Lima Kyai Khos Penentu Kebijakan Gus Dur

Mengenal lima Kyai Khos penentu kebijakan Gus Dur. (Foto : Istimewa)
DALAM dunia Islam khususnya di tanah air dikenal adanya istilah Kyai Khos. Sebutan Kyai Khos atau Kyai Sepuh mulai santer terdengar semasa hidup Abdurrahman Wahid dimana keberadaannya juga turut andil dalam menentukan kebijakan Gus Dur, baik saat menjadi Ketua PBNU, Ketua Dewan Syuro PKB bahkan ketika menjabat presiden sekalipun.
Apapun ucapan dari Kyai Khos ini akan didengar dan dilaksanakan Gus Dur. Walau tak pernah berembuk sebelumnya, namun apa yang dilontarkan para Kyai Sepuh ini akan selalu sama dalam satu pendapat.
Sosoknya yang kharismatik membuat para Kyai Khos dikenal umat muslim tanah air. Kyai Khos semakin menjadi figur penting dengan menjadi pengasuh pondok-pondok pesantren terkemuka di tanah air. Mengenal sosok tokoh yang suaranya selalu didengar Gus Dur, berikut nama-nama Kyai Khos tersebut.
KH Abdullah Abbas
KH Abdullah Abbas merupakan ulama besar di Jawa Barat yang lahir pada 7 Maret 1922. Sepanjang hidupnya, KH Abdullah Abbas mendedikasikan ilmunya untuk mengasuh Pesantren Pesantren Buntet yang berada di Desa Mertapada Kulon, Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat. Pesantren Buntet sendiri merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia yang berdiri sejak abad 18 M.
KH Abdullah Abbas sejak kecil mendapat pembinaan langsung dari ayahnya, Kyai Abbas. KH Abdullah Abas juga pernah menempa ilmu Islam di beberapa pesantren seperti Pesantren di Pemalang dipimpinan oleh Kiai Makmur, Pesantren di Lasem pimpinan Kyai Ma’sum hingga Pesantren di Lirboyo dibawah Kyai Abdul Karim Manaf.
KH Abdullah Abbas meninggal dunia pada 10 Agustus 2007 di Rumah Sakit Tentara (RST) Ciremai dalam usia 85 tahun. KH Abdullah Abbas dikebumikan Pemakaman Keluarga Pesantren Buntet atau TPU Gajang Ngambung di Desa Buntet, Astana Japura, Kabupaten Cirebon.
Mbah Liem
Kyai karismatik ini bernama KH Muslim Rifa’i Imampuro atau yang akrab dipanggil Mbah Liem. Mbah Liem selalu mengenakan topi yang kadang dipadu dengan sorban putih hingga tampak seperti petani di sawah. Penapilannya yang eksentrik tersebut maka Mbah Liem juga sering disebut Kyai Nyentrik.
Nama pesantren yang didirikannya juga tak kalah unik yakni Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti yang terletak di Kecamatan Karang Anom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Mbah Liem merupakan salah satu Kyai Khos yang dekat dengan Gus Dur, bahkan ia juga dikenal disegani oleh presiden kedua, Soeharto.
Tokoh karismatik ini meninggal dunia dalam usia 91 tahun saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten. Mbah Liem dimakamkan di samping makam istrinya di Pendopo Perdamaian komplek Pondok Pesantren Al Muttaqin Pancasila Sakti.
KH Ilyas Ruhiyat
KH Ilyas Ruhiyat lahir di Cipasung pada 13 Januari 1934. Ayahnya merupakan ulama besar di kabupaten tersebut, KH Ruhiat dan ibunya Hj Aisyah.
KH Ilyas Ruhiyat memimpin Pesantren Cipasung. Semasa hidupnya KH Ilyas Ruhiyat sering mengikuti pengajian kepada sejumlah tokoh pimpinan pondok pesantren di Jawa Barat, diantaranya Kyai Saefulmillah, Abdul Jabar dan Ustaz Bahrum.
KH Ilyas Ruhiyat pada tahun 1990 merupakan ulama NU yang sangat disegani di tingkat nasional. Pada Muktamar NU tahun 1995 di Cipasung Tasikmalaya, ia mendapat amanah untuk memimpin NU bersama Gus Dur.
