Usai Show di 3 Negara, Papermoon Akhiri Perjalanan 'Puno' di Jogja

Tala bersama pesan kerinduan di prahu kertas (Gumido).
SLEMAN, KRJOGJA.com - Papermoon Puppet Theatre menampilkan sebuah karya PUNO 'Letter To The Sky' yang menceritakan tentang kisah kehilangan orang tersayang. Terinspirasi dari kematian seseorang, pementasan ini didedikasikan untuk mereka yang telah pergi. Selama lima puluh menit penonton akan disajikan cerita seorang gadis bernama 'Tala' yang berusaha menerima kepergian ayahnya, 'Puno'.
Pada akhir pementasan muncul puluhan pesan yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, Inggris, sampai Filipina. Ada sebuah pesan yang tertulis 'Mas, sudah ngobrol sama mama papa?, tentang perasaan-perasaanmu selama hidup'. Pesan yang dituliskan oleh para penonton itu tertuang dalam sebuah perahu kertas untuk orang-orang yang telah tiada. Dikirimkan ke langit sebagai pengobat rasa rindu.
Pentas teater boneka yang dibuat Papermoon tahun ini sudah diselenggarakan di tiga negara di Asia Tenggara. Pentas perdana digelar di Bangkok, Thailand, dalam acara Bangkok International Children Theatre Festival, 19 - 20 Mei 2018. Selanjutnya di Singapura dalam acara 100 &100 more festival, 29 - 30 Mei 2018. Kemudian di Manila, 3 Juni di Spotlight Central Mekati dan 8 Juni 2018 di St. Benilde College.
Baca juga:
'Cerita Anak' Papermoon Membuat Saya Menangis!
Nil Maizar Pelatih Baru PS Tira
Ketiga pementasan itu merupakan bagian dari rangkaian Pentas Tour Asia Tenggara yang ditutup di Yogyakarta. "Ini sebuah kehormatan yang luar biasa. Karena akhirnya setelah sekian lama Papermoon akhirnya bisa pentas pulang kandang", kata Maria Tri Sulistyani selaku producer pada Rabu malam, (4/7/2018), di IFI LIP Yogyakarta. Di Yogyakarta sendiri pementasan 'Puno Letter To The Sky' akan berlangsung hingga Minggu 8 Juli 2018. Hanya saja, untuk tiket sudah habis.
Selama pementasan, papermoon menyampaikan jalannya cerita menggunakan bahasa tubuh. Boneka Tala dan Puno digerakkan oleh empat Puppeteers yakni, Anton Fajri, Beni Sanjaya, Pambo Priyojati,dan Rangga Dwi Apriadinnur.
Menurut Rangga di akhir pementasan, gesture adalah salah satu cara untuk menyampaikan cerita. Setiap penonton dapat memahami sendiri isi cerita dari melihat gerak boneka yang di mainkan.
Pentas penutup di Yogyakarta ini disambut baik para penonton. Terbukti dalam rencana enam kali pementasan akhirnya dibuat menjadi sepuluh kali pementasan yang tiketnya telah habis terjual dalam waktu dua hari. (Gumido)
BERITA TERKAIT
Jenazah Syabda Dimakamkam Berdampingan dengan Ibu dan Nenek
Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang BaruRp 3,8 Juta Per Orang
Orangtua Ayu Indraswari Terakhir Bertemu Sabtu Pagi, Sore Sudah Tak Bisa Dihubungi
Cegah Kerusakan Lingkungan, Srikandi Ganjar Gelar DIY Workshop Ecoprint
Bupati Gunungkidul luncurkan Aplikasi 'Gampang Gawe Surat'
Pelayat Mendatangi Rumah Duka Syabda Perkasa
Kesbangpol DIY Perkuat Sinergitas Pokja Ketahanan Ekonomi
Merti Dusun Papringan Ditutup dengan Pementasa Kuda Lumping
Qomaru Terpilih Sebagai Ketua Ketua PDM Bantul
Bank Indonesia Mulai Menerima Penukaran Uang Baru Mulai 27 Maret
Dirut KR Resmikan Balai Warga Semeru
Kecamatan Polokarto Kebut Program Penanganan Stunting
Ini Strategi BRI Perkuat Transformasi Digital Empat Tahun Kedepan
Wanita Warga Patehan Dimutilasi, Datang dengan Seorang Pria, Begini Kondisinya
Peringati HPN 2023, PWI Magelang Tebar Benih Ikan dan Tanam Pohon
Paguyuban Pedagang Bubur Ayam Dapat Dana Stimulan dari Pemkab Purbalingga
Remaja LDII Diharapkan Siap Jadi Duta Kejaksaan
LKPJ 2022 Diserahkan ke DPRD, IPM Klaten Naik
Satgas Pangan Pantau harga di Pasar Tradisional
Harga Beras dan Telur Terus Naik, Ini Jurus Bupati Sukoharjo
Pelajar di Bantul Deklarasi Tolak Kejahatan Jalanan