Siaga Bencana Kekeringan, 1.571 KK Terancam Kekurangan Air Bersih

ilustrasi
SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo tetapkan status siaga terhadap kerawanan bencana alam kekeringan. Pada tahun 2018 lalu ada 1.571 Kepala Keluarga (KK) terdampak kekeringan di wilayah Kecamatan Tawangsari dan Weru. Sedangkan hingga pertengahan Juni tahun 2019 ini petugas sudah menerima permohonan bantuan air bersih untuk sekitar 79 KK warga Dukuh Plumbon, Desa Alasombo, Kecamatan Weru.
Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto, Senin (17/6/2019) mengatakan, sesuai informasi dari BMKG yang diterima BPBD Sukoharjo diketahui bahwa akhir musim hujan dan awal kemarau terjadi pada awal Mei. Kondisi sekarang dibeberapa wilayah sesuai pemantauan BPBD sudah terlihat mengering khususnya di wilayah bagian selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Namun khusus untuk Kecamatan Bulu saat kemarau datang kebutuhan air warga masih bisa terpenuhi dari keberadaan sumber mata air atau sendang dan Pamsimas. Sedangkan warga di Kecamatan Tawangsari dan Weru terpaksa harus meminta bantuan ke Pemkab Sukoharjo.
Data dari BPBD Sukoharjo diketahui wilayah rawan kekeringan di Kecamatan Tawangsari meliputi Dukuh Watulumbung, Desa Watubonang dan Desa Pundungrejo. Sedangkan kekeringan di Kecamatan Weru meliputi Desa Alasombo, Desa Jatingarang, Ngreco, Tawang dan Karangmojo.
"Kondisi di Sukoharjo sudah kemarau sejak awal Mei sesuai prediksi BMKG. Puncak kekeringan terjadi pada Agustus. Tapi bukan berarti setelah itu hujan sebab kemarau panjang masih berlangsung diperkirakan hingga Oktober atau November mendatang," ujarnya.
BPBD Sukoharjo sekarang sudah menerjunkan petugasnya untuk melakukan pemantauan wilayah dengan mendatangi desa rawan kekeringan. Petugas di lapangan juga sekaligus melakukan pengecekan kondisi sumur warga dan sumber air lainnya seperti sendang dan Pamsimas. Hal itu penting untuk mengetahui perkembangan atau kondisi terakhir stok air yang dimiliki warga.
Wilayah rawan kekeringan nantinya akan jadi prioritas penanganan dari BPBD Sukoharjo dengan mengirimkan bantuan air bersih. Hal itu menjadi solusi terakhir mengingat kebutuhan air bersih warga harus dipenuhi setiap hari. Pengiriman air dilakukan BPBD Sukoharjo dengan menggunakan truk tangki milik PDAM Sukoharjo.
"Posisi sekarang sudah ada pengajuan permohonan bantuan air bersih dari warga dua RT atau sebanyak 79 KK di Dukuh Plumbon, Desa Alasombo, Kecamatan Weru. Tapi permintaan itu tidak semua untuk 79 KK sebab ada beberapa KK sekarang masih bisa memenuhi kebutuhan air dari sumur," ujarnya.
BPBD Sukoharjo setelah mendapat pengajuan permohonan tersebut langsung melakukan proses dan koordinasi dengan Baznas dan PDAM Sukoharjo. Namun hingga sekarang belum diketahui kapan bantuan air bersih akan dikirimkan ke warga.
"Pengiriman bantuan air bersih ke warga terdampak kekeringan tidak hanya dari BPBD Sukoharjo saja. Sebab masih ada banyak pihak yang rutin setiap tahun memberikan bantuan air bersih. Mereka seperti dari komunitas, CSR perusahaan atau kantor, alumni sekolah, lembaga dan lainnya," lanjutnya.
Pengiriman air bersih untuk warga akan semakin banyak saat masuk puncak kekeringan diperkirakan Agustus nanti. Satu tangki berisi sekitar 4 ribu liter akan dikirimkan petugas secara bergantian kepada warga setiap empat hari sekali.
"Pada tahun 2018 lalu total ada 839 tangki air masing masing tangki berisi sekitar 4 ribu liter air bersih dikirimkan ke 1.571 KK terdampak kekeringan di wilayah Kecamatan Tawangsari dan Weru pada periode Juli - November," lanjutnya.
Pada tahun 2019 BPBD Sukoharjo memperkirakan jumlah warga terdampak kekeringan yang kekurangan air bersih jumlahnya tidak jauh beda dengan tahun 2018 lalu. Meski demikian BPBD Sukoharjo menjamin kebutuhan air bersih warga terdampak kekeringan tetap akan dipenuhi oleh Pemkab Sukoharjo.
"Sepanjang ada pengajuan permohonan dari warga terdampak kekeringan maka akan kami proses terlebih dahulu sesuai aturan. Termasuk pengecekan ke lapangan terlebih dahulu untuk memastikan kondisi sebenarnya. Untuk tahun 2019 kemungkinan warga terdampak kekeringan kekurangan air bersih sama dengan tahun 2018 lalu," lanjutnya. (Mam)
BERITA TERKAIT
Ciptakan Kesetaraan Gender, Pemkab Sukoharjo Sosialisasikan Perda PUG
Bangun Karakter Siswa, SMAN 11 Yogya Gelar MABATA
Terlibat Calo Bintara, 5 Oknum Polda Jateng Dipecat dan Terancam Pidana
Literasi Jadi Alat Maksimalkan Kualitas SDM Indonesia
Bekali Kemampuan Penulisan, Kanwil Kemenag DIY Gelar FGD Kehumasan
Sambut Ramadan, Kemenag Kirim 50 Pendakwah Moderat ke Daerah 3T
Propam Polres Sukoharjo Gelar Tes Urine Dadakan, Hasilnya?
Polisi Dalami Dugaan Penganiyaan Fitri Disabilitas Yatim Piatu
Janji Didepan Makam Para Pahlawan, Masyarakat Kota Yogya Deklarasi Pemilu Damai
Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang BaruRp 3,8 Juta Per Orang
Terbaik dalam Layanan Digital, Kemenkumham Terima Penghargaan dari Kementerian PANRB
Jenazah Syabda Dimakamkam Berdampingan dengan Ibu dan Nenek
Orangtua Ayu Indraswari Terakhir Bertemu Sabtu Pagi, Sore Sudah Tak Bisa Dihubungi
Cegah Kerusakan Lingkungan, Srikandi Ganjar Gelar DIY Workshop Ecoprint
Bupati Gunungkidul luncurkan Aplikasi 'Gampang Gawe Surat'
Pelayat Mendatangi Rumah Duka Syabda Perkasa
Kesbangpol DIY Perkuat Sinergitas Pokja Ketahanan Ekonomi
Merti Dusun Papringan Ditutup dengan Pementasa Kuda Lumping
Qomaru Terpilih Sebagai Ketua Ketua PDM Bantul
Bank Indonesia Mulai Menerima Penukaran Uang Baru Mulai 27 Maret
Dirut KR Resmikan Balai Warga Semeru