Go-Jek Bikin Go-Pay Ternyata Ini Alasannya

user
ivan 15 Desember 2018, 11:37 WIB
untitled

SLEMAN, KRJOGJA.com - Budi Gandasoebrata, Managing Director Go-Pay menjadi salah satu pembicara dalam seminar nasional Financial Technology (fintech) hasil kerjasama KR bersama STIM YKPN, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), dan Go-Jek Sabtu (15/12/2018). Di hadapan peserta yang berasal dari berbagai kalangan yang sebagian besar adalah mahasiswa, Budi mengungkap rahasia perkembangan Go-Jek yang saat ini merengkuh hampir sebagian sisi kehidupan masyarakat Indonesia.

Budi memulai pemaparannya dari fakta ketidakefisiensian kehidupan masyarakat terutama penarik ojek di Indonesia. Ketika berjalan konvensional pengemudi ojek hanya menarik penumpang 2-3 kali dalam satu hari pun akhirnya berdampak pada tarif tak terbuka yang mahal.

“Awalnya dulu Nadiem (CEO Go-Jek) pelanggan ojek pangkalan dan mendapat fakta bahwa apa yang mereka lakukan tak efisien, mereka lebih banyak mangkal daripada menarik penumpang. Setelah berselang waktu dia berlangganan dan lalu si ojek diminta membelikan makan, mengantarkan barang dan ternyata bisa. Hal yang didapat kalau kita memuliakan orang atau profesi maka bisa dipercaya. Inilah yang kemudian menginspirasi pembuatan aplikasi Go-Jek,” ungkapnya.

Setelah melewati masa sejak 2011 dengan berbagai naik dan turunnya situasi, Go-Jek mampu menjelma sebagai perusahaan besar yang bahkan mulai melakukan ekspansi hingga Vietnam dengan Go-Vietnya. Go-Jek pun kini dirasa sukses dengan financial technology (fintech) yang diusung yakni Go-Pay.

“Go-Pay ini kami buat awalnya untuk memudahkan baik user maupun mitra pengemudi saat pembayaran, dulu pengemudi tak bawa uang kembalian dan pula mungkin user uangnya besar, kami ingin memudahkan proses ini. Kemudian seiring waktu mulai bergerak lagi ke warung, toko online dan merchant-merchant lainnya yang saat ini bisa dilakukan pembayarannya menggunakan Go-Pay,” ungkapnya lagi.

Saat ini Go-Pay menurut Budi, bisa digunakan di sektor industri informal bahkan hingga sekelas angkringan dan dirasa menjadi lonjakan menarik bagi kehidupan masyarakat. Go-Pay yang ingin menjadi jembatan industri informal dengan formal yang selama ini belum terjalin dengan baik, mulai menunjukkan perkembangan.

“Semangat kami membantu rekan usaha baik formal maupun informal agar bisa tumbuh, memudahkan transaksi dan keamanan. Selama ini industri informal tak diberi fasilitas untuk mencatatkan history keuangannya dengan baik. Padahal catatan ini bisa dibawa ke bank yang memberikan pendanaan saat ada sejarah nilai transaksi yang bisa jadi dasar bank memberikan kredit. Go-Pay bisa melakukan hal tersebut dengan pembukuan terbuka yang bisa menjembatani,” tandasnya. (Fxh)

Kredit

Bagikan