Mural Bagian Seni Prasejarah

Kegiatan mural bersama dalam ‘Lets’s Color Walls Connection’. Foto: Febriyanto
YOGYA (KRjogja.com) - Seni mural sebenarnya bukan merupakan satu hal baru. Pasalnya, berdasar literasi dan kajian, mural sudah ada sejak jaman prasejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai gambar yang terdapat di dinding gua sebagai bentuk peninggalan masa lalu.
āBahkan di salah satu gua di Maros, ada gambar-gambar di dindingnya yang berusia sekitar 40 ribu tahun lalu. Dilanjutkan di era abad pertengahan, mural juga terus mendominasi,ā tutur Pembantu Rektor II ISI Yogyakarta Drs AG Hartono MSn sela acara āLetsās Color Walls Connectionā di Jalan Beji Purwokinanti Pakualaman Yogyakarta, Rabu (26/7).
Menurut AG Hartono, saat ini mural dikelompokkan pada jenis Ā 'art street', namun sifatnya lebih permanen. Membuat mural menrut Hartono juga menjadi pengalaman estetik. Karena seniman diajak menggarap ruang public menjadi sebuah kawasan yang estetik.
āKegiatan seperti ini membuat mahasiswa maupun lembaga lainnya makin eksis. Momen seni ini jadi makin menarik ketika pihak-pihak terkait ikut mendukung,ā jelasnya.
Terpisah perwakilan Biro Kesra DIY Endah Mawarni mewakili Wagub DIY KGPAA Paku Alam X menjelaskan, mural pada masa lampau dibuat hanya dengan materi sederhana. Seperti menempelkan telapak tangan pada dinding gua lalu menyemprot dengan kunyahan dedaunan berwarna-warni.
āHanya saja kini gambar yang dihasilkan lebih berkembang. Selain itu juga dengan peralatan yang digunakan sangat beragam. Seni mural merupakan seni visual yang sangat merakyat,ā tukasnya.
Sedang Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia) Jun de Dios menjelaskan kegiatan ini merupakan sebuah program kolaborasi AkzoNobel dan MasterPeace yang diluncurkan di Rotterdam, Belanda, pada Maret 2017 lalu. Inisiatif ini berlangsung di lebih dari 40 kota di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan melibatkan ratusan seniman dan ribuan relawan dalam melukis 100 dinding di seluruh dunia. āDengan kekuatan warna, kreativitas dan keterlibatan ratusan peserta, kami mengajak masyarakat Yogyakarta untuk bersama-sama mengubah dinding menjadi daya tarik masyarakat," kata Jun.
Yogyakarta dipilih karena kota ini memiliki warisan sejarah yang signifikan dan penting bagi kekayaan budaya Indonesia. Di sepanjang dinding seluas 750 meter, sekitar 1.640 liter produk Dulux Weathershield digunakan untuk pengecatan mural di daerah Pakualaman, Jalan Sambilegi dan daerah Soboman yang merefleksikan tema āBhinneka Tunggal Ika.ā Kegiatan ini melibatkan sekitar 500 mahasiswa dari ISI Yogyakarta dan masyarakat. (R-7)
BERITA TERKAIT
Purbalingga Fokus Enam Prioritas Pembangunan Tahun Depan
Biomedis Jadi Ilmu Favorit di Masa Depan
Lurah Sriharjo Kesal, Jalan Ambles di Wunut Belum Diperbaiki
Berbagi Senyum Berkah di Ramadan 2023, JNE Hadirkan Beragam Program
Ramadhan Keliling Dunia Bersama Unissula
Hari Film Nasional: Insan Perfilman Terus Bergerak Wujudkan Merdeka Berbudaya
Disperinaker Sukoharjo Pantau Pembayaran THR Idul Fitri 2023
Innalillahi..Bocah Kembar Terseret Arus Anak Sungai Serang, Begini Kondisinya
1.000 Anak Yatim di Salatiga Terima Santunan Ramadhan
Hujan Angin 'Ngamuk' di Bantul, Belasan Pohon Tumbang Timpa Rumah
Hebatnya Via Vallen, Sediakan Sahur Gratis Selama Bulan Ramadan Full!
Batal Jadi Host Piala Dunia U-20 Presiden Minta Jangan Saling Menyalahkan
Pendataan Ulang Tanah PT KAI di Wonogiri Tanpa Ribut-ribut
UNNES Terima 2.223 Mahasiswa Jalur SNBP
Bentengi Keluarga dari Radikalisme, Kaum Perempuan Perlu Memiliki Kecerdasan Digital
Dampak Hujan Angin di Jogja Hari Ini, Puluhan Pohon Tumbang dan Rumah RusakĀ
BRI Bantu Sistem Pengolahan Air Minum ke Panti Rehabilitasi
Pemkab Boyolali Serahkan Hibah Serta Insentif Pengasuh Ponpes dan Guru Ngaji
Jasa Armada Indonesia Raup Laba Bersih Rp150,6 Miliar di Tahun 2022
GKR Hemas ajak Perempuan Muslim Aplikasikan Pancasila
Alumni SMAN 1 Purwokerto Gelar Basar Ramadan