Perhatikan Kesejahteraan Kuda, GrabAndong Diluncurkan

user
agung 24 Agustus 2019, 09:35 WIB
untitled

YOGYA, KRJOGJA.com - Grab Indonesia melirik moda transportasi ikonik andong dengan meluncurkan aplikasi daring. GrabAndong ini diharapkan menambah kesejahteraan kusir andong bahkan kesejahteraan kuda andong sehingga dapat bekerja optimal tanpa mengeksploitasinya.


Menurut Dr drh Yuriadi MP dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, pihaknya sudah melakukan penyuluhan agar kusir dalam menerima jasa andong ini juga mempertimbangkan kebugaran kuda. Jam kerja kuda dibatasi lima kali trayek, atau kurang lebih 5 hingga 7 jam perhari.

"Itu cukup untuk jam kerjanya, sebab kalau melebihi itu akan menyebabkan menurunnya kebugaran kuda. Eksploitasi berlebihan bisa menyebabkan kuda kena penyakit kejang otot atau kencing darah," kata Yuriadi yang juga Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Kuda Paguyuban Kusir Andong DIY kepada KRjogja.com, Jumat (23/8).

Selain jam kerja terbatas dan istirahat cukup, beberapa faktor untuk mengoptimalkan kesejahteraan kuda juga diperhatikan. Misalnya kebutuhan pakan yang mengandung gizi dan kalori tinggi untuk menopang energi kuda pekerja. Begitu juga kondisi istal (kandang kuda).


"Peternak harus memiliki kandang umbaran dengan luas kurang lebih 100 meter persegi, sehingga kuda leluasa bergerak dan beristirahat. Lantai kandangnya juga harus bersih, kering, dan hangat. Semua faktor itu secara keseluruhan akan menjaga kondisi badan kuda tetap bugar dan atletis," terang Yuriadi yang didampingi Paguyuban Kusir Andong DIY Purwanto.


Terkait itu, Grab, Dinas Pariwisata DIY dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta bekerja sama untuk menghadirkan terobosan moda transportasi lokal ikonik tersebut bertepatan pada 'Malioboro Night Festival 2019' di Monumen SO 1 Maret Yogya, Jumat (23/8) malam.

Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi meresmikan langsung GrabAndong.


Neneng Goenadi mengatakan, peluncuran GrabAndong merupakan bentuk dukungan Grab untuk melestarikan ragam kekayaan tradisi dan juga budaya Yogyakarta kepada penduduk sekitar maupun wisatawan. "Kami senang dapat memfasilitasi kebutuhan para wisatawan dan pengguna Grab yang ingin menjelajahi kawasan Malioboro dengan moda transportasi tradisional yang khas berpadukan dengan dukungan teknologi terkini," tegasnya. (M-1/Sal)




Kredit

Bagikan