SMK 2 Kristen Solo Pecahkan Rekor Perdana Memproduksi Mesin Gergaji Belah Bergerak

Tim Kemendes memantau mesin yang diproduksi
SOLO, KRJOGJA com - Siswa dan guru Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) Kristen 2 Surakarta berhasil memproduksi Mesin Gergaji Belah Bergerak (MGBB) yang tepat guna digunakan di kalangan usaha perkayuan dan mebel skala UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Menurut Kepala Sekolah SMK 2 Kristen, Solo, Wijanto di seluruh SMK di Indonesia, baru SMK 2 Kristen Solo yang berhasil melakukan produksi Gergaji Belah Bergerak (GBB) cocok digunakan masyarakat pedesaan, menghemat tenaga, lebih murah dan multi fungsi.
Wijanto, Kepala Sekolah SMK 2 Kristen, Solo didampingi Ibnu Kurniawan, Direktur CV Dwi Daya selaku konsultan, saat produk GBB ditinjau dari Kementerian Desa (Kemendes), Minggu (12/7/2020) mengatakan di usaha penebangan kayu masih muncul kendala, kayu yang ditebang dari hutan, harus dibawa keluar dulu dalam bentuk gelondongan." Baru setelah itu dibawa ke tempat penggergajian, untuk dipotong-potong sesuai kebutuhan." ujar Ibnu Kurniawan, Direktur CV Dwi Daya yang kerap melakukan penelitian perusahaan kayu di luar Jawa.
Untuk menyiasati hal ini, Ibnu Kurniawan berdiskusi dengan Wijanto dan guru-guru SMK2 Kristen Surakarta yang sebelumnya dikenal sebagai produsen alat pemadam kebakaran portabel "Pawang Geni" yang sempat menasional karena banyak dikirim ke Jakarta saat Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI.
"Akhirnya diskusi dibarengi serangkaian penelitian dan percobaan tercipta sebuah temuan baru yakni Gergaji Belah Bergerak yang diklaim bisa jadi solusi untuk peningkatan kapasitas produksi industri kayu." baik Ibnu Kurniawan dan Wijanto secara senada menerangkan keunggulan GBB.
GBB itu dinamai Prigel.
Diberi nama Prigel atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan ulet dan tangkas. Alat ini memang berbeda dengan mesin penggergajian kayu pada umumnya. Sebab dengan sifatnya yang portable, maka mesin ini bisa dibawa ke lokasi penebangan kayu dengan mudah. Sehingga proses pengolahan kayu akan lebih mudah dan cepat.
"Dengan alat ini, begitu pohon ditebang bisa langsung dibelah di tempat. Sehingga saat keluar hutan, pihak produsen kayu sudah membawa batang-batang kayu yang siap diolah. Produsen juga tidak lagi menghasilkan sampah berlebih. Karena sampah gergajian akan tertinggal di lokasi penebangan. Dan bisa jadi pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah," jelas Wijanto Kepala SMK Kristen 2 Surakarta, saat mengenalkan mesin itu kepada utusan dari Kementerian Desa.
Sementara dari pihak Kementerian Desa yang diwakili oleh Kepala Sub Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik, Ir. Sukandar, MM mengapresiasi
produk inovatif karya para siswa SMK 2 Kristen Surakarta. " Sebab dengan alat itu tentunya bisa menunjang upaya pemberdayaan ekonomi maayarakat desa. Terutama yang selama ini bergerak di sektor industri pengolahan kayu."papar Ir. Sukandar.(Hwa)
BERITA TERKAIT
Jika Diizinkan, Elon Musk Kirim Starlink ke Turki
Travex ATF Jadi Kesempatan Emas Kebangkitan Pariwisata DIY
BKKBN dan BPS Bentuk Desa Cantik
5 Imbauan KBRI Ankara untuk WNI di Turki
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Harlah 1 Abad NU
Diungkap Bea Cukai, Pengiriman Rokok Ilegal Pakai Mobil Pribadi
Sama Seperti Indonesia, Malaysia Juga akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Airlangga Resmikan Kawasan Sains dan Teknologi
Gus Miftah Raih Sarjana di Unissula, Sidang Skripsi Bikin Rekor
Warganet Gaungkan Tagar Pray for Turkey di Twitter
Sukseskan Pelaksanaan MBKM, UTY Gandeng 25 Perusahaan
Bapak Tega 'Garap' Putri Kandung Sendiri
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir Sambut Harlah 1 Abad NU
Wafatnya Pendiri Fo Guang Shan Master Hsing Yun di usia 97 tahun
Presiden Jokowi Kumpulkan Mahfud Md hingga Ketua KPK, Bahas Apa?
Tangkap Komplotan Pencuri Mobil, Anggota Babinsa Terima Hadiah Sepeda Motor
Mulai Tahun Depan Jakarta Bukan Lagi Ibu Kota Negara
Kasus Kekerasan 2019, Hisyam Thole dan Budi Cahyono Berdamai
Semua Lapangan Usaha Positif, Ekonomi DIY 2022 Tumbuh 5,15 Persen
Delegasi ATF Diajak Post Tour Explore Bantul
Waspada Cuaca, Potensi Hujan Lebat di Pegunungan