Sumur Warga Kragilan Kering, Pemkab Sukoharjo Terjunkan Tim

Tim ahli PDAM Sukoharjo dan petugas terkait saat melakukan pengecekan kondisi sumur warga Kragilan, Pucangan, Kartasura yang dikeluhkan mengering. (wahyu imam ibadi)
SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Pengecekan terhadap sumur warga di Dukuh Kragilan RW 15 Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura dilakukan oleh Muspika Kecamatan Kartasura bersama PDAM Sukoharjo dan tim ahli. Pengecekan serupa juga dilakukan di sumur bor milik PDAM Sukoharjo di Dukuh Patahan, Desa Kertonatan, Kecamatan Kartasura. Hal tersebut dilakukan sebagai usaha mengetahui sumber penyebab masalah penyusutan air bahkan keringnya sumur milik warga setelah PDAM Sukoharjo mengoperasikan sumur bor. Dibutuhkan waktu maksimal 20 hari untuk mengetahui hasil pengecekan tersebut.
Camat Kartasura Suyadi Widodo bersama Muspika Kartasura saat memimpin musyawarah dengan warga Dukuh Kragilan RW 15 Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Jumat (14/6/2019) mengatakan, pada Kamis (13/6/2019) malam Muspika Kartasura sudah menggelar musyawarah dengan mengundang warga di Balaidesa Pucangan untuk menyelesaikan masalah keluhan penyusutan air sumur. Pada pertemuan tersebut disepakati ada pengecekan langsung terhadap kondisi sumur warga yang dilaksanakan secara acak, Jumat (14/6/2019) pagi.
Pengecekan dilakukan secara terbuka dan disaksikan bersama oleh semua pihak terkait. PDAM Sukoharjo menerjunkan petugas, tim ahli dan badan pengawas mengecek beberapa sumur warga. Pengecekan dilakukan seperti kondisi kedalaman bangunan sumur dan debit air. Seperti dilakukan di sumur milik warga RT 01 RW 15 Tripodo dan Slamet Riyadi.
Saat dilakukan pengecekan kedua warga pemilik sumur dihadapan petugas mengelukan penyusutan debit air secara drastis sejak Mei lalu atau saat pertengahan puasa Ramadan kemarin. Penyebab masalah diduga karena beroperasinya sumur bor milik PDAM Sukoharjo di Dukuh Patahan, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura yang berbatasan dengan Dukuh Kragilan, Desa Pucangan, Kecamatan Karasura.
"Sudah dilakukan pengecekan terhadap beberapa sumur warga dengan melibatkan petugas dan pengurus RT/RW. Hasilnya baru bisa diketahui maksimal 20 hari kedepan. Selama itu kami meminta warga untuk bersabar," ujarnya.
Anggota Badan Pengawas PDAM Sukoharjo Nurdin mengatakan, Badan Pengawas PDAM Sukoharjo ikut turun memantau langsung kondisi sebenarnya di lapangan. Sebab sebelumnya warga Kragilan, Pucangan, Kartasura mengeluhkan kondisi air sumur mereka mengalami penyusutan drastis sejak beberapa hari terakhir.
"Kami tekankan selaku Badan Pengawas PDAM Sukoharjo bahwa tidak mencari siapa yang salah dan benar. Tapi mencari akar masalah terjadinya kekeringan sumur warga apakah memang seperti yang dikeluhkan karena ada sumur bor PDAM atau faktor alam. Dewan pengawas bila sudah menemukan akar masalah maka harus dicari solusi," ujarnya.
Nurdin menegaskan, warga di Dukuh Kragilan, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura tidak perlu khawatir. Sebab masalah yang terjadi sekarang sedang dicarikan formula terbaik penyelesaiannya.
"Pemerintah sendiri khususnya Pemkab Sukoharjo dan PDAM Sukoharjo sudah banyak membantu warga khususnya dalam penyediaan air bersih. Di wilayah yang lebih kering dari Kartasura saja seperti di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu sudah sering dibantu dalam program penyediaan air bersih. Mungkin termasuk di Kragilan, Pucangan ini juga ada program serupa. Tapi kami tetap menunggu dulu hasil pengecekan ini," lanjutnya.
