Toleransi Ala Warga Wonorejo Saat Idul Adha

Momen kerukunan warga di Wonorejo sesaat setelah sholat Idul Adha.
SLEMAN, KRJOGJA.com - Umat muslim di berbagai wilayah melaksanakan Sholat Ied memperingati Hari Raya Idul Adha, Rabu (22/8/2018) pagi. Tak terkecuali di masjid Padukuhan Wonorejo Hargobinangun Pakem Sleman. Ratusan warga dusun menggelar sholat ied dengan penuh kekhusyukan sejak pagi hari.
Momen menyejukkan tersebut semakin terlihat nyata ketika sholat Ied di Masjid Baitul Makmur Wonorejo hampir usai. Warga pemeluk agama lain yang hidup berdampingan di Wonorejo mulai berdiri di tepi jalan keluar masjid.
Para warga memberikan salam pada umat muslim yang baru saja menyelesaikan ibadah sholat. Mereka memberikan salam selamat pada warga muslim yang baru saja merayakan hari raya keagamaan Idul Adha.
Dukuh Wonorejo, Monika Esti Widyaningsih mengatakan tradisi seperti ini telah ada cukup lama di Wonorejo bahkan sebelum Esti menjadi dukuh setempat. “Setiap hari raya keagamaan baik Idul Fitri dan Idul Adha, sudah jadi tradisi warga non Muslim di dusun kami untuk memberikan ucapan selamat setelah sholat Ied selesai. Semua warga menyambut dengan gembira karena momen ini adalah hal baik,” ungkap Esti.
Toleransi antar umat beragama di Wonorejo juga terlihat jelas ketika umat kristiani merayakan hari raya baik Natal maupun Paskah. Dalam momen tersebut, giliran warga muslim yang menjaga parkir serta keamanan di gereja yang ada di wilayah tersebut.
“Di dusun kami kebetulan ada gereja stasi dan umat Muslim selalu ikut serta saat kami merayakan hari raya keagamaan. Ya jaga parkir, ya keamanan jadi memang raket sekali hubungannya. Setelah selesai perayaan pun kami santap malam bersama agar semakin rumaket lagi,” sambungnya.
Tak hanya saat hari raya keagamaan saja, kerukunan warga di Wonorejo selalu terlihat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. “Misalnya ada pembangunan di dusun ya semua warga masyarakat turun tanpa memandang suku, agama, RAS. Sampai kapanpun akan kami pertahankan tradisi seperti ini,” pungkas Esti.
Toleransi antar umat beragama seperti ini sebenarnya tak hanya terjadi di Wonorejo saja. Banyak wilayah lain di DIY yang masyarakatnya tetap menjunjung kerukunan antar umat beragama dan selalu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Bupati Mantu Sandingkan 22 Pasangan Pengantin
Klub Tumpuan Awal Pemain Kelas Dunia
Gara-Gara ingin Tinggal di Luar Negeri, Ayah Tega Bunuh Anak
Kendala Utama Menulis Karya Ilmiah, Belum Mampu Beri Solusi Terbaru
Terkait Karyawan Lembur tak Dibayar, Ini Hasil Pemeriksaan Tim
Dudung Abdurachman Jajaki Kerjasama Bersama Militer Jepang
Garuda Indonesia Kaji Penggunaan Jilbab oleh Pramugari
Konser ‘Binangun Sobat Satru', Denny Caknan Obati Kerinduan Penggemar di Kulonprogo
Pemkab Bantul Luncurkan Rencana Umum Pengadaan
Ledakan Petasan Guncang Majenang Cilacap, Satu Orang Tewas
Kawah Gunung Bromo Keluarkan Api
Mandatori Biodiesel Dituding Penyebab Minyak Goreng Langka dan Mahal
Pentagon Deteksi Balon Mata-mata China Lintasi Amerika
KPK Telusuri Harta Kekayaan Lukas Enembe
Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Dituntut 6,8 Tahun
Diduga Meninggal Dimasukan Kantong Mayat, Ternyata Masih Hidup
Nur Asia Uno Berbagi Pengalaman Kepada Pelaku Usaha Kerajinan di TRAVEX
Mendag Larang Pedagang Jual Beras Oplosan
Gara-gara HP Hilang, Remaja Nekat Lompat dari Lantai 3
Ganjar Naikkan Nominal Bantuan KJS
Nikita Mirzani Kembali Dilaporkan Polisi