Go-Jek Bikin Go-Pay Ternyata Ini Alasannya

Budi Gandasoebrata saat menyampaikan materi pada peserta. (Foto : Harminanto)
SLEMAN, KRJOGJA.com - Budi Gandasoebrata, Managing Director Go-Pay menjadi salah satu pembicara dalam seminar nasional Financial Technology (fintech) hasil kerjasama KR bersama STIM YKPN, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), dan Go-Jek Sabtu (15/12/2018). Di hadapan peserta yang berasal dari berbagai kalangan yang sebagian besar adalah mahasiswa, Budi mengungkap rahasia perkembangan Go-Jek yang saat ini merengkuh hampir sebagian sisi kehidupan masyarakat Indonesia.
Budi memulai pemaparannya dari fakta ketidakefisiensian kehidupan masyarakat terutama penarik ojek di Indonesia. Ketika berjalan konvensional pengemudi ojek hanya menarik penumpang 2-3 kali dalam satu hari pun akhirnya berdampak pada tarif tak terbuka yang mahal.
“Awalnya dulu Nadiem (CEO Go-Jek) pelanggan ojek pangkalan dan mendapat fakta bahwa apa yang mereka lakukan tak efisien, mereka lebih banyak mangkal daripada menarik penumpang. Setelah berselang waktu dia berlangganan dan lalu si ojek diminta membelikan makan, mengantarkan barang dan ternyata bisa. Hal yang didapat kalau kita memuliakan orang atau profesi maka bisa dipercaya. Inilah yang kemudian menginspirasi pembuatan aplikasi Go-Jek,” ungkapnya.
Setelah melewati masa sejak 2011 dengan berbagai naik dan turunnya situasi, Go-Jek mampu menjelma sebagai perusahaan besar yang bahkan mulai melakukan ekspansi hingga Vietnam dengan Go-Vietnya. Go-Jek pun kini dirasa sukses dengan financial technology (fintech) yang diusung yakni Go-Pay.
“Go-Pay ini kami buat awalnya untuk memudahkan baik user maupun mitra pengemudi saat pembayaran, dulu pengemudi tak bawa uang kembalian dan pula mungkin user uangnya besar, kami ingin memudahkan proses ini. Kemudian seiring waktu mulai bergerak lagi ke warung, toko online dan merchant-merchant lainnya yang saat ini bisa dilakukan pembayarannya menggunakan Go-Pay,” ungkapnya lagi.
Saat ini Go-Pay menurut Budi, bisa digunakan di sektor industri informal bahkan hingga sekelas angkringan dan dirasa menjadi lonjakan menarik bagi kehidupan masyarakat. Go-Pay yang ingin menjadi jembatan industri informal dengan formal yang selama ini belum terjalin dengan baik, mulai menunjukkan perkembangan.
“Semangat kami membantu rekan usaha baik formal maupun informal agar bisa tumbuh, memudahkan transaksi dan keamanan. Selama ini industri informal tak diberi fasilitas untuk mencatatkan history keuangannya dengan baik. Padahal catatan ini bisa dibawa ke bank yang memberikan pendanaan saat ada sejarah nilai transaksi yang bisa jadi dasar bank memberikan kredit. Go-Pay bisa melakukan hal tersebut dengan pembukuan terbuka yang bisa menjembatani,” tandasnya. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Ciptakan Kesetaraan Gender, Pemkab Sukoharjo Sosialisasikan Perda PUG
Bangun Karakter Siswa, SMAN 11 Yogya Gelar MABATA
Terlibat Calo Bintara, 5 Oknum Polda Jateng Dipecat dan Terancam Pidana
Literasi Jadi Alat Maksimalkan Kualitas SDM Indonesia
Bekali Kemampuan Penulisan, Kanwil Kemenag DIY Gelar FGD Kehumasan
Sambut Ramadan, Kemenag Kirim 50 Pendakwah Moderat ke Daerah 3T
Propam Polres Sukoharjo Gelar Tes Urine Dadakan, Hasilnya?
Polisi Dalami Dugaan Penganiyaan Fitri Disabilitas Yatim Piatu
Janji Didepan Makam Para Pahlawan, Masyarakat Kota Yogya Deklarasi Pemilu Damai
Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang BaruRp 3,8 Juta Per Orang
Terbaik dalam Layanan Digital, Kemenkumham Terima Penghargaan dari Kementerian PANRB
Jenazah Syabda Dimakamkam Berdampingan dengan Ibu dan Nenek
Orangtua Ayu Indraswari Terakhir Bertemu Sabtu Pagi, Sore Sudah Tak Bisa Dihubungi
Cegah Kerusakan Lingkungan, Srikandi Ganjar Gelar DIY Workshop Ecoprint
Bupati Gunungkidul luncurkan Aplikasi 'Gampang Gawe Surat'
Pelayat Mendatangi Rumah Duka Syabda Perkasa
Kesbangpol DIY Perkuat Sinergitas Pokja Ketahanan Ekonomi
Merti Dusun Papringan Ditutup dengan Pementasa Kuda Lumping
Qomaru Terpilih Sebagai Ketua Ketua PDM Bantul
Bank Indonesia Mulai Menerima Penukaran Uang Baru Mulai 27 Maret
Dirut KR Resmikan Balai Warga Semeru