Pada masa itu KH Ilyas Ruhiyat mampu membawa NU melewati masa-masa sulit karena menolak intervensi Orde Baru. Kiai Ilyas pernah pula menolak permintaan pemerintah yang memohon kesediaannya menjadi anggota MPR demi menuntut independensi NU.
KH Ilyas Ruhiat meninggal dunia pada Desember 2007 dalam usia 73 tahun. KH Ilyas Ruhiat dimakamkan di Kampung Cipasung, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
KH Chudlori
KH Chudlori merupakan pendiri Pesantren Tegalrejo, Magelang. Ayah Kh Chudlori merupakan seorang penghulu di Tegalrejo dibawah pemerintahan Belanda. Kakeknya, Abdul Halim juga seorang penghulu yang menangani administrasi urusan agama di daerah pedalaman kabupaten Magelang.
Semasa kecil KH Chudlori pernah menjadi santri KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Gus Dur cukup dekat dengan KH Chudlori karena ia juga pernah nyantri di Pesantren Tegalrejo.
KH Chudlori merupakan salah satu ulama yang disepuhkan di kalangan Nahdliyyin. Bukan saja karena nama besar pesantren dan kiprah keulamaannya, namun juga karena kiprah politiknya yang konsisten memperjuangkan aspirasi warga Nahdliyyin. Dalam setiap perubahan situasi politik, KH Chudlori termasuk salah seorang kiai yang selalu ditunggu fatwa-fatwa politiknya oleh warga Nahdliyyin.
KH Abdullah Faqih
KH Abdullah Faqih merupakan pengasuh Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Ia juga merupakan sosok Kyai Khos yang semasa hidup begitu dekat dengan Gus Dur, KH Abdullah Faqih juga salah satu sosok utama yang mendorong Gus Dur maju sebagai presiden.
Majunya Gus Dur sebagai calon presiden sebenarnya banyak ditentang para kyai saat itu, namun KH Abdullah Faqih justru mengundang beberapa tokoh kyai sentral NU untuk membahas masalah itu. Mereka diundang untuk berembuk di Pondok Pesantren Langitan Tuban. Hasil pertemuan yang digagas Kyai Langitan itu akhirnya mendukung pencalonan Gus Dur untuk maju sebagai calon presiden yang didukung poros tengah. (Van)
BERITA TERKAIT
Sambut Lebaran, Pengelola Grojogan Sewu Siapkan Sepeda Listrik dan Kendaraan Shuttle
Jokowi: Urusan Bola Bikin Pusing Selama 2 Minggu, Tapi Sudah Kehendak Allah
Perangi Malnutrisi dan Stunting Lewat Zero Hunger
Purnawirawan TNI dan Polri Usulkan Anies AHY untuk Pasangan Sipil Militer
PWI Banjarnegara Gelar Diskusi Pemberdayaan Potensi Desa Sebagai Tujuan Wisata
KPU Bantul Rekap Data Pemilih Berjenjang
Ichiban Sushi Kantongi Sertifikat Halal MUI
HUT BLN Gunungkidul, Tingkatkan Kesejahteraan Anggota
Tak Peduli Ramadan, Tiga Pasangan Terjaring Saat 'Ngamar'
Bupati Klaten Resmikan Mushola PKL Jalan Bali
Di Tengah Rilis Produk Baru DS Modest Peduli Kesehatan Mental Masyarakat
GKR Bendara bersama BKKBN, Sambangi Keluarga Risiko Stunting
Pengemis dan Gelandangan Serbu Sukoharjo Selama Ramadan, Masyarakat Resah
Dianggap Hendak Perang Sarung, 4 Remaja Wates Diamankan Warga
Endoskopi Bariatrik, Kabar Baik Bagi Penderita Komplikasi Obesitas dan Fatty Liver
Minta Pulang, Pekerja Migran Indonesia Asal Karawang Dijual ke Suriah $12.000
Pedagang Nekat Timbun Bahan Pokok Saat Ramadhan Bakal Disikat
Di Bulan Ramadhan, Komunitas SMJ Gelar Kegiatan Jumat Berkah
Ramadhan, UMK dan Inflasi
Mafia Umrah Harus Dihukum Berat
Test Drive Hyundai Creta, Inovasi Kenyamanan Berkendara