Kabag Teknik PDAM Sukoharjo Mat Hasyim saat memimpin tim mengatakan, pengecekan sumur warga dilakukan secara langsung untuk mengetahui kondisi dan data yang diperlukan. Total sesuai keterangan RW ada 150 kepala keluarga (KK) yang mengeluhkan air sumur mengalami penyusutan debit bahkan mengering. Dari jumlah tersebut diambil sekitar 10 - 15 persen saja untuk dilakukan pengecekan oleh tim PDAM Sukoharjo bersama petugas terkait lainnya.
"Sekarang pengecekan tahap pertama dilakukan terhadap sumur warga Kragilan, Pucangan pada saat kondisi sumur bor PDAM Sukoharjo di Patahan, Kertonatan dimatikan atau tidak beroperasi selama 10 hari. Kemudian pengecekan tahap kedua dilakukan 10 hari kemudian pada saat sumur bor PDAM Sukoharjo dihidupkan atau diaktifkan. Total butuh waktu 20 hari untuk mengetahui hasil pengecekan. Sebab kami butuh data perbandingan kondisi sumur warga pada saat sumur bor PDAM Sukoharjo dihidupkan dan dimatikan," ujarnya.
Perkembangan kondisi sumur warga akan dipantau oleh warga dan tim PDAM Sukoharjo setiap hari selama 20 hari kedepan terhitung Jumat (14/6/2019). Hasilnya nanti akan dijadikan pedoman bersama antara warga dan PDAM Sukoharjo dalam mencari sumber masalah dan penyelesaiannya.
Ketua RW 15 Dukuh Kragilan, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura Sudarsono mengatakan, total ada 150 KK terdampak karena air sumur mengalami penyusutan bahkan mengering. Warga menduga kejadian tersebut disebabkan karena faktor beroperasinya sumur bor milik PDAM Sukoharjo.
Warga berharap masalah segera teratasi dan kembali mudah mendapatkan air dari sumur. Sebab sejak pertengahan Mei hingga sekarang warga mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih.
"Pengecekan sumur ini memang sesuai permintaan warga dan setelah ini warga meminta sumber masalah bisa diketahui dan mudah mendapatkan air bersih," ujarnya.
Sudarsono meminta kepada PDAM Sukoharjo agar selama pengecekan tahap pertama ini sumur bor di Patahan, Kertonatan dimatikan terlebih dahulu. Sebab warga menduga keberadaan sumur bor tersebut menjadi sumber masalah. (Mam)
BERITA TERKAIT
Ciptakan Kesetaraan Gender, Pemkab Sukoharjo Sosialisasikan Perda PUG
Bangun Karakter Siswa, SMAN 11 Yogya Gelar MABATA
Terlibat Calo Bintara, 5 Oknum Polda Jateng Dipecat dan Terancam Pidana
Literasi Jadi Alat Maksimalkan Kualitas SDM Indonesia
Bekali Kemampuan Penulisan, Kanwil Kemenag DIY Gelar FGD Kehumasan
Sambut Ramadan, Kemenag Kirim 50 Pendakwah Moderat ke Daerah 3T
Propam Polres Sukoharjo Gelar Tes Urine Dadakan, Hasilnya?
Polisi Dalami Dugaan Penganiyaan Fitri Disabilitas Yatim Piatu
Janji Didepan Makam Para Pahlawan, Masyarakat Kota Yogya Deklarasi Pemilu Damai
Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang BaruRp 3,8 Juta Per Orang
Terbaik dalam Layanan Digital, Kemenkumham Terima Penghargaan dari Kementerian PANRB
Jenazah Syabda Dimakamkam Berdampingan dengan Ibu dan Nenek
Orangtua Ayu Indraswari Terakhir Bertemu Sabtu Pagi, Sore Sudah Tak Bisa Dihubungi
Cegah Kerusakan Lingkungan, Srikandi Ganjar Gelar DIY Workshop Ecoprint
Bupati Gunungkidul luncurkan Aplikasi 'Gampang Gawe Surat'
Pelayat Mendatangi Rumah Duka Syabda Perkasa
Kesbangpol DIY Perkuat Sinergitas Pokja Ketahanan Ekonomi
Merti Dusun Papringan Ditutup dengan Pementasa Kuda Lumping
Qomaru Terpilih Sebagai Ketua Ketua PDM Bantul
Bank Indonesia Mulai Menerima Penukaran Uang Baru Mulai 27 Maret
Dirut KR Resmikan Balai Warga Semeru