Dukung Pembentukan Karakter, MGMP Diaktifkan Lagi

Istimewa
SOLO, KRJOGJA.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengaktifkan kembali peran forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk Penguatan Pendidikan Karakter peserta didik.
Pendekatan ini merupakan implementasi dari kebijakan zonasi guna meningkatkan kemampuan guru dan tenaga kependidikan, terutama dalam pembekalan pendidikan karakter.
Zonasi, menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), merupakan kebijakan yang mengatur jarak tempat tinggal ke sekolah sesuai dengan zona yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya.
Pernyataan ini diungkapkan Supriano, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud, saat membuka Pekan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (23/4/2019) petang.
“Peran guru tidak terlepas dari pembentukan karakter anak didiknya, sehingga Kemendikbud berupaya untuk memberikan pembekalan pendidikan karakter,” ujar Supriano. Pembekalan ini, lanjutnya, antara lain, dilakukan melalui forum MGMP, sebagai bagian dari pola kebijakan zonasi, dan diterapkan mulai tahun ajaran 2019.
Dalam penerapannya, MGMP akan bersinergi dengan pemangku kepentingan pendidikan di daerah. "Upaya mengoptimalisasikan program MGMP ini perlu sinergi dari pemda kabupaten/kota dan pusat,” ujar Dirjen Supriano. Ditambahkan Supriano, materi pendidikan karakter akan memfokuskan kepada sinergi pendidikan dengan kebudayaan untuk membentuk pembiasaan yang baik terhadap karakter siswa.
“Melalui budaya dan kesenian, siswa memupuk karakter dan diimplementasikan kedalam jiwanya, dan dari situlah siswa dapat belajar berani, percaya diri, sabar, kerjasama, dan kepedulian terhadap sesamanya. Oleh karena itu, pendidikan tidak dapat terlepas dari kebudayaan", jelas Supriano.
Sementara itu, Tartid Supriyadi, Ketua Satuan Tugas Penguatan Pendidikan Karakter Jawa Tengah, menjelaskan MGMP telah berjalan dengan baik, dan terus ditingkatkan sesuai dengan zona sekolah. “Semua kabupaten/kota sudah jalan, hanya yang berubah nanti zonasi, jadi pemilihan guru nantinya yang berada di dalam zona tersebut,” ujarnya.
Dengan demikian, tambahnya, ke depan, guru inti tidak akan bertumpuk di suatu tempat, tapi tersebar di tiap zona.
Tartid, yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan, Dinas Pendidikan Jawa Tengah, menjelaskan, perhelatan Hardiknas 2019 merupakan hasil kerja sama antara pemerintah daerah dengan pusat.
“Perayaan ini terselenggara atas kerja sama antara Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbud di Provinsi Jawa Tengah dengan para pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan di Kota Surakarta.
Tartid berharap, perayaan ini dapat menjadi momentum antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk saling mendukung dalam memberikan layanan pendidikan dan kebudayaan. “Dengan adanya kegiatan ini diharapkan antara pusat dan daerah makin bersinergi. Ke depannya, koordinasi ini akan makin dapat menghasilkan sumber daya manusia yang baik", harapnya.
UPT Kemendikbud yang turut mendukung terselenggaranya Pekan Hardiknas di Kota Surakarta, meliputi, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas), Balai Bahasa, Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan (BPMPK), Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP), Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS). Sedangkan, institusi pemerintah daerah, yang mendukung perhelatan ini, mencakup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Solo, Pepadi Kota Surakarta, dan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).
Pekan Hardiknas di Kota Surakarta berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 23 hingga 27 April 2019, diisi dengan berbagai pegelaran budaya dan seni, seperti wayang, musik angklung, pemutaran film pendidikan, seminar, sajian musik keroncong, karawitan, pertunjukan seni siswa, dan pentas wayang kulit bertajuk Kresno Gugah-Kresno Duto oleh dalang Ki Purbo Asmoro, dan Ki Kukuh Indrasmara .(ati)
BERITA TERKAIT
Fordigi Goes to Campus Cari Talenta Digital di UGM
Legislator Satu-satunya PSI DIY Tolak Sistem Proporsional Tertutup di Pemilu 2024
Sleman Lagi, Sleman Lagi... Kini Juara Umum Kejuaraan Atletik Jogja Open
BCA Life Kembali Raih Penghargaan Indonesia WOW Brand 2023
Kampung Billiard Ambarawa Dikenal Hingga Rusia
Sebanyak 1.899 Jemaah Haji Indonesia Akan Diberangkatkan ke Miqat Bir Ali Pada 1 Juni
Macapat Tatag Teteg Tutug Mulai Digelar Hari Ini
Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal Dunia di Arab Saudi Bertambah Jadi 4 Orang
Kalah, Kilicdaroglu Klaim Pemilu Turki Tidak Adil
SMKN 1 Kasihan Luluskan 190 Manggala Budaya
Usut Dugaan Korupsi BTS 4G BAKTI, Muhammadiyah Dukung Langkah Kejaksaan Agung
Gelar Karya dan Open School SDN Minomartani 1, Cetak Siswa Berkarakter, Inovatif
BPR Berubah Nama Jadi Bank Perekonomian Rakyat, Perbarindo DIY Lakukan Sosialisasi
Bikin Kejutan, Persis Solo Masih Rahasiakan Pemain Asing Mereka
Gelar Potensi Wirausaha Kreatif dan Inklusif DIY, Semangat Agar UMKM Naik Kelas
Jemaah Indonesia Mulai Berburu Oleh-oleh di Madinah
Sebuah Helikopter Latih Jatuh di Ciwidey
Mario Dandy Pakai Kabel Ties Sendiri Viral, Kapolda Metro Jaya Minta Maaf
Langsung Datangi Hotel Jemaah Haji, Tim Promkes Beri Penyuluhan Kesehatan
PLN Bagikan Al Quran Braille dan Santunan pada Santri
PSIM Kirim Dua Wakil Berbeda di Kongres PSSI, Soroti Lisensi Klub Liga 2