsa Terima Hadiah Sepeda Motor
Mulai Tahun Depan Jakarta Bukan Lagi Ibu Kota Negara
Kasus Kekerasan 2019, Hisyam Thole dan Budi Cahyono Berdamai
Semua Lapangan Usaha Positif, Ekonomi DIY 2022 Tumbuh 5,15 Persen
Delegasi ATF Diajak Post Tour Explore Bantul
Waspada Cuaca, Potensi Hujan Lebat di Pegunungan
Post Tour ATF 2023, Pj Bupati Ajak Delegasi Menari dan Makan Durian
Peserta ATF Naik Gerobak Sapi, Lihat Penangkaran Burung Hantu di Lereng Merapi