Peterikan Temanggung Terjunkan Tim Pemeriksa Kesehatan Ternak

Petugas periksa ternak kurban. (Foto : Zaini Arroysid)
TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Dinas Perikanan dan Peternakan (peterikan) Kabupaten Temanggung menerjunkan tim khusus untuk memeriksa kesehatan ternak kurban di masa Pandemi Covid-19 untuk memastikan layak konsumsi.
"Tim diterjunkan ke pasar hewan dan peternakan. Sejauh ini tidak ditemukan penyakit menular berbahaya. Meski diakui penemuan sejumlah penyakit," kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peterikan Kabupaten Temanggung, drh Esti Dwi Utami, Kamis (23/07/2020).
Ia memastikan penyakit yang ditemukan tidak berbahaya, sebab sekedar karena transportasi seperti mata merah dan gatal-gatal. Penyakit berbahaya seperti antraks sejauh ini tidak pernah ditemukan.
Ia mengatakan ternak kurban seperti domba, kambing dan sapi dari daerah tersebut layak. Ketersediannya juga dibilang melimpah khususnya domba dengan 430 ribu ekor sedangkan sapi 45 ribu.
Dikatakan domba terbesar di Jateng ada di Temanggung, sehingga menjelang musim kurban banyak domba dijual ke luar daerah untuk dijadikan ternak kurban. Tingginya populasi domba, kata dia, menjadikan Temanggung sebagai penyangga domba daerah sekitar seperti Kendal, Sukorejo, Rembang dan Yogyakarta. "Maka itu kami rutin periksa kesehatan ternak di 8 pasar ternak, dan memastikan kesehatan ternak dalam kondisi baik," kata dia.
Dia mengemukakan pada pandemi Covid-19, petugas mendapat tambahan tugas yakni penerapan protokol kesehatan di pasar ternak. Pengunjung pasar juga diperiksa kesehatannya selain mendapat semprotan disinfektan di tubuh dan kendaraanya.
Terkait permintaan ternak disampaikan Esti ada penurunan, meski begitu harga ternak naik. Jika tahun lalu pada awal bulan Dzulhijah sudah terjual 350 ekor sampai saat ini baru 100 ekor. "Tetapi harga naik Rp 150 ribu per ekor," kata dia.
Seorang pedagang Arga (37) mengatakan penjualan domba menurun sekitar 10 persen. Sedang harga naik Rp 100 ribu - Rp 300 ribu per ekor. "Tahun lalu harga Rp 2,9 juta kini menjadi Rp 3,2 juta per ekor," katanya
Pedagang lainnya Toni mengatakan pemesanan dari luar daerah seperti Yogya, Semarang dan Rembang, turun 20 persen. Misalnya pada tahun lalu untuk ke Yogyakarta terjual 500 ekor saat ini baru 350 ekor. "Hari ini baru terjual 25 ekor. Biasanya sudah terjual 50 ekor," kata dia. (Osy)
BERITA TERKAIT
Travex ATF Jadi Kesempatan Emas Kebangkitan Pariwisata DIY
BKKBN dan BPS Bentuk Desa Cantik
5 Imbauan KBRI Ankara untuk WNI di Turki
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Harlah 1 Abad NU
Diungkap Bea Cukai, Pengiriman Rokok Ilegal Pakai Mobil Pribadi
Sama Seperti Indonesia, Malaysia Juga akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Airlangga Resmikan Kawasan Sains dan Teknologi
Gus Miftah Raih Sarjana di Unissula, Sidang Skripsi Bikin Rekor
Warganet Gaungkan Tagar Pray for Turkey di Twitter
Sukseskan Pelaksanaan MBKM, UTY Gandeng 25 Perusahaan
Bapak Tega 'Garap' Putri Kandung Sendiri
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir Sambut Harlah 1 Abad NU
Wafatnya Pendiri Fo Guang Shan Master Hsing Yun di usia 97 tahun
Presiden Jokowi Kumpulkan Mahfud Md hingga Ketua KPK, Bahas Apa?
Tangkap Komplotan Pencuri Mobil, Anggota Babinsa Terima Hadiah Sepeda Motor
Mulai Tahun Depan Jakarta Bukan Lagi Ibu Kota Negara
Kasus Kekerasan 2019, Hisyam Thole dan Budi Cahyono Berdamai
Semua Lapangan Usaha Positif, Ekonomi DIY 2022 Tumbuh 5,15 Persen
Delegasi ATF Diajak Post Tour Explore Bantul
Waspada Cuaca, Potensi Hujan Lebat di Pegunungan
Post Tour ATF 2023, Pj Bupati Ajak Delegasi Menari dan Makan Durian