Saat Tunanetra Menikmati Pertandingan Jerman Vs Korea

user
ivan 28 Juni 2018, 00:48 WIB
untitled

"Pemain-pemain Jerman yang mengenakan kostum hijau-putih dengan kaos kaki hijau berusaha menusuk jantung pertahanan Korea! Merangsek masuk ke kotak penalti! Ah tapi sayang sepakan Tony Kroos hanya membentur tiang gawang. Kedudukan masih kosong-kosong untuk kedua kesebelasan hingga menit ke-78 babak kedua."

Narasi mendetail ini terdengar begitu utuh disampaikan penyiar RRI Didik Mainaki dan Indra Virgiantara. Sepenggal narasi yang begitu diperhatikan dengan seksama oleh penyandang disabilitas tunanetra Yogyakarta yang berkumpul di Yayasan Mardi Wuto Jalan Cik Di Tiro Rabu (27/06/2018) malam.

Teriakan histeris sering kali terdengar saat nada bicara sang penyiar mulai meninggi ketika bola mulai mendekati kotak penalti. Jerman ingin menang untuk bisa lolos sementara Korea tak ingin pulang tanpa satupun poin dari Piala Dunia Rusia 2018.

Sepakbola sungguh universal, disukai siapapun bahkan di tengah keterbatasan penglihatan yang dimiliki. Terbukti lebih dari 40 tunanetra di Yogyakarta begitu serius mengikuti kata per kata yang keluar dari mulut kedua penyiar senior olahraga tersebut dalam acara “Dengar Bareng” bersama RRI Yogyakarta.

Beberapa bahkan sangat serius hingga sama sekali tak menampakkan tawa atau senyum di bibir saat mendengarkan para penyiar berbicara menggambarkan keadaan terkini Kazan Arena. Ada pula relawan yang berusaha sedikit banyak ikut menjelaskan visual yang tampak dari layar proyektor yang ditancapkan di salah satu dinding.

Kemegahan stadion tersebut memang tak bisa dilihat langsung oleh difabel netra atau tunanetra yang berkumpul malam ini, hanya melalui gambaran cerita pendengaran. Namun ternyata kondisi ini tak sedikitpun menyurutkan semangat mereka menikmati pertandingan olahraga paling populer di dunia.

Baca Juga : 

Kusnandar, Driver Gojek yang Selalu Bawa Selang untuk Tolong Orang

Tunanetra, Tak Surutkan Bowo Berwirausaha

Mudik Bersepeda Bekasi ke Gunungkidul, Sandi Punya Pengalaman Seram

Ketegangan pun semakin terlihat karena sebagian besar pendengar menjagokan Jerman untuk menang dan melaju ke babak selanjutnya. Mereka tampak tidak tenang terlihat dari bibir yang mulai sedikit komat-kamit berharap ada gol untuk Tim Panzer malam hari ini.

Namun, nyatanya malah Korea yang berhasil mencetak dua gol dan mengajak Jerman pulang dari Rusia bersama-sama. Hanya mencatat tiga poin nyatanya membuat kedua tim wakil Eropa dan Asia ini tidak lolos dan merelakan tempat untuk Meksiko dan Swedia.

Begitulah sekelumit gambaran bagaimana tuna netra di Yogyakarta ikut dalam gegap gempita Piala Dunia Rusia 2018 yang benar-benar menghinggapi seluruh masyarakat dunia. Sungguh pemandangan yang menarik sekaligus menggugah kecamuk perasaan di dalam hati.

KRJOGJA.com pun menyempatkan berbincang dengan salah satu tunanetra yang menikmati pertandingan malam tadi, Alma Malik Dewantara. Bagi dia, siaran radio yang menjelaskan dengan detail jalannya pertandingan sepakbola menjadi andalan menikmati sebuah laga.

“Kami sangat terbantu karena tidak bisa menonton, hanya bisa mendengar. Kalau dapat penjelasan detail seperti ini dengan atmosfer bersama-sama rasanya jauh lebih mengena serunya pertandingan. Meski jagoan saya Jerman akhirnya kalah tapi kalau bisa ada dengar bareng seperti ini setiap hari, sangat membantu kami yang netra tapi suka sepakbola,” ungkapnya tersenyum.

Inilah salah satu bukti keindahan sepakbola yang terjadi dari Yogyakarta. Siapa saja tak terhalang keterbatasan apapun bisa menikmati permainan 11 lawan 11 ini. (FX Harminanto)

Kredit

Bagikan