Angka Kematian Tinggi, 80 Persen Pasien Positif Covid-19 Tak Bergejala

BANTUL, KRJOGJA.com - Prosentase angka kematian pasien terinfeksi Covid-19 lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase kematian kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bantul. Sementara itu 80 persen pasien positif Covid-19 di Bantul tidak menunjukkan gejala alias kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Agus Budi Rahardjo disela Rapat Koordinasi (Rakor) Forkominda Persiapan Idul Fitri Kabupaten Bantul, Senin (18/5/2020) menuturkan peningkatan kasus Covid-19 mengalami lonjakan signifikan dari hari ke hari. Hampir tiap hari selalu ada pasien positif. Di Bantul, imbuhnya saat ini sedang terjadi peningkatan kasus kurva menuju puncak.
"Bantul baru fase menuju puncak, belum sampai ke puncak. Pada cluster tabligh akbar Jakarta saat ini di Bantul sudah pada generasi ketiga. Bantul dinyatakan wilayah transmisi lokal. Di DIY ada tiga wilayah yang dinyatakan transmisi lokal oleh Kemenkes Pusat yakni Sleman, Bantul dan Gunungkidul," jelasnya.
Sementara itu, angka kematian Covid-19 di Bantul lebih tinggi dari angka kematian DBD. Angka kematian kasus Covid mencapai 3,77 persen sementara kasus DBD hanyan 0,3 persen. "Hampir tiap hari selalu ada pasien yang terkonfirmasi positif. Di RS Lapangan Penanganan Covid Bambanglipuro saat ini merawat 34 pasien positif Covid-19. Dari 34 pasien ini hanya dua orang yang menunjukkan gejala. 32 pasien lainnya tak menunjukkan gejala alias OTG," jelasnya.
Sementara di Bantul ada 6 cluster yang berkembang yakni Cluster Tabligh Akbar Jakarta, Cluster Tabligh Akbar Gowa, Cluster Pondok Pesantren Magetan, Cluster GPIB Ngupasan, Cluster GPIB Lembang dan Cluster Indogrosir
Terpisah Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, dr Sri Wahyu Joko Santoso menuturkan kasus penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegpty ini pada April-Mei jumlahnya terus mengalami lonjakan signifikan. Berdasarkan data pada akhir April 2020, jumlah penderita DBD di Bantul mencapai 726 kasus.
Ditambahkannya, kecamatan yang di laporkan memiliki kasus tertinggi yaitu Kecamatan Bantul dengan 86 kasus, disusul Kecamatan Sewon 73 kasus dan Kecamatan Piyungan mencapai 70 kasus .
Sementara, berdasarkan data pada akhir Maret lalu ada sebanyak 484 kasus dengan rincian 183 kasus selama Januari, 177 kasus selama Februari dan 124 kasus selama Maret. Dengan melihat data ini, kasus DBD di Bantul melonjak drastis.(Aje)
BERITA TERKAIT
UUS Maybank Indonesia Ikut Ramaikan Pasar Repo
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Komunitas Kretek Adakan Kejuaraan Bulutangkis
SkorLife Raih Pendanaan Tahap Awal Senilai USD 4 Juta
Warriors Inline Club Yogya Juara Umum Piala Kadisporapar Jateng
Takut Ketahuan, Suyono Mutilasi Korban Jadi Enam Bagian
BMM Olah Daging Kurban Jadi Rendang Kaleng
Masyarakat Penghayat Kepercayaan Gelar Ruwatan Popo Sakkalir
Kajari Bantul Setorkan PNPB ke BRI Bantul
Lagi, Kakek Nekat Gantung Diri
Wacana Tiket Home PSS Naik, Ini Suara Hati Suporter
PKP3JH Siaga di Madinah dan Makkah untuk Bantu Jemaah
DPRD Klaten Minta Pendapatan Asli Daerah Ditingkatkan
Popok Bayi Ini Bantu Atasi Ruam Popok Akibat Perubahan Iklim Ekstrem
NasDem : Secara Yuridis MK Sulit Putuskan Proporsional Tertutup
Kelas Khusus Olahraga Kurang Prasarana, Ini Komitmen DPRD BantulĀ
BPPD DanĀ Dinpar Gunungkidul Gelar Table Top Handayani
Bank DKI Raih Penghargaan Bank Terbaik BPD KBMI 2
Terulang Lagi Remaja Jadi Korban Pelecehan di Sleman, Ini 'Warning' dari Psikolog
2.870 Camaba Ikuti Ujian UM-PTKIN di UIN Sunan Kalijaga
Tantangan Sustainability Penurunan Stunting, Akankah Tercapai Zero Stunting di 2030?
Persiapan Puncak Haji, Jemaah Haji Lansia Harus Jaga Tenaga