Ketoprak Tuna Netra ‘Distra Budaya’, Nguri-uri Budaya dalam Keterbatasan

Foto: Nur Andini
ADA yang tak biasa pada pertunjukan ketoprak kali ini, yaitu semua pelakonnya adalah tuna netra atau difabel netra. Berdiri sejak tahun 2002 anggota Paguyuban Ketoprak Tuna Netra, Distra Budaya sempat memiliki 40 anggota, namun saat ini yang bertahan hanya 20 orang karena memecahkan diri.
Sebagai salah satu penggagas ‘Distra Budaya’ Harjito Wijarnako membentuk ini karena kecintaannya terhadap kesenian ketoprak. Pria kelahiran Sleman ini lantas menggandeng dua temannya yaitu Endro dan Nuryadi untuk bergabung membuat suatu paguyuban ketoprak difabel dan diberi nama Distra Budaya yaitu singkatan dari difabel netra budaya.
“semoga budaya semakin maju dan temen-temen yang normal itu semakin gregetnya tu ada tu lho,” ujar Harjito selaku Ketua Distra Budaya.
Rata-rata anggota Ketoprak Distra ini memilik usia 50 tahun. Kesulitan yang mereka hadapi adalah cara untuk mengumpulkan orang-orang yang mau bergabung, sebab kebanyakan dari mereka yang akan diajak alasannya karena belum yakin dengan popularitas paguyuban tersebut sampai saat ini belum ada penerusnya.
Salah satu anggotanya yang biasa dipanggil Getir mengungkapkan keberadaan Distra Budaya ini ia gunakan untuk membentuk kepedulian terhadap orang tuna netra melalui seni sehingga menjadi motivasi masyarakat bisa menerima keberadaan penyandang cacat netra.
Pria 48 tahun bersama rekan-rekannya aktif melakukan pertemuan rutin selama satu bulan sekali pada rabu ketiga untuk membahas tema cerita karena pada setiap pementasan, mereka menyuguhkan cerita berbeda sesuai dengan permintaan pengundang.
Kesulitan lain yang Distra Budaya hadapi adalah pemotongan durasi pentas yang tadinya 3-4 jam, namun hanya 15-30 menit. Hal ini tentunya membuat mereka harus menyingkat dan memadatkan cerita. Selain drama, para pelakon ini juga mahir bermain musik tradisional dengan alat-alat yang sederhana seperti kendhang, kenthongan, dan lesung. (Nur Andini Dwi L / KR Akademi)
BERITA TERKAIT
Kinerja Positf, AXA Mandiri Bayarkan Klaim Rp22 Triliun di Tahun 2022
Milenial Loyalis Ganjar Kembangkan Potensi Desa Wisata Grogol Sleman
Pedagang Meluber, Pasar Sentul Mulai Direvitalisasi
Dr Djoko Sutrisno Berikan Kuliah Umum di Universiti Malaysia Pahang
UUS Maybank Indonesia Ikut Ramaikan Pasar Repo
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Komunitas Kretek Adakan Kejuaraan Bulutangkis
SkorLife Raih Pendanaan Tahap Awal Senilai USD 4 Juta
Warriors Inline Club Yogya Juara Umum Piala Kadisporapar Jateng
Takut Ketahuan, Suyono Mutilasi Korban Jadi Enam Bagian
BMM Olah Daging Kurban Jadi Rendang Kaleng
Masyarakat Penghayat Kepercayaan Gelar Ruwatan Popo Sakkalir
Kajari Bantul Setorkan PNPB ke BRI Bantul
Lagi, Kakek Nekat Gantung Diri
Wacana Tiket Home PSS Naik, Ini Suara Hati Suporter
PKP3JH Siaga di Madinah dan Makkah untuk Bantu Jemaah
DPRD Klaten Minta Pendapatan Asli Daerah Ditingkatkan
Popok Bayi Ini Bantu Atasi Ruam Popok Akibat Perubahan Iklim Ekstrem
NasDem : Secara Yuridis MK Sulit Putuskan Proporsional Tertutup
Kelas Khusus Olahraga Kurang Prasarana, Ini Komitmen DPRD Bantul
BPPD Dan Dinpar Gunungkidul Gelar Table Top Handayani
Bank DKI Raih Penghargaan Bank Terbaik BPD KBMI 2