Pemerintah Bingung Jelaskan Pemicu Anjloknya Harga Ayam

Anak kandang di daerah Sanden Bantul memberikan pakan ayam. (Foto: Sukro R)
BANTUL, KRJOGJA.com - Gerakan bagi-bagi ayam gratis oleh Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (APAYO) sebagai bentuk protes rendahnya harga daging ayam broiler tidak berdampak bagi pedagang pasar tradisional Bantul. Memang sejak Lebaran lalu hingga kini harga ayam dipasaran terus merosot dikisaran Rp 25 ribu/kg. Padahal menjelang Hari Raya lalu harga jual daging ayam meroket hingga Rp 36 ribu/kg.
Utami, pedagang daging ayam di Pasar Bantul, Rabu (26/6/2019) menjelaskan kalau harga daging ayam terus, dari Rp 36 ribu/kg sekarang pada posisi Rp 25 ribu/kg.
"Anjloknya harga daging ayam lebih dari Rp 10 ribu perkilogramnya, harga paling terendah dalam kurun 10 tahun terakhir," jelasnya. Warga Segoroyoso Pleret tersebut mengaku turunnya harga, tetapi permintaan jusru stabil.
Jika sebelumnya dalam sehari menjual 40 sampai 45 ekor ayam, kini permintaan justru dibawah 40 ekor. Meski begitu, sebagai pedagang Utami sekali tidak rugi. Karena saat harga harga rendah, pedagang juga mengambil dengan harga turun.
Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan, Pemda Bantul, Ir Pulung Hariyadi MSc heran dengan turunnya harga daging ayam yang drastis ini. Namun demikian harga ditingkat pedagang dipasaran masuk kategori normal. "Kalau harga ayam hidup ditingkat peternak harga Rp 7 ribu/kg, tidak mungkin harga daging ayam di pasaran diatas Rp 20 ribu, mungkin Rp 15 ribu perkilogramnya," kata Pulung. Pihaknya belum bisa menjelaskan situasi yang terjadi saat ini.
Maryono, salah satu pengusaha ayam di Sanden Bantul mengatakan, mayoritas peternak ayam di wilayahnya menggunakan sistem kemitraan. Dengan sistem itu, peternak mendapatkan bibit ayam, pakan hingga obat-obatan dari mitra. Sedang peternak hanya modal kandang dan kelengkapannya. Setelah itu ada perjanjian antara peternak dan mitranya, termasuk soal harga. “Kemitraan harga sudah ditentukan didepan, misalnya dalam perjanjian harga Rp 19.000,/kg ayam dari kandang. Waktu panen harga sesuai kesepakatan awal, nanti dikurangi pakan dan lain - lain,” ujar Maryono. Dengan sistem kemitraan itu, peternak mendapat kepastian dalam berusaha.
“Yang saya tahu mayoritas peternak di Bantul dengan sistem kemitraan, Karena petani untung dengan sistem itu,” ujarnya.(Roy)
BERITA TERKAIT
ATF 2023 Jadi Kebangkitan Pariwisata Indonesia
CIMB Niaga dan Cathay Pacific Wujudkan Wisata ke Destinasi Impian Dunia
Bawaslu Magelang Kawal KPU Sempurnakan Data Kematian Warga
Begini Kesiapan Telkom dalam Menyukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Gandeng Empat Lini Bisnis, Nagita Slavina Bawa RANS ke Kuliner dan Gaya Hidup
PT Piaggio Indonesia Buka Cabang di Mojokerto
Beragam Penyebab Wanita Harus Operasi Angkat Rahim
Bulog Jamin Beras Impor Premium Dijual Tak Sampai Rp 10 Ribu Sekilo
Ditemukan di Fosil Ikan, Ini Bentuk Otak Berusia 319 Juta Tahun
Serunya Saat Bir Plethok dan Gado-Gado Jadi Pertunjukan Teater Dokumenter
Soal Galon Guna Ulang, KPPU Duga Ada Diskriminasi
Maybank Indonesia Resmikan Kantor Cabang Kota
Cegah Investasi Bodong, Pecalang Bali Ikuti Literasi Pasar Modal
Penderita Diabetes Anak Meningkat, Ini Pesan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Cara Top Up Game di Mocipay Pakai Pulsa
Bidik Pertumbuhan Dua Kali Lipat, Bank Muamalat Geber Pembiayaan Perumahan
Pembunuh Nomor Tiga, Kemenjes-MD Anderson Layani Pasien Kanker
Tersangka Pembunuhan Siswi Kelas 3 SMP Terancam Pasal Berlapis
Kabar Baik! 99 Persen Orang Indonesia Punya Antibodi COVID-19
Dukung Gematapas, BPN Bantul Pasang 4.000 Patok Tanah
Mengenal X8 Speeder dan Cara Mengaktifkan di Game Online Kesayangan