ISI Yogya Respon Revolusi Industri 4.0

BANTUL, KRJOGJA.com - Sebagai bentuk respon atas revolusi industri 4.0, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta mengadakan simposium internasional. Rektor ISI Yogyakarta, Prof Dr M Agus Burhan MHum menuturkan ISI Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi seni tertua di Indonesia melakukan sebuah langkah besar dengan gebrakannya merespons hadirnya Revolusi Industri 4.0.
Melalui tema Dies Natalis XXXV - Lustrum VII ISI Yogyakarta yang berjudul ‘Kecerdasan Buatan dalam Seni di Era Revolusi Industri 4.0’ diadakanlah simposium internasi0nap tersebut. Adapun dalam pelaksanaan Joint International Conference terindeks Scopus ini juga sekaligus menghadirkan dua konferensi internasional, yaitu CREATIVEARTS (International Conference on Intermedia Arts and Creative Technology) dan ICONARTIES (International Conference on Interdisciplinary Arts and Humanities).
"Ketiga rangkaian kegiatan tersebut dirancang dalam sebuah kepanitiaan Annual Symposium of Arts, Technology, and Humanities 2019," jelas Burhan kepada KRJOGJA.com, Senin (07/07/2019).
Pelaksanaan acara juga bagian dari inovasi ISI Yogyakarta dalam mengembangkan kapasitas akademik dan kerja sama internasional bagi seluruh civitas akademiknya. Ditambahkan Burhan, seni, teknologi, dan humaniora dalam perkembangannya saling mendukung dan memiliki keterkaitan ilmiah satu sama lain.
Semakin berkembang masyarakat, maka semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Hal ini membutuhkan solusi dan kajian yang komprehensif dari semua aspek. Kajian-kajian interdisipliner saat ini sudah mulai berkembang.
Hal ini dibuktikan dengan banyak ahli yang mulai tertarik pada prinsip, kebijakan dan aplikasi percampuran berbagai keilmuan sebagai solusi permasalahan yang mereka dihadapi. "Secara langsung maupun tidak langsung perubahan pada penyelesaian masalah bidang seni, teknologi, dan humaniora secara interdisipliner pada aspek masyarakat turut menentukan hadirnya perubahan pada dunia," tambahnya lagi.
Beberapa keynote speaker yang hadir dalam Joint International Conference 2019 di antaranya Associate Profesor Dr. Veerawat Sirivesmas (Silpakorn University, Thailand) , Prof. Shahanum Mohd. Shah, Ph.D. (Universiti Teknologi MARA, Malaysia) , Prof. Matthew Isaac Cohen, Ph.D. (Royal Holloway, University of London, UK) , Dr. Szigeti Gabor Csongor (Eszterhazy University, Hungaria), Prof. Eduard Groller (TU Wien Institute of Computer Graphics and Algorithms, Austria) , Prof. Karan Singh (University of Toronto, Canada) , Prof. Susanne P. Radtke (Ulm University of Applied Science, Germany) dan Prof. Ruslan Abdul Rahim, Ph.D. (Universiti Teknologi MARA, Malaysia).
"Mereka memaparkan pemikirannya untuk menjawab tema konferensi internasionao dalam merespon revolusi industri 4.0," tutupnya. (Aje)
BERITA TERKAIT
Real Madrid Optimis Datangkan Bisa Erling Haaland Tahun Depan
Profil Iwan Setiawan Lukminto, Penerus Sritex Masuk 50 Orang Terkaya Indonesia
Kuota Mudik Gratis Kapal Laut Kemenhub 5 Ribu Kursi, Buruan Daftar!
Hiii..Ular Piton 23 Kg Tersangkut di Pipa Toilet
Another Project Rilis Single Penanda Perjuangan Untuk Terus Berkarya
Elon Musk Sentil Bos WHO di Twitter, Bakal Ramai Nih
Persiapan Angkutan Lebaran, Kemenhub Sampaikan Perkembangan Program Mudik Gratis 2023
Yuk Simak Single Baru Painkiller Party, Duo Elektronicore dari Berlin
Hubungan Intim Kala Puasa, Ini Waktu Terbaik Kata Dokter Boyke
Punya Performa Tinggi, Ini Spesifikasi OPPO Reno8 5G Sunkissed Beige
Layanan Pariwisata, Pemkab Bangun Gedung Disparpora Berkonsep Modern Minimalis
Ibu Rumah Tangga Diperkosa Hingga Tewas
Bupati Purbalingga Lantik 17 Pejabat Baru, Diminta Segera 'Gercep'
Tips Menyambut Datangnya Ramadan Ala Tokopedia
Cerita Mahasiswa UMY Dapat Takjil Gratis dari Kampus, Isinya Mewah
Timsus Harimau Polres Wonogiri Cek Kelengkapan Jelang Pengamanan Puasa
Ketum PP Muhammadiyah Beri Pesan Soal Penutupan Patung Bunda Maria di Lendah
Bangunan Liar Ada di Sempadan Anak Sungai Bengawan Solo, BBWSBS Harus Tanggung Jawab
Turis Amerika Hilang Secara Misterius di Kota Tua
Cawapres Sudah di Tangan Anies Baswedan
MA Tolak Kasasi Gugatan Hak Cipta Tabungan Emas Pegadaian