Mahasiswa UNY Ciptakan Sepatu Akupuntur 'Jetzs’kil'

istimewa
SLEMAN merupakan daerah penghasil salak pondoh terbesar di Indonesia. Namun sangat disayangkan bahwa buah salak ini justru memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah ketika panen raya terjadi. Perlu adanya inovasi dalam pemasaran buah salak menjadi bentuk lain yang dapat diterima masyarakat dengan harga yang lebih tinggi.
Buah salak tersebut biasanya hanya dimanfaatkan daging buahnya saja oleh masyarakat dalam bentuk makanan, cemilan, atau bahkan dijual dalam buah yang masih utuh. Limbah salak sendiri belum dapat teroptimalisasikan penggunaannya untuk dijadikan produk industri kreatif. Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan dengan anggota timnya yaitu Nifta Noor Halimah, Nurul Wulan Sari, Evania Dian Widyastuti dari Teknologi Pendidikan, Alfi Meilan Khasanah dari Pendidikan Ekonomi dan Hasna Ulfah Edwina dari Biologi memiliki inovasi untuk mengolah limbah salak yang tidak terpakai tersebut menjadi sebuah alas kaki akupuntur yang dipadukan dalam sebuah sepatu.
BACA JUGA :
Smart Shoes, Sepatu Kesehatan Bermotif Lukis Ciptaan Mahasiswa UNY
Sepatu yang diberi nama Jetz’skil (Pijet Sikil) ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memenuhi pola hidup sehat meskipun tidak mempunyai waktu khusus untuk berolahraga. Hal ini juga didasari tentang fakta yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya berolahraga. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2015 menunjukkanZ jumlah masyarakat Indonesia yang rutin berolahraga hanya 27,61% atau bisa dibilang masyarakat Indonesia yang rutin berolahraga (minimal satu kali seminggu) belum mencapai sepertiga jumlah penduduk Indonesia. Padahal seperti yang kita ketahui, bahwa dengan rajin berolahraga mampu memperlancar peredaran darah dalam tubuh sehingga mengurangi resiko terjangkitnya suatu penyakit.
Sepatu Pijet Sikil ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya terbuat dari limbah salak sehingga ramah lingkungan, meningkatkan nilai ekonomis dari limbah salak dan
memberikan dampak kesehatan bagi pengguna. Lalu,ashionable dan unik karena motif sepatu terbuat dari kulit salak.
Produk sepatu Jetz'skil ini memanfaatkan limbah dari buah salak berupa biji dan kulitnya. Kulit dan biji salak tersebut memiliki beberapa kelebihan yang dapat dimanfaatkan. Kelebihan tersebut diantaranya adalah kulit salak memiliki motif yang unik dan menarik sehingga dapat dijadikan sebagai nilai tambah estetika dalam sebuah produk industri kreatif. Kemudian biji salak memiliki tekstur keras dan halus pada lapisan luarnya yang cocok digunakan sebagai penekan titik-titik refleksi pada telapak kaki manusia.
Produk sepatu akupuntur ini dibuat dengan menempelkan biji salak di alas sepatu dan kulit salak pada permukaan sepatu yang telah jadi setelah dilakukan proses pengeringan kedua bahan tersebut. Selain memiliki manfaat dari segi kesehatan penggunanya, sepatu ini juga sangat fashionable untuk digunakan karena motifnya yang unik dengan tekstur khas permukaan kulit salak. Terlebih apabila dilihat dari segi ketersediaan bahan, kulit dan biji salak ini sangat mudah ditemui di daerah Sleman, Yogyakarta terutama kecamatan Turi. Jadi keberlangsungan usaha ini akan terjamin dengan ketersediaan bahan baku tersebut.
Dengan menggunakan sepatu kesehatan Jetz’skil dimaksudkan untuk menjadi salah satu solusi alternatif yang menjadi bagian dari gerakan hidup sehat bagi pemakainya. Bersamaan dengan hal tersebut juga sebagai bentuk upaya untuk mengembangkan produk potensi daerah yang lestari. Kedepannya produk ini diharapkan dapat menjadi terobosan baru dalam dunia produk akupuntur. Bagi pembaca yang berminat bisa menghubungi official akun Jetz’skil di Facebook atau Instagram. (*)
BERITA TERKAIT
Ditangkap! Seorang WNI Mengemis di Kuala Lumpur
Promosi dan Publikasi WBTb Melalui Pengenalan Wayang Animasi
Lunpia Semarang Jadi Legenda Oleh-oleh Mudik Lebaran
Setelah Daging Busuk, Giliran Makanan Berformalin Ditemukan di Pasar Ini
Inilah 3 Kampus Swasta Terbaik di Jateng Versi Unirank, Buruan Daftar!
Pencuri Laptop Jamaah Masjid Ditangkap
Purbalingga Fokus Enam Prioritas Pembangunan Tahun Depan
Biomedis Jadi Ilmu Favorit di Masa Depan
Lurah Sriharjo Kesal, Jalan Ambles di Wunut Belum Diperbaiki
Berbagi Senyum Berkah di Ramadan 2023, JNE Hadirkan Beragam Program
Ramadhan Keliling Dunia Bersama Unissula
Hari Film Nasional: Insan Perfilman Terus Bergerak Wujudkan Merdeka Berbudaya
Disperinaker Sukoharjo Pantau Pembayaran THR Idul Fitri 2023
Innalillahi..Bocah Kembar Terseret Arus Anak Sungai Serang, Begini Kondisinya
1.000 Anak Yatim di Salatiga Terima Santunan Ramadhan
Hujan Angin 'Ngamuk' di Bantul, Belasan Pohon Tumbang Timpa Rumah
Hebatnya Via Vallen, Sediakan Sahur Gratis Selama Bulan Ramadan Full!
Batal Jadi Host Piala Dunia U-20 Presiden Minta Jangan Saling Menyalahkan
Pendataan Ulang Tanah PT KAI di Wonogiri Tanpa Ribut-ribut
UNNES Terima 2.223 Mahasiswa Jalur SNBP
Bentengi Keluarga dari Radikalisme, Kaum Perempuan Perlu Memiliki Kecerdasan Digital