Kisah Sabdo Palon “Muksa”, Turun ke Bumi Tepat 2020?

Gunung Lawu, tempat moksa Sabdo Palon PesonabIndonesia
YOGYA, KRJOGJA.com - Kisah Sabdo Palon, Naya Genggong Tiwikromo banyak dibicarakan orang tepat sesaat setelah Gunung Merapi beraktivitas erupsi 5 kali dalam jangka waktu tiga hari. Muncul narasi, Sabdo Palon akan menagih janji karena tahun 2020 ini, tepat 500 tahun penasehat Prabu Brawijaya V ini muksa di Gunung Lawu.
Sesuai janjinya, Sabdo Palon akan datang kembali setelah 500 tahun untuk mengembalikan masa kejayaan yang dahulu diraih bersama Kerajaan Majapahit. Saat dimana ilmu budi menjadi yang utama sebagai pedoman hidup masyarakat Jawa.
Tepat 500 Tahun Setelah Sabdo Palon dan Naya Genggong Muksa
KRjogja.com lantas berusaha membahas kisah ini, membedah lebih detail lantaran tahun 2020 ini bertepatan dengan 500 tahun waktu muksa Sapdo Palon, Naya Genggong, yakni pada 5 september 1520. Dr Purwadi MHum, Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (Lokantara) membantu menerjemahkan dan mengolah kisah Sabdo Palon dari berbagai sumber yang ada.
Sabdo Palon dan Naya Genggong adalah dua pujangga kerajaan Majapahit yang menguasai ilmu kanuragan yang bersumber dari kitab pujasastra. Mereka merupakan penasihat utama Prabu Brawijaya yang punya kesaktian mandraguna.
Kesaktian Sabdo Palon dan Naya Genggong berkat ilmu laku dan jangka jangkah jangkane zaman. Tiap malam sesepuh kerajaan Majapahit ini selalu cegah dhahar lawan guling (berpuasa dan tak tidur). Pada bulan Suro bersama dengan cantrik-cantriknya menjalankan tapa brata di puncak Gunung Lawu.
“Menjelang bulan Ruwah mereka juga melakukan laku tapa kungkum di Kali Ketonggo. Begitulah ritual Kejawen yang dilakukan oleh Sabdo Palon dan Noyo Genggong, dua sosok kepercayaan Sinuwun Prabu Brawijaya ini sungguh berbakti kepada kerajaan Majapahit,” tukas Purwadi.
Tradisi kepujanggaan kerajaan Kediri yang beribukota di Dahono Puro ini berlanjut. Sabdo Palon dan Noyo Genggong masih cucu Empu Sedah dan Empu Panuluh.
Pujangga kenamaan ini menjadi guru spiritual Sinuwun Prabu Jayabaya. Tak mengherankan bila Sabdo Palon dan Noyo Genggong pasti menggelar ruwatan di daerah Mamenang Kediri untuk menjaga ketentraman masyarakat dari letusan Gunung kelud.
“Masyarakat Jawa percaya bahwa gunung Kelud dijaga oleh Dewi Kilisuci, putri raja Airlangga yang berwujud Kedhi atau wandu. Sabdo Palon dan Noyo Genggong menghormati Dewi Kilisuci sebagai pepundhen pidha pusaka,” imbuh Purwadi.
Rasa ayem tentrem bisa diwujudkan dengan lara lapa tapa brata. Upacara Sarada yang menjadi tradisi Prabu Hayamwuruk terus dilestarikan. Sabdo Palon dan Noyo Genggong memimpin upacara Sarada di Kabupaten Lumajang untuk mencegah pageblug yang melanda kawasan Gunung Semeru dan Gunung Bromo.
“Demi keselarasan alam, laku spiritual tolak balak juga bertempat di Alas Purwo Blambangan. Masyarakat sekitar gunung Ijen pun merasakan suasana aman damai. Maka saat itu, tiap tiba pisowanan agung di kerajaan Majapahit, mereka pasti caos glondhong pengareng areng, peni peni raja peni, guru bakal guru dadi, emas picic rajabrana,” ungkapnya lagi.
Kraton Majapahit memang mengalami masa jaya megah mewah. Kerajaan Majapahit tampil sebagai negeri kang gedhe obore, padhang jagade, dhuwur kukuse, adoh kuncarane, ampuh keprebawane. Hubungan diplomatik Majapahit meliputi negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Timur Tengah, Afrika dan sebagian benua Eropa.
Kembalinya Sabdo Palon, Ada Hubungannya dengan Virus Corona?
Di tengah kejayaan inilah Sabdo Palon dan Noyo Genggong tiba-tiba kecewa. Pada tahun 1520 riwayat kerajaan Majapahit benar-benar tamat. Kedua penasehat Prabu Brawijaya ini nelangsa, lantas muksa. Mereka berdua bersumpah setelah 500 tahun kemudian, akan menjelma turun di bumi.
Turunnya Sabdo Palon dan Noyo Genggong diyakini terjadi pada tahun 2020, tepat 500 tahun keruntuhan kerajaan Majapahit. Sabdo Palon dan Noyo Genggong bertekad mengembalikan zaman keemasan dan kejayaan Majapahit di Nusantara, dengan demikian Sabdo Palon dan Noyo Genggong tiwikromo demi ketentraman jagad raya.
“Situasi awal tahun 2020 ini menjadi titik balik kebangkitan Nusantara, Sabdo Palon dan Noyo Genggong akan hadir untuk membantu masyarakat yang terkena pageblug mayangkara. Wabah Corona sirna, gunung meletus membawa kemakmuran,” pungkas dia. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Sudah Saling Kenal, Polisi Ungkap Motif Pelaku Bunuh dan Mutilasi Korban di Pakem
Mudah! Begini Cara Mencari Lagu Terbaru Online
Pertamina Amankan Stok dan Penyaluran Bahan Bakar Jateng-DIY
Bangun Komunitas Kendaraan Listrik, Menkeu Guyuri 7 Macam Insentif
Sah, Rocco Commisso Pemilik Baru ACF Fiorentina
Mengapa Pemerintah Larang Impor Pakaian Bekas Ilegal, Begini Jawaban MenkopUKM
Solo Marak Bisnis Thrifting, Begini Tanggapan Gibran
Jelang Ramadan, Polda DIY Bagikan Sembako Bagi Buruh
Ada Tersangka Baru Kasus Korupsi Stadion Mandala Krida, Siapa Saja?
Pesawat Lion Air Rute Bali-Solo Mendarat di Bandara YIA, Ini Penjelasannya
Perhoti dan Peragi Dampingi Tanam Kelengkeng
Pimpin PBVSI Lagi, Imam Sujarwo Tolak Naturalisasi Pemain Timnas
SPKLU Hadir di Kudus, Mudik Lebaran Lebih Nyaman
Bupati Klaten Lantik 60 Pejabat Baru
Persiapkam Angkutan Lebaran, DJKA-KAI Purwokerto Lakukan Inspeksi Keselamatan
Kemenag Siapkan Hotel di Makkah-Madinah, Ada Lift Khusus Lansia
IKPNI Silaturahmi ke Kadipaten Pakualaman
Tiru Indonesia, Filipina Ikut Larang Ekspor Mineral Indonesia
Jelang Ramadan, PBNU Harap Ketegangan Politik Mereda
MUI Kabupaten Sleman Gelar MUSDA X 2023, Dr KH Ahmad Fatah MA Terpilih Ketum
Yaqut Qoumas Minta Jangan Gunakan Agama Untuk Berpolitik