Program GEBRAK Hapus Stigma Terhadap Penderita HIV/Aids

user
ivan 26 Juli 2019, 20:47 WIB
untitled

SLEMAN, KRJOGJA.com - Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) bersama Dinkes Sleman dan Puskesmas Mlati I membentuk Satgas Remaja Tanggap HIV/Aids dan Napza (SETIA). Sebanyak 32 orang kaum muda warga Sinduadi dan Sendangadi Sleman diberikan pelatihan dan pembekalan untuk nantinya melaksanakan program Gerakan Bersama Kader (GEBRAK). Tujuan dibentuknya satgas ini tak lain agar para penderita HIV/Aids tidak mendapatkan stigma di tengah masyarakat.

Data yang diperoleh dari dosen peneliti Unriyo menyebutkan, setidaknya pada tahun 2018 ada sekitar 40 kasus stigma terhadap orang dengan HIV/Aids (ODHA) terjadi di wilayah DIY. Ironisnya kasus tersebut terus berulang dan justru selalu meningkat pada tiap tahun.

Inisiator program GEBRAK sekaligus Dosen Pendidikan Profesi Bidan Unriyo yakni Rizka Ayu Setyani SST MPH bersama Fika Lilik Indrawati SSiT MPH mengatakan permasalahan HIV bukan hanya masalah kesehatan, namun terkait dengan persoalan sosial dan psikologi. Masih banyak stigma masyarakat tentang HIV/Aids, salah satunya dengan pelabelan (stereotype) menjadi salah satu faktor penghambat program promotif dan preventif yang dilakukan.

“Selain itu faktor budaya dan mitos juga sangat berpengaruh dan umumnya tidak berpihak pada panderita, alapagi perempuan. Nantinya SETIA berfungsi sebagai kader dan akan menjadi fasilitator antara Puskesmas dan masyarakat khususnya generasi muda,” ungkap Rizka disela kegiatan pembentukan SETIA dan sosialisasi program GEBRAK di wilayah Mlati Sleman, Jumat (26/07/2019).

Ia berharap dengan adanya gerakan ini maka tak ada lagi stigma buruk terhadap para penderita HIV/Aids di tengah masyarakat. Para kader SETIA dituntut mampu memberikan edukasi tehadap masyarakat tentang HIV/Aids baik tentang pencegahan maupun penularan, bahkan juga perihal bagaimana cara berinteraksi sosial kepada penderitanya.

“Kami berharap agar SETIA dapat menjalankan perannya secara optimal melalui Gebrak yang dirancang bersama masyarakat. Nantinya program ini tak hanya diterapkan di Mlati saja, namun juga di desa maupun kecamatan lain di Kabupaten Sleman,” terangnya.

Fika Lilik Indrawati menambahkan kegiatan pembentukan satgas serta sosialisasi ini merupakan rangkaian penelitian yang pendanaannya melalui Hibah Penelitian Dosen Pemula dari Kemenristekdikti. Tujuannya untuk membina Karangtaruna tiap dusun sebagai rintisan dalam pencegahan HIV.

“Agar masyarakat memiliki gaya hidup sehat dan menjauhi narkoba. Yang tak kalah pentingnya yakni mengajak masyarakat untuk sukarela melakukan tes HIV/Aids sebagai bentuk deteksi dini,” terangnya.

Sementara itu Kepala Puskesmas I Mlati, dr Ernawati menegaskan seseorang tidak akan tertular HIV/Aids hanya dengan bersalaman maupun berbicara bersama penderitanya. Bahkan merawat penderitanya pun seseorang itu tidak akan kemudian serta merta tertular.

“Pemahaman inilah yang harus diberikan kepada masyarakat bahwa penularan HIV/Aids itu tidaklah sesederhana itu. HIV/Aids akan menular melalui beberapa media seperti cairan dalam tubuh, penggunaan jarum suntik yang tidak steril maupun berhubungan secara tidak sehat. Selama kita tidak melakukan aktifitas itu maka masyarakat tak perlu cemas,” jelasnya.

Saat ini Puskesmas Mlati I juga tengah giat melakukan pendataan terhadap penderita HIV/Aids. Hal itu dilakukan agar pihak Puskesmas mengetahui sedini mungkin agar nantinya dapat segera dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk dilakukan pengobatan.

“Kami dua metode penjaringan yaitu saat masyarakat melakukan pemeriksaan rutin misalnya ketika seorang ibu hamil melakukan pemeriksaan darah, seorang bayi yang baru dilahirkan maupun saat seorang pasangan hendak menikah melakukan tes kesehatan. Metode yang kedua yakni kami datang langsung ke masyarakat untuk mencari informasi tentang ada tidaknya warga yang menederita HIV/Aids,” jelas Ernawati.

Dalam kegiatan pembetukan SETIA dan sosialisasi program GEBRAK ini dilakukan pula penandatanganan nota kesepakatan lintas sektoral antara Unriyo, Dinkes Sleman, Puskesmas Mlati I, Pemerintah Kecamatan Mlati serta Pemerintah Desa Sinduadi dan Sendangadi. Sementara untuk pelatihan dan pembekalan para kader SETIA dilibatkan pula peranserta LSM Victory Plus dan Vesta sebagai narasumber. Nantinya setelah SETIA terbentuk maka akan diteliti kembali efektifitasnya untuk meningkatkan paratisipasi remaja dalam Voluntary Counseling and Test (VCT). (Van)

Kredit

Bagikan