Warga Kragilan Keluhan Keberadaan Sumur Dalam PDAM Sukoharjo

user
danar 14 Juni 2019, 07:51 WIB
untitled

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Puluhan warga Dukuh Kragilan, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura mengeluhkan kodisi air sumur mereka mengalami penyusutan debit secara drastis. Bahkan beberapa warga mengeluhkan air sumur sampai kering. Diduga penyebab kejadian tersebut karena beroperasinya sumur bor milik PDAM Sukoharjo. Pihak pemerintah desa memediasi masalah tersebut dengan mempertemukan warga dengan PDAM Sukoharjo.

Kepala Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura Budiyono, Kamis (13/6/2019) mengatakan, letak pengeboran sumur milik PDAM Sukoharjo berada di tanah kas desa di Dukuh Patahan, Desa Kertonatan yang kebetulan berbatasan dengan Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura. Wilayah tersebut hanya dibatasi dengan sebuah sungai.

Sumur bor milik PDAM Sukoharjo tersebut sudah beroperasi dan diduga menyebabkan air sumur warga mengalami penyusutan debit bahkan ada yang mengering. Kondisi tersebut membuat kaget warga karena sebelumnya belum pernah ada kejadian seperti itu.

“Warga berasumsi kalau air sumur mereka mengalami penurunan debit bahkan ada yang mengering karena beroperasinya sumur bor milik PDAM Sukoharjo di Dukuh Patahan, Kertonatan yang berbatasan dengan Kragilan, Pucangan,” ujarnya.

Keluhan warga sudah disampaikan ke Pemerintah Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura. Selanjutnya diteruskan ke PDAM Sukoharjo untuk dicari solusinya.

Pemerintah Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura sudah melakukan mediasi antara warga dengan PDAM Sukoharjo. Namun hasilnya selalu belum menemui titik terang. Warga tetap berpendapat kalau masalah air sumur disebabkan karena keberadaan sumur bor PDAM Sukoharjo.

“Pihak PDAM Sukoharjo sudah melakukan kajian teknis dan izin lengkap sesuai standar. Kami dari pemerintah desa juga sering melakukan mediasi dan memang belum ada titik terang penyelesaian masalah. Warga tetap ngotot,” lanjutnya.

Pemerintah Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura mendapatkan informsi dari warga bahwa di Kragilan sedikitnya ada 110 sumur. Dari jumlah tersebut sebagian besar bermasalah berupa penurunan debit air secara drastis setelah beroperasinya sumur bor PDAM Sukoharjo.

“Warga yang kesal karena kekurangan air kemudian memaksa diberhentikannya pengoperasian sumur bor milik PDAM sejak Rabu (12/6/2019),” lanjutnya.

Akibat kejadian tersebut membuat masalah baru karena warga pelanggan air PDAM Sukoharjo menjadi kesulitan mendapatkan pasokan. “Pihak PDAM Sukoharjo sudah membuat surat pemberitahuan ke pelanggan karena memang ada masalah. Kami pihak desa juga telah menerima surat edaran,” lanjutnya.

Pemerintah Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura dikatakan Budiyono berharap masalah segera selesai. Sebab segala usaha telah dilakukan termasuk dari PDAM Sukoharjo dengan memfasilitasi kran air bersih untuk warga.

Dirut PDAM Sukoharjo Muhammad Mahfud Faozi mengatakan, PDAM Sukoharjo memberikan pelayanan air bersih kepada pelanggan dengan mengambil sumber dari Sungai Bengawan Solo. Namun dibeberapa wilayah terpaksa harus mengambil air dari sumur dalam. Salah satunya di Kecamatan Kartasura dimana PDAM Sukoharjo membuat sumur dalam di wilayah Desa Kertonatan.

Dalam pembuatan sumur dalam PDAM Sukoharjo sudah sesuai dengan standar kontruksi. Dengan demikian tidak menganggu keberadaan sumur warga sekitar.

PDAM Sukoharjo khusus sumur dalam di wilayah Kertonatan sudah melakukan sosialisasi kepada warga sekitar. Air yang dihasilkan dari sumur tersebut sebanyak 10 liter per detik dan mampu memenuhi kebutuhan 800 pelanggan.

“PDAM Sukoharjo sudah menerjunkan tim melihat kondisi di lapangan dan mendengar keluhan warga. Sumur dalam di Kertonatan sudah beroperasi sejak Desember kemarin. Hasil pengecekan lapangan diketahui menurut keterangan tim bahwa berkuranganya debit air di sumur warga bukan karena sumur dalam PDAM Sukoharjo,” ujarnya. (Mam)

Kredit

Bagikan