Mahfud MD Sebut Eks Anggota HTI Harus Dibina

Mahfud MD saat memberikan pemaparan di hadapan anggota ICMI DIY (Harminanto)
YOGYA, KRJOGJA.com - Anggota Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Mahfud MD menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bersama Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) DIY Kamis (7/6/2018). Bersama beberapa tokoh seperti Herry Zudianto, Edi Suandi Hamid dan Kombes Polisi Hadi Utomo mewakili Kapolda DIY, dibahas bagaimana cara bangsa Indonesia mencegah gerakan radikalisme yang bahkan sudah sampai wilayah kampus.
Mahfud mengatakan bahwa pemerintah sudah tegas membubarkan organisasi Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dinilai bertentangan dengan Pancasila. Ideologi Khilafah yang menurut Mahfud tidak jelas bagaimana sistemnya dibawa dengan tujuan akhir mengganti Pancasila yang dianggap gagal untuk Indonesia.
“Sudah kalau itu jelas bahwa HTI adalah organisasi radikal, beberapa tahun lalu pimpinan mereka mendatangi saya mengatakan bahwa Pancasila gagal dan saya diminta berbicara tentang Khilafah. Saya bilang ada tidak dalil sistemnya seperti apa dalam Al Quran tapi ternyata tidak bisa,” ungkapnya.
Meski begitu, Mahfud mengatakan tidak semua eks anggota HTI benar-benar mengetahui bahwa organisasi tersebut radikal dengan ideologi Khilafah yang dibawa. “Banyak yang hanya ikut-ikut pengajian saja tapi tidak tahu kalau organisasi tersebut radikal,” sambung pria yang juga Ketua Paramparapraja ini.
Untuk itulah Mahfud meminta segala pihak termasuk negara untuk melakukan pembinaan pada eks anggota HTI bukan langsung memberikan sanksi berupa pemecatan seperti yang disampaikan dua menteri pemerintah belakangan ini. “Kalau PNS atau kampus jangan langsung dipecat tapi dilakukan pembinaan, kalau masih ada indikasi radikal baru baru dipecat,” ungkapnya lagi.
Sementara perwakilan Polda DIY Kombes Polisi Hadi Utomo mengharapkan peran serta masyarakat dalam mencegah masuknya ideologi radikal. Polisi berharap melalui pendekatan masyarakat, pekerjaan aparat kepolisian bisa semakin maksimal karena masyarakat ikut ambil bagian menjaga satu sama lain.
“Tanpa masyarakat, polisi akan kesulitan mencegah masuknya radikalisme. ICMI DIY kami harap juga berperan aktif untuk membagikan energi positif pada lingkungan sekitar, mencegah masuknya ideologi atau organisasi yang mengusung radikalisme,” tegasnya. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Cek, Ini Deretan Pasar Ramadan di Jogja yang Sediakan Aneka Takjil Murah Meriah
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Peranan APBN Masih Dibutuhkan di DIY
Politik Licik dan Kejam Ala Ken Arok, Tega Korbankan Sahabat Sendiri
Ditinggal Santap Bancakan Rumah Turyati Dilalap Api
Gandeng REI DIY, PLN Group Pasarkan Layanan Listrik dan Internet
Pemkab Sukoharjo Keluarkan SE Operasional Tempat Usaha Selama Ramadan
PPB UIN SUKA Gelar Pasar Ramadhan
Dana Inpres Rp 80 M Sasar Perbaikan Jalan Karanganyar, Target Selesai Sebelum Lebaran
Soal Penutupan Patung Bunda Maria di Lendah, Begini Kata Pemda DIY
Awal Puasa, Pelayanan di Dukcapil dan MPP Kota Yogya Ramai
Kemenag Cairkan Rp381 Miliar BOP untuk 28 Ribu Raudlatul Athfal
Tingkatkan Kapabilitas UMKM, BRI Berkontribusi 65,4% Inklusi Keuangan Indonesia
Aismoli Percepat Realisasi Ekosistem Kendaraan Listrik
SSB AA FC Juara KU-12 di Gunungkidul
Wow, Anak Kim Jong Un Pakai Jaket Dior Senilai Rp28 Juta
Inilah Besaran UKT yang Harus Dibayar Mahasiswa UNY
Astra Motor Berikan Servis Gratis untuk Warga Terdampak Erupsi Merapi
Gandeng Pinhome, Bank Muamalat Tingkatkan Portofolio KPR
KPK Minta Kepala Daerah Tidak Korupsi, Apa Kata Sultan?
Kementerian BUMN Tunjuk Dua Direksi Baru IFG
Demi Anak Pakai Busana Dior, Ibu Ini Rela Makan Mie Instan